4 Tipe Email Transactional yang Penting Bagi Bisnis

Lets talk about email transactional. Have you ever hear about email transactional? Apa sih sebenarnya maksud dari email transactional? Mari menghindari definisi keren yang bertele-tele, dan memulai artikel ini dengan studi kasus.

Anda pasti pernah berbelanja online (di situs manapun boleh), memilah produk, kemudian meneruskan ke pembayaran. Setelah selesai mengisikan alamat pengiriman barang dan kontak yang dapat dihubungi, pasti Anda menerima email konfirmasi bahwa barang sedang dikirim atau bahwa Anda telah menyelsaikan pembayaran. Dalam kasus lain, ketika memesan tiket pesawat secara online, bukankah Anda akan menerima email konfirmasi? Atau email pengingat ketika Anda dengan sengaja meninggalkan keranjang belanja di sebuah situs.

Email yang Anda dapat ketika menyelesaikan sebuah proses transaksi di sebuah website disebut email transactional. Sayangnya, meskipun terbukti sebagai email dengan 8 kali open dan click rate lebih banyak dibanding jenis email lainya, email transactional biasanya hanya berisikan plain text, bukankah ini sama saja membuang kesempatan untuk lebih terhubung dengan pelanggan.

Beberapa tipe email transactional sebenarnya dapat menjadi senjata untuk menumbuhkan bisnis jika kualitasnya ditingkatkan. Apa saja?

  1. Email registrasi
    Subscriber akan mendapatkan email setelah mereka membuat akun atau subscribe di website Anda, inilah yang disebut email registrasi. Jangan sampai hanya mengirimkan plain text dalam email ini, dua hal yang harus Anda pastikan ada dalam jenis email seperti ini adalah beritahu cara mereka dapat login atau apa yang akan mereka dapatkan setelah subscribe, dan juga beritahu mereka apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.

  2. Email notifikasi
    Email notifikasi sudah jelas dikirim ketika seorang user melakukan suatu hal dalam website Anda seperti reset password. Untuk jenis email seperti ini buat sesimple mungkin, jangan terlalu banyak kalimat, langsung pada maksud email, dan sertakan CTA yang menyolok. Jangan lupa pastikan siapa pengirim email tersebut terlihat jelas.

  1. Email konfirmasi
    Ketika seorang pelanggan membeli produk Anda, saat ini lah email konfirmasi akan dikirim. Isi email konfirmasi adalah informasi lengkap tentang transaksi yang seang dilakukan. Misalnya jika pelanggan telah menyelesaikan proses pembelian barang, maka pastikan email yang Anda kirim berisi rincian apa saja yang dibeli, alamat dan nama penerima, serta kapan barang tersebut akan sampai.

  2. Email feedback
    Kebanyakan email transactional menawarkan sebuah informasi dari Anda kepada pelanggan, email feedback justru sebaliknya. Anda membutuhkan sesuatu dari pelanggan. Jadi selalu ingat, karena Anda yang meminta, jangan persulit pelanggan untuk melakukanya. Misalnya jika Anda meminta feedback melalui survei, jangan sampai mereka harus mengisi survei yang panjang. Menawarkan imbalan (bisa berupa diskon) juga dapat menjadi cara yang cerdik.

Karena kebanyakan orang mengecek email mereka melalui perangkat mobile, email yang Anda kirim juga harus mobile friendly dan lebih personal. Jangan sampai melewatkan kesempatan besar untuk mendapatkan loyalitas pelanggan melalui transactional email.

Tidak ingin ketinggalan kabar terbaru kami? Anda dapat bergabung ke channel telegram MTARGET atau subscribe newsletter kami di sini. Baca artikel menarik lainya di blog MTARGET.


MTARGET adalah sebuah perusahaan SaaS (software as a service) yang membuat email system dengan teknologi artificial intelligence.