Leader's Beacon: How-to Build a World Class Sales Team

Kita semua sadar bahwa sales adalah ujung tombak dari sebuah bisnis. Peran atau departemen ini sangat penting. Namun, secara umum ini bukan profesi yang populer. Hampir tidak pernah kita mendengar bahwa ada orang bercita-cita ingin menjadi sales. Rata-rata yang join di tim ini karena kepepet; kepepet kerja, kepepet tagihan, kepepet sebagai Founder (karena sales team pertama dalam sebuah startup adalah Founder atau CEO-nya).

Mengapa?

Karena semua dari kita pernah mengalami di approach oleh sales yang buruk. Dihubungi dan 'diganggu' berkali-kali dan mungkin cenderung dipaksa untuk membeli sebuah produk/jasa. Makanya karena kita melihat bahwa sales itu harus pinter ngomong (cenderung bermulut manis, manipulatif), tebal muka, dan sering ditolak, sehingga tentu tidak ada yang mau mengalami hal tersebut dalam karir profesionalnya.

Padahal jika Anda ingin cepat belajar bagaimana sebuah bisnis berjalan di sebuah perusahaan, bagaimana strategi dan culture di perusahaan tersebut, maka saya bisa bilang sales adalah cara tercepat menuju hal tersebut. Makanya tidak heran rata-rata direktur atau CEO dari sebuah perusahaan besar berangkat dari sales atau setidaknya berasal dari departemen penjualan. Apa lagi untuk menjadi bagian tim ini tidak diperlukan latar belakang edukasi yang spesifik (misal seperti tim design), karena kesempatan ini terbuka untuk semua latar belakang pendidikan.

Namun, tentu untuk menjadi sales yang handal bukan hal yang mudah. Perlu kerja keras, strategi, dan kesabaran. Apa lagi untuk membangun world-class sales team. berikut adalah mindset perlu dimiliki seorang sales yang baik:

Curious and Empathy

Dalam setiap interview tim sales, selalu dua hal ini yang saya cari. Sales dengan rasa ingin tahu memampukan mereka secara intuitif menggali masalah, motif, dan semua hal yang diperlukan untuk bisa closing the deal. Dan empati memampukan tim sales untuk bisa menolong prospek menyelesaikan masalah yang ada. Kalau tim sales hanya memiliki rasa ingin akan menjadikan mereka sales yang menyebalkan tadi, dan sales yang hanya memiliki empati saja tidak akan memiliki solusi yang tepat untuk menolong prospek.

Help Others, Empower Business

Punya mental untuk membantu orang dan bisnis mereka. Kalau kita datang dengan tujuan berjualan, orang lain sudah bisa mencium motif kita uang, bahkan sebelum kita berbicara mengenai produk. Namun, ketika motif kita adalah membantu, orang akan lebih terbuka dan ini juga akan menghindari Anda dari penolakan di awal (karena jarang sekali orang menolak bantuan). Selain itu, mental Anda pun akan terbangun karena menempatkan Anda dan prospect pada posisi yang setara. Jika tujuan Anda dari awal untuk menawarkan produk, Anda perlu menempatkan diri Anda sebagai prospect tersebut yang membutuhkan product Anda.

Dorongan untuk membantu orang lain menuntut kita pun secara terus-menerus dan membuka diri untuk belajar hal-hal baru, karena tidak mungkin kita ingin membantu orang lain, sedangkan kemampuan dan pengetahuan kita terbatas. Selain itu, dengan mental membantu orang membawa kita pada inner peace ketika melakukan serangkaian kegiatan berjualan.

Ini sejalan dengan visi MTARGET yaitu:

"To be world class email delivery company that empower business growth".

Bring Value

Seorang sales yang baik selalu berusaha untuk memberikan nilai tambah bagi prospek (entah itu secara bisnis atau secara individu), karena tanpa nilai tambah setiap deal yang didapat hanya soal keuntungan dan tentu ini bukan motif awal kita, yaitu menolong orang. Tapi bukankah tujuan berjualan adalah untuk memperoleh keuntungan?

Bukan. Keuntungan atau revenue adalah justifikasi atas bantuan dan value yang kita berikan kepada pelanggan kita. Karena jika hanya keuntungan yang kita kejar, kita hanya akan mendapat pembeli dan bukan pelanggan. Selain dari keuntungan, justifikasi lainnya adalah secara moral, yaitu referral: orang lain yang akan berbicara untuk mempromosikan kita.

No Is Okay

Ini mindset yang sangat penting bagi sales. Hentikan untuk berpikir bahwa semua penawaran harus deal, karena penolakan adalah bagian dari proses. Semua orang sukses menerima penolakan jauh lebih banyak dari kebanyakan orang. Jangan baper. Prospek menolak Anda bukan karena alasan personal tapi karena masing-masing dari kita memainkan gamenya. Fokus pada prosesnya, bukan yang penting hasilnya. Hasil hanya mengikuti proses yang kita lakukan.

Know Your Way


Ini kunci yg sangat penting bagi seorang sales (sebenarnya tidak cuma sales, namun bagi setiap orang). Apa makna dari berjualan ini, apa makna dari produk ini bagi hidup Anda dan bagi hidup orang lain. Mengerti why itu penting, karena sales itu sulit. Cold call itu sulit, berkomunikasi dengan orang asing itu sulit, sehingga penting untuk mengetahui why-nya di tengah-tengah kita melakukan ini semua.

Dan ya, dengan melakukan ini semua belum menjamin Anda untuk menjadi sales terbaik, namun pasti menghindarkan Anda menjadi sales yang buruk.

Baca Juga

Ingin mengetahui lebih lanjut terkait leadership lainnya? Kunjungi blog kami di blog kami.