Langkah-langkah Warming Up Domain Sebelum Mengirim Email

Ketika mengirim email marketing, tidak semua email pasti masuk ke dalam inbox pelanggan, tidak jarang justru masuk ke kotak spam. Penyebabnya beragam, mulai dari konten email, hingga hal teknis seperti pengaturan SPF dan DKIM. Satu hal lain yang ikut mempengaruhi deliverability email adalah domain yang digunakan.

Domain reputation menjadi salah satu faktor yang digunakan oleh Email Service Provider (ESP) untuk mengeidentifikasi email spam. Karena itulah penting untuk melakukan warming up domain sebelum mengirim email marketing ke pelanggan terutama jika Anda menggunakan domain baru.

Mengapa Harus Warming Up Domain?

Ada banyak alasan mengapa perusahaan menggunakan nama domain khusus atau mengganti domain yang sudah dimiliki. Mulai dari perubahan citra dari suatu brand, penggabungan perusahaan, atau alasan lainnya. Biasanya, jika domain berubah maka email perusahaan juga akan berubah, artinya ESP mungkin belum mengenali domain baru Anda.

Meskipun konten email sudah sempurna, SPF dan DKIM sudah diatur, tapi domain tidak terlebih dahulu di warming up, maka email akan masuk spam, atau justru ditolak.
Tidak ada panduan yang tepat untuk warmingup domain, tapi setidaknya ada beberapa fakta warming up domain.

  1. Bagi domain baru, mungkin akan ada beberapa masalah pada pengiriman email di minggu pertama. Hal ini menunjukkan bahwa domain reputation sedang dibangun.

  2. ESP biasanya menempatkan email dengan domain baru pada kotak spam untuk melihat apakah penerima akan menandainya sebagai bukan spam atau membiarkannya.

  3. Rata-rata dibutuhakan 30 hari untuk membangun domain reputation, dan bisa menjadi lebih lama bergantung pada jumlah email yang dikirim, kualitas kontak email, dan frekuensi pengiriman email.

Baca Juga

Langkah-langkah Warming Up Domain

  1. Mulai warming up domain hanya untuk 1 alamat email. Baru tambahkan alamat email lain setelah 1 bulan.

  2. Mulai kirim email dengan volume yang kecil. Hindari mengirim email yang banyak ketika baru saja menggunakan domain baru. Mulai dengan mengirim 50 email pada hari pertama, 100 email pada hari kedua, 500 email pada hari ketiga, atau Anda dapat melihatnya pada gambar berikut.

  1. Coba kirimkan email secara manual pada kolega sebelum mengirim email ke subscriber dan minta meraka menandai bukan spam jika email masuk ke kotak spam.

  2. Tambahkan pengaturan SPF dan DKIM.

  3. Coba tes untuk mengirim email melalui Email Marketing Provider seperti MTARGET.

  4. Monitor hasil warming up domain dengan melihat apakah email masih masuk spam atau masih masuk bounce.

Domain membutuhkan warming up sebelum dapat digunakan untuk mengirim email berjumlah besar. Memang dibutuhkan usaha ekstra dan waktu cukup lama untuk melakukan warming up domain. Tapi jika hal tersebut dapat menghindarkan email dari kotak spam, maka tidak ada salahnya untuk dilakukan.

Apakah Anda mengalami kesulitan dalam warming up domain? Silakan tulis pada kolom komentar di bawah.

Subscribe newsletter kami di sini untuk mendapatkan tips & perkembangan seputar email marketing gratis. Baca juga artikel-artikel lain di blog MTARGET dan jangan lupa bergabung di channel Telegram MTARGET untuk informasi lainnya seputar MTARGET dan berita-berita terbaru.
(I.A)