Ini Rekomendasi 3 Contoh Cross Selling dan Cara Melakukannya

Cross selling merupakan strategi marketing produk dengan menawarkan barang lain sebagai tambahan. Barang tambahan yang ditawarkan tentunya harus berhubungan dengan produk utama yang dijual perusahaan atau pelaku bisnis. Anda bisa melihat pengertian cross selling secara mendalam di sini.

Strategi ini sudah sering digunakan dalam kegiatan pemasaran untuk bisnis online maupun offline. Ini cukup efektif untuk meningkatkan penjualan. Contohnya, ketika Anda datang ke fast food restaurant. Lalu, Anda awalnya ingin membeli burger saja, kemudian shopkeeper memberikan penawaran pada Anda paket burger dengan tambahan fried fries dan milkshake.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan restoran fast food tersebut dengan menawarkan paket bundle yang lebih murah kepada pelanggan. Pada artikel berikut ini kami akan memberikan beberapa contoh cross selling dari brand-brand ternama sekaligus cara melakukannya yang harus Anda ketahui.

Contoh Cross Selling

Di bawah ini kami akan memberikan beberapa contoh perusahaan yang menggunakan strategi atau teknik cross selling.

1. McDonald’s

Contoh penerapan dari strategi cross selling pertama yaitu dari perusahaan makanan cepat saji McDonald’s. Perusahaan ini melihat target market yang bermacam-macam. Untuk itu, perusahaan McD memiliki demand tinggi dengan target market kelas menengah kebawah. Strategi yang mereka tawarkan kepada target market ini yaitu membuat paket bundle produk makanan.

Contoh Cross Selling McDonald's

Seperti contoh di atas, perusahaan McDonald’s membuat paket “PaNas Spesial” yang mana menu tersebut berisi ayam goreng khas McDonald’s dengan nasi hangat, serta tambahan scrambled egg dan minuman Fruit Tea lemon.

Selain itu, biasanya ketika Anda datang dan memesan makanan di restoran McD ini, Anda akan ditawarkan oleh staf McD apakah Anda ingin membeli produk cross selling yang mereka lakukan. Sehingga ini merupakan pendekatan klasik yang dilakukan perusahaan makanan cepat saji.

2. IKEA

IKEA merupakan perusahaan multinasional yang menjual produk-produk furniture yang siap rakit seperti tempat tidur, meja, lemari, peralatan, dan aksesoris rumah. Contoh cross selling yang dilakukan perusahaan IKEA adalah mereka memberikan rekomendasi item furniture tambahan dalam satu set atau fitur related product di toko online miliknya.

Contoh Cross Selling IKEA

Hal tersebut bertujuan agar perusahaan IKEA menonjolkan produk dengan permintaan rendah dan membuatnya lebih terlihat oleh pelanggan. Sehingga dapat memungkinkan pelanggan tertarik untuk membeli produk lainnya yang masih berhubungan dengan produk yang ingin mereka beli.

💡
Note: Pelajari apa yang menarik pelanggan Anda dan tawarkan dalam paket bundle dengan harga yang sedikit murah. Hal ini akan membantu bisnis Anda menjual produk dengan permintaan rendah.

3. Gillette

Contoh cross selling selanjutnya adalah perusahaan Gillette. Perusahaan ini melakukan cross selling dengan menampilkan sub-item di halaman produknya maupun di keranjang belanja untuk meningkatkan visibilitas produk yang mereka punya.

Dalam hal ini, Gillette menggunakan social proof untuk menarik perhatian pelanggan dan hanya menawarkan item yang relevan untuk mendapatkan konversi bisnis yang tinggi. Anda bisa melihat contoh di bawah ini.

Contoh Cross Selling Gillette

Perusahaan Gillette telah menambahkan keterangan “Frequently Bought Together” yang menyiratkan bahwa pelanggan mereka biasanya membeli produk ini bersama produk lainnya, sehingga hal ini merupakan social proof yang cukup efektif ke audiens bisnis.

Rekomendasi halaman produk Gillette juga disatukan dengan baik yang sesuai dengan menampilkan aksesoris yang lebih cenderung akan pelanggan beli.

💡
Note: Anda bisa menunjukkan rekomendasi produk berulang kali dan kaitkan pembeli dengan frasa persuasif. Hal ini akan membantu Anda memastikan pelanggan tidak akan melewatkan saran Anda.

Cara Melakukan Strategi Cross Selling

Setelah Anda melihat dan menganalisis contoh-contoh perusahaan yang menggunakan strategi cross selling. Anda juga harus mengetahui bagaimana cara melakukan strategi cross selling yang efektif untuk kebutuhan bisnis.

1. Memberikan Potongan Harga

Strategi pertama dalam melakukan cross selling adalah dengan cara memberikan potongan harga ke pelanggan yang sudah pernah melakukan pembelian produk dalam kuantitas lebih banyak. Menurut keterangan Lead Squared, strategi cross selling dapat menarik pelanggan karena mereka lebih mudah tergoda dengan adanya diskon.

Contohnya, saat Anda menjual produk celana dengan harga satuan sebesar Rp200.000. Lalu, Anda juga dapat memberikan tawaran menarik dengan memberikan diskon untuk minimal pembelian 3 buah celana hanya dengan Rp450.000 saja.

Terlebih lagi, saat ini sudah banyak e-commerce yang sudah menyediakan layanan gratis ongkir yang tentu dapat membuat pelanggan lebih tertarik menggunakan layanan ini. Akan tetapi, layanan gratis ongkir ini mempunyai syarat minimal pembelanjaan.

Sehingga Anda dapat memberikan untuk melakukan cross selling dengan cara menambahkan produk pelengkap agar dapat memenuhi minimal transaksi pembelanjaan tersebut. Meskipun pelanggan perlu mengeluarkan lebih banyak uang, mereka lebih suka melakukan hal tersebut dibandingkan harus membayar lebih untuk biaya ongkir pengiriman.

2. Mempertimbangkan Harga

Cara melakukan strategi cross selling selanjutnya yaitu Anda harus mempertimbangkan penetapan harga produk yang nantinya ingin ditawarkan ke semua pelanggan Anda. Dalam hal ini, Anda harus memahami bahwa cross selling merupakan sebuah penawaran produk agar pelanggan dapat membeli produk tambahan.

Sehingga mereka tidak akan bersedia mengeluarkan lebih banyak uang untuk produk tambahan yang Anda tawarkan. Untuk mengatasi kejadian tersebut, ada baiknya Anda memberikan rekomendasi produk pelengkap, maka Anda harus memilih produk yang mempunyai harga tidak terlalu mahal dari produk utama yang dibeli pelanggan.

3. Mempunyai Profil Pelanggan

Dalam menjalankan bisnis secara online, data pelanggan menjadi salah satu faktor penting untuk membuat perencanaan kegiatan marketing. Dengan mengetahui profil pelanggan sekaligus mempelajari kecenderungan pelanggan saat melakukan pembelian, maka tentunya akan lebih mudah bagi Anda dalam memberikan saran produk tambahan kepada pelanggan Anda.

4. Memanfaatkan User Generated Content (UGC)

User Generated Content (UGC) merupakan salah satu faktor penting yang dapat digunakan perusahaan atau pelaku bisnis untuk membangun kepercayaan pelanggan. Ulasan pelanggan saat menggunakan suatu produk termasuk dari bagian UGC.

Tentunya hal ini sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan, sebab potential customers lebih percaya dengan ulasan customers lainnya dibandingkan ulasan dari seorang brand ambassador yang sudah dibayar perusahaan atau pelaku bisnis.

5. Menawarkan Tambahan Produk Rekomendasi Pribadi

Pada saat bisnis Anda melakukan penjualan secara konvensional dan berhadapan langsung dengan pelanggan, maka sangat tepat untuk menerapkan cross selling ini. Anda dapat langsung berbicara kepada pelanggan dan memberikan rekomendasi sesuai referensi brand bisnis Anda.

Tentunya pelanggan akan mempertimbangkan hal tersebut, terlebih lagi, jika Anda dapat menyampaikannya dengan bahasa yang sopan dan dapat menarik perhatian mereka. Jadi, dalam melakukan strategi cross selling juga sangat dibutuhkan komunikasi yang baik agar pelanggan dapat tergoda untuk membeli produk tambahan.

6. Menggunakan MTARGET Transactional Email

Ini merupakan cara terbaik dan paling efektif yang bisa Anda coba untuk membuat strategi cross selling melalui email. Layanan transactional email, seperti milik kami, dapat memudahkan kebutuhan bisnis Anda.

Dengan layanan transactional email kami, Anda bisa mendapatkan berbagai macam pilihan transactional email templates yang dapat dikustomisasi. Layanan transactional email kami juga dapat menjalankan automated email bisnis Anda. Jadi, ketika ada transaksi baru, maka sistem transactional email Anda secara otomatis mengirimkan cross selling email.

Dengan menggunakan transactional email, sangat menguntungkan bagi bisnis Anda. Sebab, Anda tidak perlu khawatir lagi salah menawarkan produk. Selain itu, menggunakan transactional email kami dapat meningkatkan kredibilitas brand Anda dengan berfokus pada customer journey dan customer experience.

Baca Juga

Konklusi

Strategi cross selling bisa Anda terapkan pada setiap saat sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Namun sebelum menerapkan cara ini, Anda harus mendalami ketiga contoh rekomendasi perusahaan di atas dan bagaimana cara melakukan cross selling yang efektif agar dapat meningkatkan penjualan bisnis Anda.

Demikianlah ulasan kami mengenai tiga contoh cross selling dan cara melakukannya yang harus Anda ketahui. Untuk mendapatkan informasi lain seputar digital marketing, silakan kunjungi blog kami. Atau daftarkan diri Anda di sini untuk menggunakan layanan email marketing campaign kami.

(A.B)