Bulls Eyes: Melawan Stigma bersama Sharleen Fulia, COO HIGO

"Lebih cepat gagal, lebih bisa belajar, lebih cepat juga untuk come back," kata Sharleen Fulia. Begitulah pola pikir perempuan muda  yang kini sukses menjabat sebagai COO HIGO Indonesia. Meski terdengar sederhana, mindset tersebutlah yang kemudian mengantarkan Sharleen menuju tahapan-tahapan berarti dalam kariernya. Di mana ia harus berjuang melawan stigma yang telanjur mengakar kuat di masyarakat Indonesia.

Sekilas Tentang Sharleen Fulia dan HIGO

Bukan tanpa alasan kami menghadirkan Sharleen Fulia sebagai pembicara Bulls Eyes episode kali ini. Perempuan muda yang pada mulanya mengambil jurusan Ilmu Aktuaria atau Actuarial Science di University of Illinois Urbana-Champaign itu, kini beralih setir menjadi Chief Operating Officer (COO) di HIGO.

HIGO sendiri merupakan nama yang lebih dikenal dari PT HIGO Fitur Indonesia, yaitu sebuah Wi-Fi Advertising and Integrated Digital Marketing Agencies Company. Perusahaan ini memiliki misi untuk memaksimalkan fasilitas internet di area publik dengan layanan yang memuaskan sehingga membuat pengunjung terus kembali.

Sharleen Fulia Melawan Stigma

Di HIGO inilah kisah perjuangan Sharleen melawan stigma dimulai. Meski tidak mudah, nyatanya Sharleen dapat melalui semuanya hingga akhirnya dapat berbicara di #StoriesWorthTelling ini untuk menginspirasi para muda-mudi yang juga sedang mengalami persoalan serupa dalam perjalanan karier mereka.

Mengambil Risiko di Jalur yang Berbeda

Dimulai dari keputusan Sharleen saat mantap memilih meninggalkan bidang pekerjaan sebelumnya di bidang aktuaria, dan terjun ke ranah yang sama sekali berbeda, yaitu teknologi dan periklanan. Ketika ditanya, Sharleen mengasosiasikan keberaniannya dalam berganti karier ini dengan hobi traveling yang ia miliki. Ia mengaku dirinya memang menyukai hal-hal yang penuh tantangan dan selalu ingin mencoba hal baru.

Maka dari itu, meski sempat ragu dan tidak mendapat support keluarga, Sharleen akhirnya tetap memenuhi ajakan pasangannya saat ini untuk bergabung merintis HIGO. Ya, merintis. Bagaimana tidak, Sharleen bergabung pada saat HIGO belum sebesar sekarang dan ia mengisi peran yang sangat penting sebagai COO di perusahaan tersebut.

Di awal-awal perubahan kariernya, Sharleen mengaku dirinya merasakan banyak tekanan dan ketakutan. Bayang-bayang akan perubahan dari hidup yang stabil ke tantangan baru yang penuh risiko memenuhi kepalanya. Hebatnya, Sharleen tidak goyah dengan berprinsip bahwa tidak ada yang salah dari mencoba, lebih cepat gagal artinya lebih cepat pula untuk belajar dan memperbaiki kesalahan. Hasilnya, HIGO bertahan bahkan saat pandemi COVID-19 dan terus bertumbuh hingga saat ini.

Menjadi Perempuan di Industri Teknologi

Di era teknologi yang sudah semakin canggih ini, perempuan masih kerap mendapat tuntutan yang berat dari masyarakat. Di permukaan, memang kita sudah bisa melihat bahwa akses pendidikan dan kesempatan kerja bagi perempuan sudah terbuka lebar. Namun, standar ganda terus berlaku pada mereka, utamanya yang juga mengemban peran sebagai istri dan ibu.

Di sini, lagi-lagi Sharleen harus menguatkan diri untuk menampik suara-suara sumbang yang menyerangnya. Ia hanya terus berfokus untuk melakukan yang terbaik, di tempat kerja sebagai COO maupun di rumah sebagai istri dan ibu. Tidak sampai di situ saja, Sharleen bahkan aktif mengedukasi pekerja-pekerja perempuan di kantornya. Ia mengajarkan kepada mereka bagaimana cara untuk kokoh berdiri di kaki sendiri dengan saling berbagi dukungan terhadap satu sama lain.

Menjabat C-Level pada Usia Muda

Di budaya Asia yang kental, tidak hanya jenis kelamin Sharleen yang seolah menjadi 'beban'. Usia yang tergolong muda di jabatannya, ternyata sempat membuat Sharleen merasa tertekan. Ia tak jarang bingung bagaimana harus menghadapi karyawannya yang secara usia lebih tua dari dirinya.

Menghadapi itu, Sharleen menanamkan kuat-kuat di dalam dirinya, bahwa dalam apapun yang ia kerjakan, ia harus menjadi 'excellent'. Hanya dengan begitu, usia tidak akan lagi menjadi sekat yang membebaninya. Pada akhirnya, "age is just a number," kata Sharleen. Yang terpenting adalah bagaimana kita menghadapi setiap tantangan yang muncul.

Bagaimana menurut Anda? Sangat menarik ya, kisah Sharleen Fulia dalam perjalanan kariernya bersama HIGO Indonesia. Penasaran ingin mendengar kisah selengkapnya? Tonton/dengarkan podcast episode #StoriesWorthTelling - Bulls Eyes with Sharleen Fulia di platform YouTube, Spotify, dan Noice.

Baca Juga

Bagi Anda yang tertarik dengan #StoriesWorthTelling lainnya, silakan kunjungi situs kami di sini.

(V.V)