Ini Dia Tentang Marketing Metrics yang Harusnya Marketers Ketahui!


Rekan Marketer, ketika ingin memastikan suatu campaign marketing kita berjalan dengan baik, dan memiliki performa yang baik maupun tidak, tentu kita perlu mengukur itu semua bukan? Ukuran keberhasilan campaign tersebut, bisa kita ukur dengan melihat metrics yang ada pada campaign tersebut.

Dengan memantau metric dalam campaign marketing, Anda dapat menentukan strategi Anda berhasil atau tidak, dan Anda dapat menentukan strategi yang pas untuk meningkatkan performa campaign yang kurang bagus.

Jika Anda masih memfokuskan diri kepada leads dan traffic volume, ini tidak menandakan bahwa marketing efforts Anda efektif. Anda perlu menelusuri lebih jauh tentang apa saja yang membuat marketing atau campaign effort Anda itu efektif dan bisa membuahkan hasil. Jika Anda menelusuri lebih dalam lagi, ini akan membantu Anda untuk melakukan improvement.

Sebenarnya, sejauh apa Anda harus melihat ke dalam marketing metrics yang ada? Sebelum itu, ketahui dulu seperti apa marketing metrics itu dan kenapa hal ini penting untuk Anda. Simak selengkapnya di sini!

Ini Dia, Marketing Metrics

Marketing metrics adalah apa yang digunakan oleh marketers untuk mengukur, record, dan memonitor seluruh marketing efforts yang dilakukan dari waktu ke waktu. Metrics itu sendiri tentu saja akan berbeda-beda di tiap platform akan menjadi medium untuk kegiatan marketing Anda.

Oleh karena itu, ketika marketers sudah menemukan goals dari seluruh kegiatannya, Anda harus memperhatikan metrics untuk mendukung Anda mencapai goals tersebut. Dari setiap campaign yang Anda gunakan juga memiliki marketing productivity metrics yang harus Anda perhatikan, berbeda campaign dan kebutuhannya, berbeda juga perhatian Anda kepada metrics-nya.

Contoh dari Marketing Metrics

Seperti yang sudah Anda ketahui diatas, setiap campaign atau strategi marketing memiliki metrics yang berbeda dan harus Anda perhatikan. Memilih metrics yang Anda akan perhatikan sangatlah penting untuk strategi-strategi tertentu.

Seperti dalam email marketing, digital marketing metrics yang harus Anda perhatikan menghasilkan output yang berbeda. Jika Anda memperhatikan open rate, Anda dapat melihat bahwa efforts Anda untuk menghasilkan engagement itu berhasil.

Namun, ketika Anda fokus pada metrics unsubscribe dan mengalami penurunan di sana, Anda bisa melihat bahwa email yang Anda kirimkan kurang relevan dan sesuai dengan targetnya. Data ini menunjukkan bahwa Anda harus mengubah strategi Anda.

Inilah beberapa contoh yang bisa Anda perhatikan dalam digital marketing metrics untuk menentukan kesuksesan campaign Anda:

Email Marketing, Social Media Marketing, Content Marketing, dan SEO Metrics

4 hal tersebut adalah contoh marketing metrics, dalam digital marketing yang harus Anda perhatikan. Namun, sebenarnya seberapa penting marketing metrics itu?

Pentingnya Marketing Metrics dalam Marketing Activities Anda

Marketing metrics critically important karena hal tersebut akan membantu brand untuk melihat apakah sebuah campaign berhasil atau tidak. Dan hal ini akan membantu melihat seperti apa campaign yang akan dilakukan kedepannya.

Merujuk pada Google Study bersama dengan MIT, ditemukan bahwa 89% dari leading marketers menggunakan strategic metrics seperti gross revenue, market share atau CLV untuk menentukan apakah campaign yang dibuat berhasil atau tidak.

Dari sekian banyaknya metrics, akan membantu marketers untuk melihat bagaimana sebuah campaign mampu menembus goals yang mereka miliki. Serta, mengetahui keputusan yang tepat untuk melakukan optimasi pada campaign atau marketing channels.

Berikut ini adalah benefit menggunakan metrics-metrics yang ada dalam marketing:

Inilah yang membantu para marketers untuk memetakan banyak hal. Karena hal ini, sekitar 77% dari marketers yang sudah bisa membaca perkiraan ROI bahkan sebelum memulai campaign yang akan dilakukan.

Itulah mengapa marketing metrics sangatlah penting untuk Anda perhatikan. Selain mempermudah hidup Anda, ini akan membantu Anda dalam proyeksi campaign Anda kedepannya.

Apakah Digital Marketing Metrics dan Marketing Traditional Metrics Berbeda?

Di atas kita sudah menyinggung tentang digital marketing metrics. Namun, adakah perbedaannya dengan marketing traditional metrics? Jawabannya adalah ada. Terdapat beberapa perbedaan di dalamnya.

Dalam digital marketing metrics, Anda bisa secara otomatis melakukan tracking tiap metrics di dalamnya. Berbeda dengan yang tradisional. Memerlukan dedikasi untuk melihatnya berulang-ulang.

Perbedaan kedua ada pada banyaknya channel yang terdapat pada digital marketing. Sehingga ini membuat lebih banyak channel dan metrics yang harus Anda track. Namun, keduanya sama pentingnya. Anda perlu melakukan tracking di setiap campaign progress yang ada.

Bagaimana Cara Set Up Key Marketing Metrics Anda

Anda sudah mengetahui dengan pasti apa itu dan manfaat dari marketing metrics. Sekarang, bagaimana cara menentukan atau set up marketing metrics ini?

Mungkin di luar sana banyak sekali cara untuk melakukannya. Anda mungkin diarahkan untuk melakukan pengecekan terhadap beberapa hal sebelum menentukan metrics. Namun, sebenarnya dalam melakukan set up key marketing metrics ini hanya terbagi ke dalam 2 ideas, yaitu goals & focus.

Goals

Jika goals Anda adalah meningkatkan sales sebesar 10% pada quarter ini, maka total dari engagement social media, seperti like dan comment bukanlah metrics yang harus Anda perhatikan. Pilihlah untuk fokus kepada marketing metrics yang terkoneksi dengan outcome yang Anda inginkan.

Dalam hal ini, Anda bisa lebih melihat metrics lead generation dan memfokuskan bagaimana cara Anda untuk berkomunikasi sehingga terjadinya pembelian dari mereka. Anda mungkin bisa lebih berfokus pada CTR yang akan membawa audiens untuk membeli atau berlangganan.

Focus

Kebanyakan marketers memberi perhatian ke seluruh metrics yang ada. Hal ini tidaklah salah. Namun, ketika ingin mengejar sesuatu atau goals Anda. Anda perlu fokus pada beberapa metrics yang akan membantu Anda mencapai goals tersebut.

Kuncinya adalah Anda perlu menentukan goals dan mencari metrics apa yang akan membantu Anda untuk mencapai goals tersebut. Setelah itu, pikirkan cara memenuhi metrics yang Anda fokuskan.

Namun, jika Anda masih bingung untuk memulai metrics mana yang harus Anda perhatikan, berikut ini adalah common metrics yang seharusnya marketers perhatikan.

Marketing Metrics yang Bisa Anda perhatikan Ketika Menggunakan AAARRR Funnel

Sudah mengenal tentang AAARRR Funnel? Ini adalah salah satu bentuk atau tracking journey dari customers. Mulai dari dia belum mengenal brand hingga dia membelinya. Atau bahkan ia mereferensikan ke orang lain.

Jika Anda belum mengetahuinya, Anda bisa mempelajarinya di sini!

Jadi, di dalam AAARRR Funnel terbagi menjadi 6 step dan ada beberapa metrics yang perlu Anda perhatikan di dalam setiap step-nya.

AAARRR / Pirate Funnel

Awareness

Impression

Metrics ini berguna untuk membantu Anda dalam melihat seberapa banyak suatu postingan, website atau sebagai brand itu sendiri telah terlihat oleh audiens. Impression ini biasanya terbagi-bagi dalam beberapa marketing channel yang Anda gunakan.

Click-Through Rate (CTR)

CTR adalah total dari click yang dilakukan oleh audiens pada ads, link, atau button yang ada dari banyaknya impression yang masuk. Misalnya, ads yang adalah push campaign yang mana CTR-nya lumayan rendah. Memiliki CTR 4% atau diatas itu pada ads merupakan sesuatu yang menandakan bahwa pesan yang ingin disampaikan relevan dan compelling.

Saat ini, banyak sekali marketing tools yang bisa memonitor CTR secara real-time. Jadi, Anda bisa melakukan improvisasi bahkan saat campaign tersebut berjalan.

Site Visit

Untuk melihat apakah Anda sudah melalui funnel awareness dengan baik, salah satu cara mengukurnya adalah dengan melihat site visit. Hal yang perlu Anda perhatikan adalah berapa banyak audiens yang masuk ke page atau site Anda. Jika site visit rendah, maka Anda harus memikirkan strategi untuk menarik traffic lebih banyak lagi. Misalnya dengan SEO.

Landing Page Bounce Rate

Hal lainnya yang harus Anda pastikan dalam funnel awareness ini adalah landing page bounce rate. Ini adalah angka yang menunjukkan berapa banyak visitors yang datang namun tidak melakukan action apa-apa. Hal ini bisa dilihat dalam berbagai macam hal. Seperti site speed yang lamban atau content yang tidak sesuai dengan apa yang dicari oleh visitors.

Vanity Metrics

Anda harus memperhatikan ini jika ingin mengetahui apakah awareness funnel telah dilalui dengan baik atau tidak. Dalam vanity metrics akan memaparkan data seperti followers growth, profile views, dan details lainnya.

Acquisition

Conversion Rate

Metrics pertama yang harus Anda perhatikan dalam acquisition adalah conversion rate. Ini akan memberikan informasi kepada Anda dalam bentuk presentase tentang berapa banyak orang yang melakukan action seperti subscribe, pembelian, dan masih banyak lagi.

Cost per Acquisition (CPA)

Angka yang ada di dalam CPA akan membantu Anda untuk melihat berapa harga yang harus Anda bayar untuk mendapatkan satu customers. Jika CPA Anda lebih rendah daripada revenue, maka segala marketing efforts yang Anda lakukan sudah benar. Jika tidak, Anda harus melakukan improve dalam beberapa hal.

Cost-per-Click (CPC)

Metrics ini perlu Anda perhatikan, terlebih ketika Anda melakukan paid ads. CPC akan membantu Anda dalam melihat apakah biaya yang Anda keluarkan di setiap click-nya mahal atau tidak.

Activation

Lead Generation Metrics

Saat ini banyak marketing tools yang dapat membantu Anda untuk memetakan lead generation. Leads ini diprioritaskan secara otomatis berdasarkan kemungkinan konversinya.

Lead generation metrics yang seringkali digunakan adalah visitor-to-lead dan lead-to-opportunity yang akan mengukur konversi dari page visitors menjadi cold leads dan warm leads menjadi hot leads.

Action Completion

Anda harus rutin melakukan checking apakah audiens melakukan action seperti arahan Anda. Misalnya, Anda memberi ajakan untuk melakukan subscribe melalui pop-up banner. Apakah mereka melakukan action pada arahan tersebut atau tidak. Dan Anda harus memastikan ada berapa orang yang melakukan subscribe.

Drop-Off Rate

Metrics ini akan membantu Anda melihat sebanyak apa conversion yang terjadi namun tidak membuahkan hasil pembelian. Ini dapat dilihat dari conversion rate yang ada dan berapa banyak yang melakukan purchase.

MQL to SQL Ratio

Marketing Qualified Leads (MQL) adalah mereka yang memiliki intensi untuk membeli sebuah produk atau jasa. Sedangkan Sales Qualified Leads (SQL) adalah mereka yang ditentukan oleh sales team untuk langsung dihubungi karena sudah memenuhi kriteria untuk menjadi pembeli.

Mungkin beberapa content dan ads yang Anda publish memiliki banyak click. Namun, dalam banyaknya clicks tersebut bukan berarti seluruhnya memiliki intensi untuk membeli.

Sebelum Anda mengirimkan leads ini kepada sales team, ada beberapa hal yang harus Anda pastikan. Berikut ini adalah hal yang harus Anda pastikan:

  • Periksa informasi yang mereka share.
  • Discard alamat email yang tidak jelas/dummy email.
  • Coba untuk melihat LinkedIn mereka.
  • Jadikan alamat email menjadi sesuatu yang harus diisi ketika sign-up (B2B)
  • Request additional information.

MQL to SQL ratio yang baik memperlihatkan bahwa sales dan marketing team Anda bekerja sama dengan baik. Ini merefleksikan pipeline yang sehat dan juga bagaimana marketing team Anda menghasilkan qualified leads dengan baik.

Action Completion

Anda harus rutin melakukan checking apakah audiens melakukan action seperti arahan Anda. Misalnya, Anda memberi ajakan untuk melakukan subscribe melalui pop-up banner. Apakah mereka melakukan action pada arahan tersebut atau tidak. Dan Anda harus memastikan ada berapa orang yang melakukan subscribe.

Inilah 10 marketing metrics yang harus diperhatikan oleh para marketers. Dengan fokus kepada 10 metrics ini, perjalanan campaign Anda akan terasa lebih mulus.

Retention

Retention Rate

Metrics ini dapat mengacu kepada presentase pelanggan yang terus membayar product yang ada pada suatu brand. Ini adalah metrics yang harus Anda ukur terutama bagi bisnis yang berbasis berlangganan, seperti penyedia software atau SaaS company.

Churn Rate

Metrics ini merupakan hal yang berbanding terbalik dengan retention rate. Metrics ini mengacu kepada banyaknya pelanggan yang berhenti atau memutuskan hubungan berlangganan atau pembelian secara berkala dengan sebuah bisnis atau brand.

Revenue

Customer Lifetime Value

CLV adalah ekspektasi seberapa banyak customers melakukan pembelian dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini termasuk license renewal, upsell, atau cross-sell. Anda bisa memprediksi ini berdasarkan journey dan behaviour mereka sebelumnya.

Monthly Recurring Revenue

Metrics ini adalah ekspektasi atau predeksi dari pendapatan dalam sebuah bisnis di tiap bulannya. Hal ini bisa Anda perkirakan dari jumlah customers Anda. Jika Anda memiliki 12 customers dan dia membayar sekitar Rp.100.000 per bulan, maka prediksi MRR Anda adalah Rp. 1.200.000.

Expansion Revenue

Metrics ini akan memperlihatkan ketika customers melakukan upselling atau cross-selling. Upselling adalah ketika customers upgrade package langganannya. Lain halnya dengan cross-selling, ini untuk melihat apakah ada pembelian product lainya dari customers.

Return on Investment (ROI)

ROI adalah berapa pendapatan yang Anda akan dapatkan setelah campaign selesai. Ini merupakan salah satu marketing metrics penting yang harus Anda ketahui. Anda bisa mengetahuinya dengan membagi CLV dengan CPA.

Referral

Share & Forward

Metrics ini yang harus Anda perhatikan jika Anda ingin tracking performa Anda di referral. Anda bisa melihat berapa banyak orang-orang yang melakukan share content social media Anda, hingga email forward dalam email marketing effort Anda.

Inilah marketing metrics yang harus Anda perhatikan jika AAARRR Funnel adalah pilihan Anda dan bisnis Anda sebagai marketing funnel.

Quick Tips

Berikut ini adalah hal yang harus Anda perhatikan dalam menentukan marketing metrics dan dalam menjalankan bisnis. Gunakan strategi laser focus untuk lebih spesifik dalam mendapatkan hasil yang maksimal.

Anda bisa mengukur banyak hal, tapi hal yang harus Anda ketahui adalah Anda perlu menentukan apa yang Anda ingin Anda ukur, lengkap beserta dengan alasan dibalik itu.

Merujuk kepada Corporate Transformation Expert dan TED speaker Yves Morieux. Ketika bisnis terlalu fokus pada satu guidelines, proses, dan metrics. Bisnis akan menghambat para employee menghasilkan pekerjaan terbaiknya.

Baca Juga

Dapatkan tips dan trik menarik seputar marketing lainnya di blog kami. Ingin memulai menggunakan produk kami? Daftarkan diri Anda di sini. (N.A)