Leader's Beacon: Memimpin dengan Rasa Percaya

Ketika berbicara mengenai leadership, kita perlu membedakan dulu antara management dengan kepemimpinan. Ketika kita mendengar mengenai gaya kepemimpinan, tipe kepemimpinan, atau bagaimana sebuah kepemimpinan bekerja dalam situasi atau organisasi tertentu, itu bukanlah leadership, itu management. Kepemimpinan pada dasarnya merupakan cara kita berpikir, cara kita bertindak, dan cara kita berkomunikasi.

Elemen terpenting dan terutama dari seorang leader adalah memiliki followers. Hanya follower yang membuat seseorang menjadi seorang leader. Ini tidak ada hubungannya dengan peringkat, intelligence, jabatan, dan bukan juga soal senioritas. Jika seseorang bersedia mengikuti Anda, Anda adalah seorang leader. Sesederhana itu.

Lalu Apa Itu Follower?

Follower adalah seseorang yang secara sukarela (volunteers) pergi ke mana Anda akan pergi. Sukarela di sini adalah seseorang yang mengangkat tangan dengan insiatif mereka sendiri dan memilih mengikuti Anda. Anda mungkin dapat membuat orang lain melakukan segala macam hal, termasuk menyuruh mereka mengikuti Anda dengan menggunakan otoritas Anda, sayangnya itu tidak menjadikan Anda seorang pemimpin. Mungkin bos, mungkin atasan (karena Anda membayar mereka), namun hal tersebut bukanlah seorang pemimpin.

Mengapa seseorang harus mengikuti Anda?

Hanya ada dua cara untuk meng-influence perilaku manusia (dalam hal ini mengikuti Anda), yaitu dengan memanipulasi atau menginspirasi mereka.

Ini seperti transactional, ada yg menjual dan ada yang membeli. Konsep manipulasi adalah menjual dengan memberikan iming-iming diskon atau promo. Kita akan menurunkan nilai sampai seseorang bersedia untuk membeli (mengikuti Anda).

Salah-satu contoh manipulasi yang sederhana: menciptakan rasa takut (fear), termasuk di dalamnya iming-iming uang, bonus, atau posisi. Atau menyerang dengan kata-kata. Masih banyak lagi contoh yang lain. Masalahnya, tidak satu pun dari manipulasi ini melahirkan loyalitas, tidak satu pun membangun kepercayaan.

Dan seiring dengan berjalannya waktu akan meningkatkan stress. Ini tidak saja dari sisi follower, namun juga Anda sebagai pemimpin. Pemimpin yang mengembangkan kepemimpinan dengan cara memanipulasi akan mengalami tekanan dan stress; memikirkan bagaimana seseorang akan mengikuti dia, di mana mencari pengikut, cara apa lagi yang akan digunakan agar seseorang mengikuti dia dsb.

Bagaimana memperoleh follower dengan cara menginspirasi?

Orang tidak mengikuti apa yang kita lakukan, melainkan mengapa (why) kita melakukannya. Orang akan mengikuti Anda jika Anda memiliki why dan mampu mengartikulasikan dalam kata-kata dan tindakan yang konkrit (clarity of why). Ada tiga hal yang harus kita miliki di sini:

  • know WHY you do what you do

Jika diri kita sendiri tidak tahu alasan konkret mengapa kita melakukan hal tersebut, maka akan susah untuk orang lain mengikuti kita, dan ini tidak dapat sembunyikan. Orang akan dengan segera melihat dan menyadari melalui tindakan kita apakah kita memang benar-benar mengetahui alasannya atau sekadar alasan yang dicari-cari.

  • Have discipline of HOW

Anda perlu membuat diri Anda sendiri dan follower Anda bertanggung jawab atas prinsip dan nilai-nilai yang Anda miliki. Jika kita sendiri sebagai leader tidak dapat bertanggung jawab atas prinsip, nilai dan langkah yang kita ambil, akan susah mendapatkan follower yang baik.

  • Have consistency of WHAT

Sebagai leader kita harus memiliki konsistensi atas apa yang kita katakan dan semua yang kita lakukan harus membuktikan apa yang kita yakini. Ini konsep di balik authenticity. Salah-satu indikasi seorang leader inkonsisten terhadap nilai dan apa yang dilakukan adalah motif mereka diragukan. Pernah kan kita alami ketika tindakan yang kita ambil berangkat dari motif yang baik, namun disalah-artikan atau diragukan. Kemungkinan besar karena mereka melihat inkonsisten terhadap perkataan, tindakan dan prinsip yang kita miliki.

Tiga hal ini membangun rasa percaya antara pemimpin dengan pengikut. Kepercayaan adalah perasaan, pengalaman manusia. Perasaan yang lahir dari seperangkat nilai dan keyakinan yang kita sepakati bersama. Dan kelangsungan hidup kita bergantung pada kemampuan kita untuk menemukan orang-orang ini, sehingga kita dapat membentuk kepercayaan.

Saat Anda mempercayai mereka dan mereka mempercayai Anda, kita akan lebih rela, kita lebih cenderung mengambil risiko, mengeksplorasi, bereksperimen, yang tentunya membutuhkan kegagalan. Semua dengan keyakinan jika kita membuat kesalahan, maka seseorang dari dalam kelompok kita akan datang membantu kita.

Jika hanya dari leader saja menuntut percaya dari follower-nya, tanpa menjadi orang yang dapat dipercaya, itu adalah tuntutan management (karena bos adalah atasan, karena bos menggaji), bukan leadership.

Baca Juga

Namun, ini sebuah komunikasi yang sangat layak untuk dibangun, karena ketika kita dikelilingi oleh orang-orang yang percaya dengan apa yang kita yakini dan jalankan, maka sesuatu yang luar biasa terjadi.

Ingin mengetahui lebih lanjut terkait leadership lainnya? Kunjungi blog kami di mtarget.co/blog.