Tinggalkan Kebiasaan Buruk Anda dalam Ber-email Marketing

Mari berkaca dari email marketing Anda tahun lalu, adakah sesuatu yang Anda sesali? Misalnya mengapa open rates Anda masih kecil? Atau meskipun email marketing sudah sukses mengapa Anda tetap merasa ada yang kurang? Pada akhirnya Anda akan selalu bertanya-tanya apa yang salah, apa yang kurang.

Sebenarnya, apa yang membuat praktik email marketing Anda tidak sesuai harapan adalah kebiasaan buruk. Apakah Anda memiliki kebiasaan buruk ketika mengirim email marketing? Yakin tidak ada? Pikir ulang setelah membaca artikel ini.

  1. Rencana mendadak
    Kebiasaan buruk pertama (dan yang paling sering dilakukan), tahun kemarin, berapa kali Anda mengirim email dengan rencana yang dadakan? Kebanyakan marketer tidak merencanakan email marketing tahunan, karena ditengah-tengah mungkin akan terjadi perubahan, namun mempercayakan praktik email marketing pada last minute ideas juga bukan pilihan bijak. Buru-buru justru membuat konten email Anda tidak maksimal.

  2. Pengiriman email tidak konsisten
    Bagaimana cara Anda memilih waktu untuk mengirim email? Membanjiri inbox subscriber setiap hari? Atau mengirim email hanya ketika Anda sedang mood? Frekuensi pengiriman email penting (tidak dapat dibantah). Subscriber setia menunggu email dari Anda, jangan kejutkan mereka dengan waktu pengiriman email tidak menentu, karena pasti berimbas pada turunnya open rates.

  3. Tidak menjaga kebersihan kontak
    Ketika menata lemari, apa yang Anda lakukan pada baju yang sudah tidak terpakai? Kebanyakan pasti membuangnya. Terkadang akan muncul perasaan terlalu sayang untuk dibuang. Tidak masalah sebenarnya, tapi Anda harus siap menerima resiko tidak memiliki cukup ruang untuk baju-baju yang baru. Sama halnya dengan kontak email.

  4. Perlakuan terhadap subscriber baru yang buruk

    Courtesy of Giphy

    Sudah punya welcome email series? Ketika Anda berkunjung ke rumah orang lain, perasaan senang tentu saja muncul jika mendapatkan sambutan yang hangat, bukan? Jadi, sudah tugas Anda untuk membuat subscriber baru merasa disambut. Welcome email series adalah langkah pertama, dan ini yang akan menentukan apakah email Anda berikutnya diterima atau tidak.

  5. Terlalu fokus pada konten
    Butuh berapa lama bagi Anda membuat konten pada sebuah email? Bandingkan dengan berapa banyak waktu Anda dalam mendesain email. Tiap orang memiliki jawaban yang berbeda. Tapi pastinya, karena sudah membuang banyak waktu untuk membuat konten email, Anda ingin desain email tidak membuang waktu lebih banyak. Tenang saja, Anda dapat menggunakan bantuan email marketing provider, seperti MailTarget yang menyediakan fitur email templates.

  6. Tidak memperhatikan email report dengan seksama
    Anda adalah seorang atasan? Atau Anda masih harus melaporkan hasil email marketing kepada atasan? Yang manapun, jelas email marketing report tidak boleh terabaikan, karena dari sinilah Anda akan tahu mana yang bekerja dengan baik dan mana yang tidak. Belajar dari kesalahan adalah guru terbaik bukan?

Masih dengan semangat tahun baru, jangan sampai Anda masih stuck dengan kebiasaan lama. Bukankah ini saatnya Anda mengakhiri setiap kebiasaan buruk dalam email marketing? End it, once and for all.

Terus perbarui artikel seputar email marketing di blog MailTarget. Anda dapat bergabung ke channel telegram MailTarget atau subscribe newsletter kami di sini.


MailTarget.co adalah sebuah perusahaan SaaS (software as a service) yang membuat email system dengan teknologi artificial intelligence.