Bulls Eyes: Bermimpi, Bangun, dan Lakukan Aksi Bersama Angga Fauzan

Kembali lagi bersama kami di rentetan program #StoriesWorthTelling. Dalam Bulls Eyes kali ini, kami bersama Angga Fauzan akan mengupas tuntas tentang perjalanan hidupnya hingga berada di titik sekarang. Pelajari ups and downs dari perjalanan hidup Angga Fauzan, hanya di #StoriesWorthTelling Bulls Eyes.

Sekilas Tentang Angga Fauzan dan Myskill

Laki-laki kelahiran tahun 1994 ini merupakan CEO dan Co-Founder dari Myskill. Myskill ini adalah start-up yang berfokus pada pengembangan atau upskill dari berbagai kalangan, terutama generasi muda yang akan membantu mereka untuk menyiapkan karirnya, dan mencapai pekerjaan impiannya. Myskill sudah berdiri selama 1 tahun dengan lebih dari 1 juta pengguna.

Pekerjaan impian yang dimaksud adalah seluruh pekerjaan yang dirasa cocok dengan bakat dan bisa mencapai impian serta mengembangkan skill-nya.

Myskill Berdiri Demi Membantu Mewujudkan Impian Banyak Orang

Landasan Myskill berfokus pada titik ini adalah riset yang ada. Sekitar 70% lulusan dari universitas tidak bahagia dengan pekerjaan yang sekarang dikerjakan. Banyak faktornya kenapa akhirnya mereka mengambil pekerjaan tersebut. Seperti “daripada tidak bekerja” atau “tidak tahu ingin apa.” Oleh karena itu meskipun pekerjaan tidak sesuai, tetap diambil.

Jadi, fokus dari Myskill adalah membantu teman-teman yang memiliki kesusahan seperti ini. Membuat mereka bisa men-develop diri berdasarkan potential yang mereka miliki. Karena dengan hal tersebut, mereka akan lebih mencintai pekerjaannya dan memberikan yang terbaik untuk perusahaannya. Serta, secara pribadi mereka akan terus berkembang.

Bukan Edukasi atau Complimentary, Tapi Akselerasi

Mengapa akselerasi? Angga menekankan bahwa pondasi yang sebenarnya sudah ada itu tidak bisa dikalahkan. Tidak dapat dipungkiri, universitas merupakan penyumbang tenaga kerja paling banyak di Indonesia saat ini. Namun, adanya ketimpangan dari tiap universitas membutuhkan adanya akselerasi diri yang mumpuni.

Untuk itu Myskill hadir untuk menyiapkan teman-teman untuk mampu bersaing di pasar. Karena, tidak jarang kita sudah belajar ini dan itu semasa kuliah, tapi ternyata pasar membutuhkan hal yang lain. Myskill akan membimbing untuk fit-in di dalam pasar.

Sangat besar sekali mimpi seorang Angga Fauzan. Namun, sebelum ia berada di titik sekarang. Seperti apa sih kehidupannya?

Cerita Angga Fauzan

Bertumbuh dan berkembang di Jakarta mungkin menjadi sesuatu yang biasa bagi Anda. Namun, berbeda dengan Angga Fauzan, tumbuh di ibu kota harus terhenti karena adanya perpindahan pada tahun 2004 ke Boyolali. Ini diakibatkan oleh penggusuran lahan berjualan kedua orang tuanya yang akhirnya membawa mereka pulang ke kampung halaman.

Namun, kembali ke kampung halaman tidak semata-mata memutar balikkan ekonomi keluarganya menjadi lebih baik. Ekonomi kian memburuk hingga Ibunda dari Angga ikut membantu bekerja serabutan demi menafkahi keluarga. Angga juga tinggal di tempat yang tidak bisa dibilang layak. Ia tinggal di tempat bekas kandang kambing milik kakeknya.

Berada di tengah-tengah situasi untuk memutuskan apakah akan lanjut ke pendidikan selanjutnya atau tidak adalah sesuatu yang sering dialami oleh Angga. Karena keterbatasan ekonominya, untuk melangkah mengembangkan diri pun sangat sulit. Lebih baik, langsung  bekerja untuk menafkahi keluarga.

Akan tetapi, setelah merasakan dilema yang cukup sering. Angga mulai berani untuk bermimpi, dia pun segera bangun, dan melakukan aksi. Mulai dari sini, cerita Angga sangat berlika-liku hingga akhirnya bisa sampai di titik sekarang, seorang CEO dan Co-Founder dari Myskill.

Ingin tahu kisah selengkapnya dari Angga Fauzan yang tidak pernah berhenti untuk bermimpi, bangun, dan melakukan aksi? Anda bisa langsung tonton di sini.


Baca Juga