Hal Penting yang Harus Anda Ketahui Tentang Target Market

Dalam marketing mix communication, kita mengenal 7P: Product, People, Price, Place, Process, Promotion, dan Physical Evidence. Pada artikel kali ini, kita tidak akan membahas semuanya, melainkan fokus pada People. Secara lebih spesifik, kita akan belajar mengenai target market, yaitu kelompok orang yang menjadi target kegiatan marketing bisnis.

Apa Itu Target Market?

Target market atau target pasar merupakan sekelompok orang yang Anda sasar untuk menjadi konsumen bisnis Anda. Pada marketing mix, salah satu poin penting adalah target market yang masuk pada poin kedua, yaitu People. Hanya dengan adanya People, maka Anda bisa memasarkan Product Anda.

Begitulah peran target market ini bagi perputaran bisnis Anda. Keberadaan merekalah yang memungkinkan Anda menjalankan bisnis hingga terus mengembangkannya di masa depan. Ini juga yang kemudian akan banyak memengaruhi strategi dan praktik marketing Anda.

Sama seperti bisnis itu sendiri, target market merupakan satu hal yang dinamis. Maksudnya, ia selalu dapat berubah seiring perkembangannya. Anda juga bisa memiliki lebih dari satu target market. Yang bahaya justru ketika Anda tidak memilikinya. Bisa-bisa, bisnis Anda menjadi berantakan sebab tidak terarah dalam proses marketing dan branding-nya.

Agar lebih jelas, kami akan memberi contoh nyatanya untuk Anda. Berikut adalah cara menentukan target pasar untuk bisa memberikan insight kegiatan marketing apa yang cocok untuk target Anda.

  • Perempuan usia 20-35 tahun
  • Siswa SD-SMA
  • Penduduk Kota Jakarta
  • Anak-anak generasi milenial
  • Programmer yang sering menggunakan Laravel
  • Orang-orang yang selalu mengecek HP di pagi hari

Sebelum kami jelaskan di poin berikutnya, apakah Anda dapat menganalisis daftar di atas? Seperti misalnya, apa yang menjadi tolok ukur penetapan tersebut? Atau mengapa kelompok itu dapat menjadi target yang bagus bagi sebuah bisnis untuk membeli produk atau jasa yang Anda tawarkan?

4 Jenis Target Market

Coba kita ambil contoh pertama dari daftar di atas, yaitu "perempuan usia 20-35 tahun". Ada dua variabel yang digunakan dalam penetapan kelompok ini, yaitu jenis kelamin (perempuan) dan rentang usia (20-35 tahun). Jadi dapat dipastikan bahwa kedua unsur yang melekat dalam diri manusia tersebut dapat dijadikan acuan dalam menetapkan target Anda dalam marketing.

Lalu, apa saja unsur-unsur lainnya? Cek pembagiannya di bawah ini!

1. Data Demografis

Contoh di tas termasuk dalam kelompok segmen ini. Demografis sendiri merupakan data-data yang menunjukkan nilai atau status dasar manusia. Berikut ini kami berikan perinciannya.

  • Jenis kelamin: perempuan, laki-laki, (dan di negara-negara tertentu) lainnya.
  • Usia: biasanya berupa rentang (dari berapa sampai berapa). Contoh yang paling umum adalah anak-anak, anak muda, dewasa-muda, dewasa, paruh-baya, dan lansia. Ini kemudian juga berkembang ke penyebutan generasi, seperti Gen X, Gen Y, Gen Z, hingga milenial.
  • Tingkat Pendidikan: Ini bisa berkaitan dengan usia (pendidikan yang dijalani saat itu) atau riwayat pendidikan yang dimiliki. Pada turunannya, ini juga dapat menyangkut masalah penjurusan dan tingkatan. Misalnya siswa SMA IPA atau Mahasiswa semester akhir, dan sebagainya.
  • Pekerjaan: Ini bisa berupa jabatan, bidang, hingga tingkat pendapatan. Lebih jauh lagi, ini kerap digunakan untuk melihat kebiasaan seseorang. Misalnya, bahwa pekerja kantoran cenderung membuka email di jam-jam pagi sebelum memulai bekerja. Lalu orang-orang dengan tingkat pendapatan tertentu memiliki kecenderungan untuk memakai pakaian dari brand X, dan sebagainya.

Pertanyaannya, mengapa data-data ini menjadi penting dalam penetapan target market?

Sekarang bayangkanlah diri Anda menjual sepatu stileto. Maka, siapa yang paling mungkin memakainya? Adalah perempuan di usia 20-40 tahun.

Apakah laki-laki tidak mungkin membelinya?

Mungkin saja. Namun, seberapa banyak perbandingannya dengan jumlah perempuan yang akan tertarik dengan itu begitu melihat iklan Anda?

Mengenai rentang usia yang disebutkan, Anda masih bisa menyesuaikannya dengan model dan ukuran sepatu yang Anda tawarkan. Namun, umumnya stileto memiliki hak yang sangat runcing dan tinggi, maka anak-anak dan remaja tidak dianjurkan memakainya, sedangkan perempuan yang sudah lebih tua mungkin merasa lebih nyaman memakai sepatu flat.

2. Kondisi Geografis

Selanjutnya, mengenai data-data geografis. Ini bukan hanya tentang batasan wilayah, melainkan kondisi lingkungannya juga. Berikut ini contoh-contoh pembagian berdasarkan data-data geografis.

  • Wilayah: Dari tingkat yang paling kecil seperti desa hingga antar negara atau bahkan benua. Misalnya penduduk Kota Jakarta, warga negara Indonesia, dan orang Asia Tenggara, Untuk turunannya, tak jarang Anda bisa menargetkan kelompok orang dari daerah tertentu yang berada di daerah lain. Contohnya orang-orang Indonesia yang tinggal di Amerika atau sebaliknya.
  • Kondisi Lingkungan: Tidak menganut batasan wilayah yang ditetapkan hukum, namun menggunakan karakteristik lingkungannya. Misalnya orang-orang yang tinggal di negara tropis, orang-orang pesisir pantai, atau orang-orang di kota dengan polusi yang tinggi.

Lagi-lagi pertanyaan yang sama muncul. Mengapa Anda perlu memilih target market berdasarkan wilayah dan lingkungan? Mari kita berandai-andai lagi untuk menjawabnya!

Bayangkan diri Anda sebagai penjual Mi Ayam yang memiliki outlet di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Sepuluh tahun yang lalu, Anda mungkin hanya bisa memasarkan dagangan Anda kepada warga Kelapa Gading dan sekitarnya, sembari sesekali menunggu ada orang luar daerah yang sekadar singgah. Di masa sekarang, Anda sudah bisa memasarkannya ke seluruh daerah di Jakarta dengan sistem pesan antar yang memudahkan.

Namun, apakah Anda bisa menjangkau target pembeli yang lebih luas dari itu?

Ya, orang Bekasi yang mendengar tentang betapa nikmatnya rasa Mi Ayam Anda mungkin akan rela datang langsung ke tempat. Tapi coba bandingkan dengan Anda sendiri yang membuka cabang di sana? Jauh lebih efektif, bukan?

Insight: Segmentasi tidak terbatas pada kesesuaian produk dan bisnis, tapi juga memengaruhi perkembangan strategi yang diterapkan.

3. Karakteristik Psikologis

Jika Anda mengikuti perkembangan tren digital marketing setiap tahunnya, Anda akan mendapati betapa segmentasi dan personalisasi konten sangat ditekankan. Ini bertujuan untuk menyasar audiens Anda secara lebih tepat dan akurat. Hubungannya dengan segmentasi ada pada segi psikologis.

Mulai dari hal yang paling sederhana, yaitu menyebut nama pelanggan Anda pada setiap email newsletter yang Anda kirimkan, hingga metode pendekatan yang telah disesuaikan secara lebih kompleks menyesuaikan preferensi masing-masing customer.

Jangan salah, bahwa yang dimaksud dengan kondisi psikologis di sini tidak berhubungan dengan kesehatan medis. Poinnya terletak pada kecenderungan tiap individu dalam menerima pendekatan yang Anda berikan.

Berikut ini contoh-contoh segmentasi pasar berdasaran karakteristik psikologis.

  • Orang-orang yang lebih suka melihat video pendek.
  • Orang-orang yang lebih suka membaca paragraf pendek.
  • Orang-orang yang lebih suka datang langsung dan mencoba sendiri produknya.

Itu adalah contoh pembagian yang keluarannya akan berpengaruh pada metode promosi atau iklan Anda. Sedangkan contoh lainnya bisa terletak pada pemakaian gaya bahasa, visual yang digunakan, serta detail-detail seperti pada pemilihan konten newsletter dan pemberian reward pelanggan.

4. Segmentasi Psikografis

Terakhir, pembagian target pada market dapat dilakukan berdasarkan data psikografis. Apakah itu?

Ini adalah gabungan dari ketiga data yang telah kami sebutkan sebelumnya. Anda bisa mengkombinasikan data-data demografis, geografis, dan psikologis dari audiens Anda. Kemudian, lakukan analisis dan sesuaikan hasilnya dengan strategi marketing yang akan Anda terapkan.

Di antara keempat jenisnya, ini merupakan yang paling sulit dilakukan, namun juga paling akurat dan mendekati keberhasilan. Bagaimana tidak, ketiga data dari pembagian sebelumnya pada dasarnya telah saling memengaruhi.

Seorang laki-laki muda berusia 20 tahun yang tinggal di Indonesia cenderung akan memiliki kondisi psikologis yang berbeda dengan laki-laki muda berusia sama yang tinggal di Jepang. Begitu pula, ketika menyebut kecenderungan hiburan, orang di usia 20-an akan memiliki selera dan gaya hidup yang berbeda dengan mereka yang telah memasuki usia 50-an.

Maka dari itu, menggabungkan data dari ketiganya akan membentuk data baru yang lebih akurat. Kemudian data itu pun dapat Anda gunakan untuk menyusun strategi marketing Anda.

Baca Juga

Demikian mengenai target market dan jenis-jenisnya. Anda tidak harus menggunakan yang terakhir, namun silakan sesuaikan dengan bisnis Anda masing-masing. Penting untuk mengetahui target pasar dan mengimplementasikannya dalam strategi pemasaran untuk bisnis Anda.

Dengan mengetahui target pasar dan menetapkan target pasar, ini akan memastikan produk atau layanan yang ditawarkan tersampaikan pada orang yang tepat.

Untuk mempelajari hal lainnya seputar strategi digital marketing, kunjungi blog kami. Anda juga bisa mendaftarkan diri di sini untuk mencoba layanan email marketing kami.

(V.V)