Inbound Marketing vs Outbound Marketing: Definisi, Perbedaan, Keunggulan, dan Kekurangannya

Anda sudah sering mendengar istilah inbound marketing dan outbound marketing, tetapi apa Anda mengetahui arti sebenarnya? Apa dan siapa yang mereka targetkan, taktik apa yang mereka sertakan, dan mana yang lebih berhasil?

Jika Anda belum pernah mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan ini sebelumnya, baca terus untuk mengetahui apa itu inbound marketing, apa itu outbound marketing, apa perbedaan antara inbound and outbound marketing, dan mengapa Anda harus peduli dengan inbound dan outbound marketing.

Jika outbound marketing menggunakan taktik tradisional untuk 'mendorong' pesan ke audiens secara umum, inbound marketing menargetkan audiens yang relevan dengan konten Anda untuk 'menarik' mereka ke dalam sales funnel Anda. Outbound marketing dapat mencakup iklan TV, papan reklame, cold call, dan display ads. Sedangkan inbound marketing bergantung pada content marketing yang relatif lebih lambat, seperti blog, nurture email, dan rekomendasi atau referral.

Apa Itu Outbound Marketing?

Yang lebih konvensional dan yang lebih tua dari kedua jenis marketing ini adalah outbound marketing. Ini adalah apa yang kebanyakan orang pikirkan tentang marketing, yaitu papan reklame, iklan radio, pemasaran jarak jauh, surat langsung, dan iklan TV. Di ranah digital, ini termasuk iklan banner dan display, pop-up dan pop-under, dan cold email marketing.

Dengan kata lain, outbound marketing adalah strategi periklanan atau pemasaran yang mendorong informasi kepada konsumen, bahkan ketika mereka tidak memintanya. Itu sebabnya ini juga dikenal sebagai push marketing.

Dalam beberapa tahun terakhir, outbound marketing mendapat sedikit reputasi buruk. Kejenuhan–terutama secara online–telah menyebabkan masalah seperti banner blindness, dan munculnya ads blocker.

Meski begitu, outbound marketing diprediksikan untuk tidak akan kemana-mana. Sebaliknya, brand dan pengiklan beralih ke cara yang lebih cerdas dan lebih interaktif untuk menyampaikan pesan mereka kepada konsumen. Iklan di luar rumah, seperti papan reklame sedang meningkat dan diperkirakan akan mencapai lebih dari $42 miliar di seluruh dunia pada tahun 2024. Sedangkan pengeluaran display ads diperkirakan akan melonjak di tahun-tahun mendatang, dari hampir $340 miliar pada tahun 2022 menjadi lebih dari $500 miliar pada tahun 2026.

Display ads budget semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Contoh Outbound Marketing

Seorang pelanggan mengemudi di jalan raya dan melihat papan iklan untuk toko furnitur di daerahnya. Mereka mungkin secara singkat berpikir bahwa mereka perlu berinvestasi ke sofa baru, tetapi untuk sekarang mereka menyimpan pikiran ini di benak mereka.

Beberapa minggu kemudian, saat mereka menonton berita lokal, mereka melihat iklan untuk toko furnitur yang sama. Sekali lagi, mereka berpikir untuk membeli sofa, tetapi lupa setelah iklannya hilang.

Tiga bulan kemudian, mereka memeriksa kotak surat mereka dan menemukan kupon diskon untuk toko furnitur. Kebetulan, mereka baru saja menerima bonus di tempat kerja. Akhirnya, mereka memutuskan untuk melanjutkan dan membeli sofa baru itu.

Tak satu pun dari iklan tersebut merujuk ke sofa, dan mereka juga sebenarnya tidak langsung ingin membelinya. Namun demikian, iklan terus bermunculan dalam kehidupan sehari-hari mereka, sehingga mereka akhirnya mengalihkan perhatian mereka ke kebutuhan yang pada awalnya tidak ada dalam pikiran mereka.

Apa Itu Inbound Marketing?

Inbound marketing adalah konsep pemasaran yang lebih baru, dibandingkan dengan outbound marketing. Daripada mendorong iklan dan pesan ke konsumen, inbound marketing dirancang untuk membangkitkan rasa ingin tahu, keterlibatan, dan ketertarikan pelanggan. Itu sebabnya ini dikenal sebagai pull marketing. Ini juga sering disebut sebagai content marketing, yang merupakan taktik utama yang digunakan dalam inbound marketing.

Inbound marketing memanfaatkan banyak jenis konten yang berbeda untuk melibatkan dan menarik minat audiens target. Ini termasuk blog, media sosial, infografis, whitepaper, email newsletter, technical guides, kuis, jajak pendapat, dan banyak lagi. Paid search dan sponsored content juga termasuk dalam taktik inbound marketing lainnya yang membantu orang menemukan dan terlibat dengan konten marketer.

Strategi inbound marketing bertujuan untuk secara lembut memelihara calon pelanggan melalui sales funnel, memaparkan mereka pada konten yang relevan dan brand experience saat mereka siap, secara bertahap membangun brand awareness, meningkatkan customer engagement, sehingga menarik mereka ke arah conversion dan retention.

Contoh Inbound Marketing

Katakanlah Anda mencari software untuk kegiatan marketing Anda. Pertama, Anda akan mengetik "marketing tools terbaik" ke dalam mesin pencari. Hasil organik pertama mungkin berupa blog yang menguraikan 10 marketing platforms teratas dengan cara yang jelas dan tidak memihak. Setelah membaca posting tersebut, Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang strategi digital marketing.

Singkatnya, di akhir blog ada link untuk mendorong Anda mendaftar ke webinar, untuk mempelajari lebih lanjut tentang strategi baru dalam digital marketing. Anda kemudian mengeklik link, lalu memasukkan nama dan alamat email Anda untuk mengakses konten mereka. Situs pun menyimpan informasi kontak Anda dan melacak apakah Anda menghadiri webinar tersebut atau tidak.

Setelah webinar selesai, Anda mungkin bertanya-tanya apakah ada perusahaan yang berhasil menerapkan strategi yang sudah dibahas. Ketika tepat waktunya, mereka akan mengirimi Anda follow-up email yang berisi studi kasus yang menunjukkan bagaimana salah satu klien mereka secara efektif menggunakan digital marketing untuk mencapai Return on Investment (ROI) yang diinginkan.

Ini mendorong Anda untuk request demo dengan sales team. Akhirnyam, Anda pun sekarang masuk ke kategori “interested” di database mereka, dan mereka akan membantu Anda dalam melakukan pembelian layanan digital marketing mereka.

Apa Perbedaan Antara Inbound dan Outbound Marketing?

Outbound marketing bergantung pada budget, cara memperoleh email list, dan memaksimalkan awareness dan exposure akan brand sehingga orang-orang merespons dengan membeli produk Anda.

Di sisi lain, inbound marketing berfokus pada menarik audiens dengan konten berkualitas yang selaras dengan minat mereka, membangun awareness dan engagement, dan me-nurture audiens sehingga terjadinya conversion.

Alih-alih memasang ads secara membabi buta kepada audiens besar yang mungkin tidak tertarik dengan produk Anda, inbound marketing membawa pelanggan kepada Anda karena Anda menargetkan audiens yang tertarik, atau secara aktif mencari, layanan atau produk Anda.

Perbedaan besar lainnya antara inbound marketing vs outbound marketing adalah jika outbound marketing menggunakan taktik offline dan online, inbound marketing lebih berfokus pada ranah online.

Mari kita lihat beberapa perbedaan antara inbound dan outbound marketing.

Overview dari perbedaan inbound marketing dan outbound marketing

Mana yang Lebih Efektif, Inbound Marketing atau Outbound Marketing?

Terlepas dari kenyataan bahwa outbound marketing adalah sebuah pilihan pemasaran tradisional, ini masih menawarkan berbagai manfaat bagi bisnis.

Semakin banyak brand menggunakan strategi omnichannel untuk menjangkau audiens target mereka di mana pun mereka berada, baik online, di dalam toko, maupun di perangkat seluler. Outbound marketing adalah elemen kunci dalam pemasaran omnichannel, karena cara ini membuka saluran offline dan menarik perhatian audiens saat mereka tidak berada di depan layar.

Outbound marketing masih merupakan strategi yang kuat untuk brand mewah. Juga segmen pelanggan lama yang bukan penduduk asli digital seperti Milenial dan Gen Z merasa nyaman dan akrab dengan iklan radio, papan reklame, dan iklan TV; dan outbound marketing pasti dapat memanfaatkan zona nyaman mereka dengan cara ini.

Selain itu, outbound marketing tidak menggunakan metode penargetan seperti inbound marketing, sehingga berguna untuk membangun brand awareness di khalayak luas, daripada berfokus pada konversi pelanggan.

Namun, tentu outbound marketing memiliki kelemahan. Cara ini relatif lebih mahal, dan semua pengeluaran berbiaya tinggi itu tidak selalu menghasilkan hasil marketing yang diharapkan bisnis. Kelemahan besar lainnya dari outbound marketing adalah hampir tidak mungkin untuk secara akurat melacak jangkauan atau ROI Anda.

Salah satu manfaat terbesar dari inbound marketing adalah biaya yang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan outbound marketing.

Inbound leads terbukti dapat memangkas biaya hingga 60% daripada outbound leads, dan 80% pengambil keputusan bisnis mengatakan bahwa mereka lebih suka mempelajari brand melalui serangkaian artikel, daripada iklan.

Inilah keuntungan utama dari inbound marketing: Karena inbound marketing terjadi secara online, Anda dapat mengumpulkan data tentang perilaku audiens dan mengoptimalkan campaign Anda. Selain itu, penargetan audiens yang relevan secara online membuat Anda lebih mudah untuk menemukan pelanggan potensial, daripada hanya memasarkan kepada siapa pun yang mau mendengarkan. Pada akhirnya, cara ini akan memberikan Anda conversion rate yang lebih tinggi.

Data terpenting tentang efektivitas inbound marketing adalah ada 5 miliar pengguna internet di seluruh dunia–yang berarti lebih dari setengah populasi dunia–dan 4,65 miliar pengguna media sosial. Dengan inbound marketing, Anda dapat menjangkau audiens Anda di mana pun mereka berada.

Sebenarnya hal ini juga menjelaskan mengapa outbound marketing sangat populer di kalangan bisnis lokal–jika audiens Anda tepat di depan pintu Anda, maka berinvestasi dalam iklan papan reklame, poster etalase toko, dan selebaran cetak masih merupakan cara yang cerdas.

7 poin penting dalam perbedaan inbound vs outbound marketing.

Dengan menimbang pro dan kontra dari inbound marketing vs outbound marketing, Anda akan mulai mendapatkan ide tentang marketing strategy mana yang lebih baik untuk bisnis Anda. Anda tidak harus mengesampingkan salah satu dari keduanya, terutama jika Anda memiliki budget yang besar.

Saat membuat keputusan, pertimbangkan tujuan bisnis Anda, behavior pelanggan, lokasi, penawaran dan pemasaran produk/layanan Anda, sumber daya manusia yang tersedia, dan tentu saja budget Anda.

Menemukan Strategi Marketing yang Tepat untuk Anda

Pada akhirnya, strategi marketing yang terbaik untuk bisnis Anda adalah strategi yang berhasil. Ingat, audiens dan pasar akan selalu berubah, jadi analisis data Anda sesering mungkin. Apa yang berhasil tahun lalu mungkin tidak berhasil tahun ini. Akibatnya, strategi pemasaran Anda, baik inbound maupun outbound, pasti akan berubah seiring waktu, terutama karena teknologi digital menjadi semakin canggih, menawarkan cara baru untuk menargetkan audiens, dan melacak engagement mereka.

Hal terpenting yang dapat Anda lakukan dengan marketing campaign Anda, apa pun itu, adalah to measure, optimize, dan repeat. Strategi marketing Anda inbound ataupun outbound, jadikan ketiga langkah ini sebagai tujuan pemasaran Anda–di mana pun dan kapan pun Anda berada–dan percayalah jika Anda akan mendapatkan hasil yang lebih baik.

MTARGET: All-in-One Solutions untuk Bisnis Anda

Jika Anda ingin memaksimalkan inbound marketing strategy Anda, maka menggunakan email–baik itu bertujuan untuk email marketing ataupun transactional email–adalah hal yang wajib Anda lakukan. Dan memilih perusahaan yang memiliki infrastruktur, yakni SMTP relay, yang kuat dan aman juga harus Anda perhatikan.

Baca Juga

Dengan tiga layanan utama kami, yaitu email marketing, SMTP relay, dan transactional email, Anda dapat me-nurture leads dan customers Anda, sehingga mereka tertarik dan lebih loyal dengan brand Anda. Segera daftarkan diri Anda atau hubungi expert kami untuk mendapatkan kesempatan free trial dan demo.