Mengenal 5 Fase Project Development

Pada artikel ini kita akan membahas tentang project development dan 5 fase di dalamnya yang berguna untuk membantu Anda menyusun suatu project hingga akhirnya project tersebut selesai. Simak selengkapnya di sini ya!

Project development adalah proses perencanaan dan pengalokasian sumber daya sepenuhnya untuk mengembangkan proyek dari konsep awal hingga menjadi final project. Project development juga terlibat dalam proses yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu management project.

Tips dan trik untuk project development yaitu, tetap teratur, jaga komunikasi agar tetap terbuka dan lakukan tracking di segala hal. Penting untuk Anda untuk mengingat hal ini selama melakukan project development:

  • Goals: Hasil yang diinginkan yang ingin dicapai proyek, dan dapat mencakup goals jangka panjang atau jangka pendek.
  • Timeline: Menunjukkan jadwal kapan anggota tim harus menyelesaikan tugas proyek mereka dan memastikan anggota tim berkoordinasi dengan rencana pengembangan dan menyelesaikan tugas mereka tepat waktu.
  • Materials: Melibatkan sumber daya dan semua peralatan yang Anda butuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek.
  • Budget: Jumlah total keuangan yang dapat dihabiskan untuk membuat sebuah proyek dan tergantung pada biaya bahan dan tenaga kerja untuk sebuah proyek.

Pada saat proyek Anda telah selesai, Anda tidak membiarkannya begitu saja tetapi Anda harus melakukan pengembangan proyek selanjutnya. Dalam artikel ini kami akan membahas tentang fase yang terjadi dalam pengembangan proyek. Project development terdiri dari lima fase cara kerja diantaranya yaitu:

5 Fase Project Development Life Cycle

1. Discovery atau Initiation Phase

Dalam fase discovery atau penemuan, Anda akan mengetahui bagaimana cara mengukur kemajuan proyek dan mengidentifikasi pencapaian mana yang perlu Anda buat untuk mencapai hasil yang diinginkan. Bahkan, Anda bisa melihat masalah seperti apa yang ingin diselesaikan dengan mencapai goals-goals yang ingin dituju.

Anda bisa menggunakan SMART Framework pada fase ini.

SMART Framework

Ketika Anda ingin melihat dan mengidentifikasi goals dari project Anda secara jelas, pertimbangkan menggunakan SMART Framework. Ini adalah akronim dari:

S - Specific: Goals yang Anda buat harus jelas, bisa didefinisikan secara konkrit dan tidak ambigu.

M - Measurable: Anda perlu mendefinisikan kriteria yang jelas ketika mengukur goals Anda.

A - Attainable: Goals yang Anda miliki harus realistis, bukan sesuatu yang tidak bisa dicapai. Untuk itu, Anda perlu bukti data yang jelas bahwa goals tersebut bisa dicapai.

R - Relevant: Goals yang Anda miliki harus realistis dengan keadaan bisnis dan sumber daya yang Anda miliki.

T - Time-bound: Goals Anda harus memiliki timeline yang jelas. Mulai dari awal dimulainya project dan berakhirnya project.

2. Allocation Project Plans atau Planning Phase

Selama fase alokasi, Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu Anda menjadi sangat terorganisir dan detail dengan seluruh rencana dan goals yang telah Anda buat pada fase pertama.

Apa yang akan dilakukan, kapan akan dilakukan, dan siapa yang akan melakukannya adalah semua pertanyaan yang pastinya Anda jawab selama fase alokasi atau planning ini.

Selain itu juga Anda akan mengatur penilaian risiko untuk lebih memahami di mana potensi masalah yang akan muncul selama proyek dengan mengalokasikan waktu yang sesuai. Anda akan melihat berapa cost yang harus dikeluarkan hingga bagaimana jika project ini gagal.

3. Execution Phase

Pada fase execution Anda akan mengelola dan mengoptimalkan semua hal yang berkaitan dengan development plan, project timeline, dan biaya proyek Anda. Anda juga memastikan bahwa stakeholder dan anggota tim berada di sistem yang mereka butuhkan untuk melacak aktivitas proyek berjalan dengan lancar.

Selain itu, Anda mulai membagikan tasks-tasks yang harus dilakukan dan pembagian tanggung jawab, dan orang-orang yang ada di dalam suatu project. Ini akan membantu Anda untuk menjalankan project yang mulus dan dapat dimonitor dengan baik.

4. Project Monitoring

Pada fase selanjutnya yaitu project monitoring, Anda menguji proyek yang sudah selesai dan memastikan bahwa semua proyek berjalan secara aman dan sukses. Anda juga harus memikirkan resiko antisipasi yang akan terjadi di masa depan.

Dalam project monitoring ini, akan fokus pada monitoring hal-hal yang harus dilakukan dan mengantisipasi tantangan yang mungkin terjadi. Jika rintangan tersebut sudah terjadi, Anda perlu fokus dengan bagaimana cara melaluinya. Pada fase ini, Anda akan membuat project objectives dan cara mencapainya berada di satu jalur yang sama.

5. Review and Report

Review and report merupakan tahapan fase terakhir. Pada tahap ini Anda mengumpulkan semua data dan feedback untuk Anda berikan ke stakeholder. Beritahu stakeholder terkait materi, budget, timeline, dan tujuan proyek setelah Anda menyelesaikan rencana proyek.

Semua hasil feedback sangat berguna untuk melihat hal apa saja yang bisa diubah kedepannya agar proyek berjalan lebih lancar. Dalam fase ini, Anda akan mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi selama project berlangsung, dan menemukan cara untuk mengantisipasinya pada project-project yang akan datang.

Baca Juga

Itu dia 5 fase cara kerja project development yang telah dilakukan dan digunakan selama dekade ini. Lalu, Jika Anda bekerja dalam project teams, Anda bisa melakukan kustomisasi terhadap fase-fase yang ada. Misalnya, Anda ingin memberatkan di development phase untuk mengumpulkan ide sebanyak-banyaknya sebelum menjalankan project.

Intinya, buat permintaan dari stakeholders atau orang yang menginginkan project tersebut dengan cara yang akan Anda ambil dalam mengeksekusi suatu project bisa berjalan beriringan. Tidak harus terpaku dengan fase diatas, Anda bisa membuat fase Anda sendiri.

Ingin mengetahui lebih banyak tentang dunia project? Anda bisa mengunjungi blog kami untuk mendapatkan informasi lengkap terkait topik ini. Anda juga bisa melihat produk dan layanan yang kami tawarkan di website kami dan segera mencobanya. Daftarkan diri Anda segera di sini, gratis!

(S.A)