Leader’s Beacon: Raise Up, Forgive, and Let Go

Ini pertama kalinya saya sharing di Leader’s Beacon dan saya bangga. Sebelum terlalu jauh, saya ingin memberi sedikit gambaran tentang diri saya. Saya memulai karier saya sebagai Desainer Grafis selama sekitar 10 tahun.

Namun, dalam 4 tahun terakhir, saya menemukan beberapa skill yang ternyata beberapa tahun terakhir terpendam dan akhirnya muncul dan terasah secara konsisten dalam 1 tahun terakhir, skill tersebut yaitu skill komunikasi, menulis, dan membuat dan menjalankan sebuah campaign, dan saya mulai menggabungkan semua keahlian tersebut untuk menciptakan suatu karya yang berdampak. Hingga saya mendapatkan kesempatan untuk shifting career di Campaign Marketing dan menjadi leader di sana.

Saat ini ijinkan saya sharing tentang 3 hal utama yang saya pegang sebagai prinsip saya, dan ini menjadi pedoman dan obat dalam segala situasi yang terjadi di hidup saya: Raise Up, Forgive, and Let Go. Prinsip-prinsip ini berakar pada konsep ketangguhan atau resilience, yang berarti kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan.

Rise Up

Pertama, mari kita bicara tentang “Raise Up” atau bangkit. Bangkit berarti mengambil tanggung jawab atas hidup dan karier kita. Ini berarti tidak menunggu kesempatan datang kepada kita, tetapi secara aktif mencarinya. Saya menyadari awal mula saya jatuh, saya tidak terpikirkan untuk mundur sedetikpun. Walaupun saat itu hal pertama yang saya pikirkan adalah “gimana caranya saya menemukan jalan pintas supaya ini cepat selesai”. Namun, itu salah akhirnya saya jatuh lagi, lagi, dan akhirnya “bertobat” atau mengubah pola pikir untuk mulai dengan cara yang benar.

Forgive

Kedua, mari kita bicara tentang “Forgive” atau memaafkan. Memaafkan berarti mengampuni dan melupakan. Ini berarti melupakan rasa tertuduh akan diri sendiri, menerima kenyataannya, dan melupakan perasaan negatif apapun itu yang membekas setelahnya.

Bila menuruti rasa tertuduh, saya akan berhenti dari karier saya sebagai seorang Graphic Designer yang tidak jago menggambar dan sangat tidak layak ini. Namun, saat itu saya memilih untuk menerima kekurangan saya dan lebih baik saya menjadi kasir di swalayan bila karir saya sebagai Graphic Design gagal. Saya memaafkan diri dengan tetap berjuang selagi kesempatan masih terbuka.

Let Go

Terakhir, mari kita bicara tentang “Let Go” atau melepaskan. Melepaskan berarti menyadari bahwa tidak semua hal di luar diri kita dapat dikendalikan. Ini berarti menerima bahwa terkadang segala sesuatu tidak berjalan sesuai rencana, dan itu baik-baik saja. Ini berarti menjadi fleksibel dan mudah beradaptasi di tengah perubahan.

Saya menyadari kecintaan saya mendesain perlahan bergeser ke ranah yang lebih luas. Dimulai dari rasa stuck dan tidak tahu harus kemana, menyibukan diri dengan menulis, menjalin koneksi, hingga Semesta mempertemukan dengan satu bidang yang baru ini, Campaign Marketing. Jadi, saya merelakan sesuatu yang sudah tidak bisa saya tangani dan memilih hal yang baru tanpa meninggalkan kemampuan kreatif saya yang lama.

Menjadi seorang Campaign Marketing Leader dituntut untuk berpikir kreatif, tahu dasar-dasar marketing, punya kemampuan untuk menganalisa, berkomunikasi yang baik, fleksibel dan adaptif, serta mampu berkolaborasi yang baik antar tim, dalam hal ini saya beruntung punya sisi kreatif yang kuat. Dalam perjalanannya pasti akan banyak sekali naik turun, pasang surut.

Baca Juga

Sampai saat ini saya masih berjuang untuk bisa sekeren diri saya sewaktu menjadi Graphic Designer. Tentu saja, menjadi world class Campaign Marketing Lead atau apapun itu mimpimu bukanlah sesuatu yang mustahil. Asalkan Anda mau untuk selalu belajar jadi pribadi yang tangguh. Keep hustlin'!

Ingin mengetahui lebih lanjut terkait leadership lainnya? Kunjungi blog kami di blog kami.