#1 Weekly Sharing : Learning How to Learn

Weekly sharing pada kamis lalu (09/03/2017), saya berkesempatan untuk menyampaikan materi Learning How to Learn yang didasari dari kelas online di coursera. Beberapa materi yang akan saya bahas diantaranya adalah 2 macam mode kerja otak, macam-macam memory, pentingnya tidur, mencegah penundaan, teknik recall dan spaced repetitiondan cara belajar yang baik dan buruk.

“I’m still learning” -Michelangelo at age 87

Learning its happen all time until we die, Michelangelo saja pada umurnya yang ke 87 ternyata masih melakukan proses belajar.

Mode Fokus dan Mode Difus

Otak kita punya dua keadaan yaitu mode fokus dan ** mode difus**. Seperti namanya, mode fokus terjadi saat kita sedang fokus memikirkan satu masalah, misalnya saat sedang menulis artikel ini saya tidak sedang memikirkan bagaimana menjadi peselancar terbaik atau merencanakan liburan akhir tahun, otak saya hanya memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang sedang saya kerjakan.

Menggunakan analogi permainan pinball seperti gambar dibawah ini dimana Anda menarik pelempar bola sehingga bola akan terpantul kesana kemari melewati bemper-bemper yang terpasang dengan begitulah anda akan mendapatkan poin.

Gambar 1: Mode Fokus

sumber : https://www.coursera.org/learn/learning-how-to-learn

Gambar di atas bemper-bemper merepresentasikan informasi-informasi yang ada di otak kita, pola merah merepresentasikan pola informasi yang telah kita ketahui. Contohnya ketika otak saya telah memiliki konsep sistem operasi penjumlahan, dan saya mengetahui tentang angka-angka, maka ketika diberikan pertanyaan 8 + 2 saya mengetahui jawabannya adalah 10. Dari sekolah dasar hingga kuliah saya telah mendapatkan pelajaran matematika, sehingga menjumlahkan 8 + 2 sangat mudah bagi saya.

Akan tetapi jika saya menemukan suatu masalah berkaitan dengan konsep-konsep atau ide-ide yang baru saya pelajari, tentu saja saya akan menemui kesulitan dalam merelasikan konsep-konsep tersebut dengan konsep yang telah saya ketahui. Pola hitam pada gambar di atas merepresentasikan konsep-konsep baru yang belum familiar bagi otak saya, sehingga saat bola terpantul dia tidak bisa segera menemukan bemper-bemper yang berkaitan dengan konsep baru tersebut. Sehingga dibutuhkan adanya mode difus. Berbeda dengan mode fokus, bemper-bemper pada mode difus letaknya berjauhan membuat bola dapat terpantul kesana kemari dan dapat menjangkau bemper-bemper yang sangat jauh seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 2: Mode Difus

sumber : https://www.coursera.org/learn/learning-how-to-learn

Contoh dari mode difus adalah saat kita beristirahat dan tidak memikirkan satu hal yang spesifik seperti saat Anda sedang melihat-lihat akun sosial media dan menemukan seorang teman Anda mengunggah fotonya sedang berlibur di pantai sehingga membuat Anda mengingat kembali moment berlibur bersama keluarga tahun lalu, kemudian teman Anda yang lain mengunggah fotonya sedang ikut maraton dan membuat Anda merasa ingin merencanakan jadwal berolahraga, dll.

Pada intinya adalah saat dalam kondisi difus mode, otak dapat memikirkan apapun mulai dari liburan di pantai, membuat jadwal olahraga, merencanakan investasi, sampai membuat pasta untuk makan malam nanti. Ketika otak Anda kesana kemari memikirkan hal-hal tersebut, bola sampai ke bemper-bemper konsep yang baru Anda pelajari.

Perlu diingat bahwa kedua mode ini tidak dapat terjadi secara bersama-sama, seperti boolean, antara true atau false. Dan untuk membuat pola yang hitam mudah dijangkau oleh bola maka anda harus terus menerus memantulkan bola anda antara mode fokus dan difus.

Pola-pola yang digambarkan pada kedua gambar diatas disebut chunk yaitu kumpulan informasi yang terhubung baik secara makna maupun penggunaan. Pola-pola yang sering dilewati oleh bola akan disimpan di LTM (Long Term Memory),ingatan-ingatan yang dapat kita ambil kapan saja seperti bahasa yang digunakan sehari-hari, nama teman-teman dekat Anda, alamat rumah Anda, dsb. Informasi-informasi tersebut tidak mudah dilupakan oleh otak kita, bahkan ketika Anda bertemu sahabat anda, tanpa berfikir Anda langsung menyapanya. Ini terjadi karena chunk antara nama, ciri-ciri fisik, dan karakter sahabat Anda menjadi satu kesatuan konsep baru yaitu sahabat Anda.

Namun ketika Anda mempelajari suatu konsep baru, konsep-konsep tersebut tidak dapat langsung disimpan di dalam LTM. Konsep-konsep baru tersebut akan berada di Working Memory yang terletak pada prefrontal cortex. Working memory, memiliki 4 slot yang dapat digunakan untuk mengakses chunk dari LTM. Keempat slot ini kemudian akan mengolah chunk-chunk yang didapatkan menjadi konsep baru, jika ternyata konsep baru ini sering diakses maka kemungkinan untuk kumpulan chunk ini menjadi chunk baru dan disimpan di LTM akan menjadi lebih besar.

Sleep

Beberapa orang beranggapan bahwa tidur itu merupakan suatu kegiatan yang membuang-buang waktu dan berharap untuk menyingkat waktu tidurnya agar dirinya tetap bisa terjaga selama mungkin. Ternyata saat kita terjaga, otak memproduksi racun-racun sisa metabolisme yang membuat kita tidak bisa berfikir dengan jernih.


Sumber : https://www.coursera.org/learn/learning-how-to-learn

Bisa dibersihkan pada saat kita tertidur. Hal itu dikarenakan pada saat kita tertidur, sel-sel otak akan menyusut yang menyebabkan renggangnya sel-sel tersebut sehingga cairan dalam otak dapat membersihkan racun-racun tersebut.

Sehingga, jika Anda akan menghadapi ujian jangan lupa tidur yang cukup atau otak Anda tidak dapat berfikir dengan jernih dan nilai ujian Anda tidak maksimal. Tidak hanya itu saja, saat kita tertidur, otak akan membuang ingatan-ingatan yang tidak terlalu penting bagi kita dan akan memperkuat ingatan-ingatan yang penting. Oleh karena itu, tidur sangatlah penting bagi proses belajar kita dan sebenarnya waktu terbaik untuk belajar adalah saat sebelum kita tidur, karena informasi-informasi yang kita pelajari akan memiliki kemungkinan besar untuk kita mimpikan dan memperkuat ingatan tentang konsep atau ide-ide yang kita pelajari.

Procrastination

Pernahkah Anda suatu ketika merasakan rasa malas yang luar biasa untuk menyelesaikan segala macam pekerjaan? Anda yang biasanya dapat berfikir kedepan dengan logis, namun jika anda memiliki Instant Gratification Monkey yang hanya berfikir untuk kesenangan sementara, Anda mungkin butuh teknik pengelolaan waktu untuk berdamai dengan monkey dalam otak Anda.


sumber: http://waitbutwhy.com/2013/10/why-procrastinators-procrastinate.html

Salah satu teknik pengelolaan waktu yang cukup populer dan efisien adalah Pomodoro Time. Teknik ini bekerja dengan cara semisal: Anda mengatur waktu 25 menit untuk fokus pada pekerjaan Anda dan 5 menit untuk istirahat. Setelah melakukan 4 kali putaran, Anda berhak mendapatkan 15 menit istirahat mungkin menonton vlog dari youtuber terfavorit Anda.Setelah memahami mengenai ingatan Anda, pentingnya tidur dan cara menghadapi penundaan, kemudian kita perlu mengetahui apakah cara belajar kita sudah benar atau ternyata kita hanya membodohi diri kita sendiri dengan mengira kita sudah belajar padahal yang terjadi sebaliknya.

Cara paling mudah untuk belajar adalah dengan membaca kembali materi di buku, namun psikolog Jeffrey Karpicke dalam jurnalnya menyampaikan bahwa belajar hanya dengan cara membaca kembali buku yang sudah kita baca tidak produktif, malahan degan metode **Recall ** yaitu membaca buku lalu menutupnya dan mengingat kembali sebanyak-banyaknya informasi yang didapatkan dari buku tersebut akan jauh lebih produktif.

Akan tetapi terkadang kita lebih suka membaca buku kembali dan malas untuk menguji otak kita dengan merecall materi, karena kita berfikir jika kita melupakan suatu materi, kita hanya perlu membuka buku atau mencarinya di internet dan dalam sekejap kita merasa telah menguasai materi tersebut. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah materi tersebut hanya berada di buku atau di internet bukan di dalam otak kita, hal inilah yang disebut dengan illusion of competence, kita berpikir bahwa diri kita telah menguasai materi karena materi-materi itu berada di dekat kita dan dengan mudah kita dapat mengaksesnya kembali. Hanya dengan kita melihat video Sungha Jung memainkan gitar akustiknya, kita tidak akan pernah bisa melakukan hal yang sama, meskipun kita melihatnya berulang kali, yang kita perlukan adalah latihan memainkan gitar dengan tekun terlebih dahulu, baru kemudian dapat memainkannya.

Satu lagi teknik yang membuat Anda tidak akan pernah melupakan apa yang ada pelajari dikemudian hari, yaitu Spaced Repetition.


sumber : https://www.wired.com/2008/04/ff-wozniak/

Alih-alih kita melakukan re-call materi kita setiap hari, dengan menggunakan spaced repitition ini kita hanya akan merecall materi sesaat sebelum kita melupakannya. Teknik ini biasa digunakan untuk menghafal materi baik jika Anda belajar bahasa baru, rumus-rumus, puisi, nama dan wajah orang dll. Jika anda tertarik menggunakan teknik spaced repetition ini Anda dapat mengunduh aplikasi favorite saya yaitu untuk aplikasi dekstop atau AnkiDroiduntuk perangkat android anda. Aplikasi ini memiliki berbagai cara untuk membuat flashcard yang dapat Anda temukan di dalam dokumentasinya.

Oke, sekian dari saya. Selamat belajar.

Ditulis oleh : Umriya Afini (front end developer of MailTarget)
Disunting oleh : MailTarget Team

Weekly sharing adalah sebuah kegiatan berdiskusi yang dilakukan oleh tim MailTarget. Para anggota tim MailTarget setiap minggunya secara bergiliran menjadi pemateri dari sesi berdiskusi tersebut.