Penerapan Marketing Automation untuk Industri Pendidikan

Marketing automation bisa diterapkan di berbagai bidang industri, salah satunya pendidikan. Seperti apa contoh penerapannya dan bagaimana alur kerjanya? Jika Anda bekerja di industri pendidikan, informasi yang akan kami sampaikan di bawah ini dapat sangat membantu Anda.

Apa Itu Marketing Automation?

Marketing automation merupakan sebuah metode digital marketing yang bekerja secara otomatis dalam menjalankan hal-hal seperti campaign, promosi, dan penyebaran konten. Metode ini memanfaatkan teknologi seperti email, blog, dan media sosial untuk automasi proses-proses pemasaran.

Marketing Automation untuk Industri Pendidikan

Sesuai tujuannya untuk menyebarkan informasi atau pesan marketing secara otomatis, Anda dan sekolah Anda dapat terbantu pada banyak sisi. Mulai dari meningkatkan engagement sekolah Anda, memperluas jangkauan pendaftaran, sampai mempermudah urusan dengan pihak keluarga dan sponsor.

8 Langkah Memulai Marketing Automation untuk Industri Pendidikan

Untuk memulai marketing automation di industri pendidikan, Anda bisa mengikuti langkah-langkah berikut ini.

1. Identifikasi Segmen Pelanggan

Siapa bilang sekolah atau institusi pendidikan tidak memiliki segmen pasarnya sendiri. Meskipun ditujukan untuk semua orang, sekolah yang satu mungkin dinilai lebih cocok untuk seseorang dibanding yang lainnya berkat program dan jurusan yang tersedia.

Maka dari itu, sebelum memulai marketing automation, Anda perlu mengidentifikasi segmen pasar sekolah Anda terlebih dahulu. Seperti apakah sekolah Anda menawarkan program beasiswa, mau menerima siswa internasional, dan lain sebagainya.

Setelah Anda mengetahui segmen pelanggan tersebut, Anda dapat menggunakan informasinya untuk membuat automation workflow yang lebih meruncing. Dengan begitu, calon pelanggan pun akan mendapat gambaran yang lebih jelas tentang benefit apa yang akan mereka dapatkan dari sekolah Anda.

2. Pilih Media Pemasaran

Ada banyak media yang bisa Anda gunakan untuk mempromosikan sekolah Anda. Namun, terkait dengan marketing automation yang akan Anda terapkan, platform digital adalah yang terbaik.

Anda bisa membuat akun Instagram seperti yang dimiliki oleh Harvard dan Ivy League untuk menginformasikan program serta event-event sekolah. Sedangkan informasi yang lebih lengkap terkait persyaratan dan tata cara pendaftaran bisa Anda sampaikan melalui situs web. Pilihan media ini harus Anda sesuaikan dengan segmentasi pasar Anda sebelumnya.

3. Tentukan Entry Point Automasi

Informasi pelanggan yang nantinya berguna untuk proses automasi, bisa Anda dapatkan melalui banyak cara. Misalnya, Anda bisa membuat calon siswa mengisi formulir data diri yang meliputi kontak, asal daerah, dan tanggal lahir.

Anda juga bisa mengajukan pertanyaan di formulir pendaftaran terkait bidang dan tingkat studi yang diinginkan, kegiatan ekstrakurikuler, organisasi, dan lain sebagainya. Tentukan satu atau dua cara yang sekiranya paling efektif bagi Anda.

4. Petakan Alur Kerja

Setelah Anda menentukan entry point automasi, selanjutnya Anda dapat mulai memetakan alur kerja Anda. Rancang tiap tahapannya secara spesifik beserta output yang ingin Anda capai. Kemudian Anda bisa membuat klasifikasi audiens berdasarkan pilihan jawaban, tindakan, dan tingkat keaktifan mereka.

Agar lebih mudah dalam proses identifikasi langkah lanjutan, Anda bisa membuat daftar kontak berdasarkan data-data di atas. Sebagai contoh, Anda bisa memasukkan calon siswa yang mengunjungi halaman ‘Course’ ke dalam daftar kontak dengan judul “Siswa yang Tertarik dengan Course”.

5. Buat Konten yang Relevan dan Personal

Inilah saatnya Anda memulai permainan yang sebenarnya. Tujuan dari pengumpulan data-data di atas memang demi pembuatan konten. Anda dapat membuat konten yang relevan untuk tiap-tiap calon siswa sekolah Anda. Personalisasikan konten tersebut untuk meningkatkan engagement mereka.

Anda dapat membedakan konten yang Anda kirimkan ke calon siswa berdasarkan domisili, minat, dan faktor lain. Hasilnya nanti, konten yang Anda kirimkan kepada calon mahasiswa pascasarjana domestik yang tertarik dengan sains akan berbeda dengan mahasiswa doktoral internasional yang memilih ilmu hukum.

6. Pilih Marketing Automation Software

Pastinya, Anda tidak mungkin kan, mengirim semua konten marketing kepada ratusan hingga ribuan audiens secara manual. Itu juga landasan yang menjadi latar belakang munculnya istilah marketing automation. Semuanya bisa diautomasi menggunakan software.

Anda bisa memilih satu dari sekian banyak marketing automation software yang ada. Pilihan ini dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan fitur, harga, aksebilitas, integrasi, dan dukungan.

7. Mulai Marketing Automation Anda

Jika Anda sudah memutuskan mau menggunakan software yang mana, Anda bisa segera memulai proses marketing automation Anda. Lakukan sesuai workflow yang telah Anda rancang sebelumnya. Jangan lupa pula untuk melakukan pengujian sebelum meluncurkan sistemnya. Anda harus benar-benar siap dan memastikan semuanya berjalan dengan baik dan akurat.

8. Pantau dan Kembangkan

Anda boleh bersenang diri karena marketing automation untuk sekolah Anda telah berjalan. Namun, hal itu bukan berarti Anda bisa lepas tangan sepenuhnya. Anda harus tetap memantau perkembangan prosesnya, mengamati apakah goals Anda berhasil tercapai, juga menganalisis apakah perlu adanya perbaikan dan pengembangan sistem.

Berikut adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan:

  • Entry point. Jika buruk, Anda perlu mengevaluasi penyebabnya. Apakah karena daftar pertanyaan yang Anda ajukan, atau metodenya yang salah.
  • Drop-off points. Anda harus mengevaluasi mengapa terjadi penurunan jumlah aktivitas pelanggan di website Anda.
  • Workflows. Tinjau workflows yang Anda miliki dan bandingkan, manakah yang bekerja paling baik di antara semuanya.
Baca Juga

Cari tahu informasi menarik lainnya seputar email marketing dan email automation di blog kami. Jika Anda ingin memulai email marketing campaign dengan kami, segera daftarkan diri Anda di sini.

(V.V)