Tingkat Konversi: Pengertian dan Cara Meningkatkannya

Tingkat konversi merupakan istilah yang kerap muncul dalam dunia marketing, khususnya saat membahas Key Performance Indicator (KPI) atau biasa juga disebut sebagai metrik. KPI sendiri adalah ukuran keberhasilan performa marketing Anda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan beragam kriteria tertentu. Misalnya pada email marketing ada open rate, click-through rate, dan bounce rate. Contoh lain pada website, ada metrik berupa traffic dan time-on-page.

Singkirkan sejenak jenis-jenis metrik lain, pada artikel ini kami akan membahas conversion rate atau tingkat konversi. Kami mengupas secara mendalam mulai dari mengenal conversion rate atau tingkat konversi, hingga bagaimana cara dan tips untuk meningkatkannya. Baca terus agar performa campaign Anda terus membaik.

Apa Itu Tingkat Konversi?

Seperti yang sudah kami sebutkan di atas, tingkat konversi adalah salah satu metrik marketing. Istilah ini digunakan untuk mendefinisikan perbandingan jumlah audiens yang berkonversi dengan jumlah audiens keseluruhan. Berhubung metrik ini dapat berlaku di hampir semua marketing channel—termasuk email dan website—, maka audiens yang disebutkan pun akan menyesuaikan.

Maksudnya, saat mengukur tingkat konversi email marketing, maka yang perlu perhatikan adalah jumlah penerima dan jumlah penerima yang akhirnya melakukan konversi. Sementara itu, pada tingkat konversi situs web Anda perlu memperhatikan jumlah pengunjung situs web dan jumlah visitor yang melakukan konversi.

Soal subjek dan channel sudah jelas, kini pertanyaan kita beralih ke kata ‘konversi’ itu sendiri. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan konversi?

Konversi adalah proses perpindahan tahapan audiens berdasarkan funnel-funnel customer journey. Ini juga akan sangat dipengaruhi oleh tujuan masing-masing campaign. Misalnya, pada event campaign, yang dimaksud konversi adalah saat seorang audiens berpindah dari hanya pengunjung website/landing page menjadi peserta terdaftar.

Contoh lain misalnya pada campaign penawaran diskon produk. Seorang penerima email penawaran yang melakukan pembelian produk melalui URL yang ditautkan akan dianggap melakukan konversi.

Secara umum, konversi dapat mengacu pada perpindahan tahapan dari bawah ke atas. Contohnya dari traffic ke leads, dari leads ke meeting, dari meeting ke deals, dari customer ke loyal customer, dan sebagainya.

Rumus Tingkat Konversi

Pada pembahasan di atas, kami sudah memberikan gambaran perhitungan tingkat konversi. Demi memudahkan Anda, kami juga akan memberikan rumus matematikanya untuk melihat rata-rata konversi.

Tingkat Konversi = (jumlah audiens berkonversi / jumlah total audiens) x 100%

Contoh:

Pada bulan Mei website Anda mendapatkan 1.000.000 pengunjung dengan total leads yang dihasilkan sebanyak 200.000 orang. Kemudian, dari 200.000 leads itu, 5.000 di antaranya berhasil mencapai meeting. Ke tahapan selanjutnya, ternyata hanya 600 yang mencapai deals. Maka, berapakah tingkat konversi website Anda?

Diketahui,

  • Traffic: 1.000.000
  • Leads: 200.000
  • Meeting: 5.000
  • Deals: 600

Maka, begini perhitungannya.

Traffic to Leads Conversion Rate = (200.000 / 1.000.000) x 100% = 20%
Leads to Meetings Conversion Rate = (5.000 / 200.000) x 100% = 2,5%
Meetings to Deals Conversion Rate = (600 / 5.000) x 100% = 12%

Sudah cukup jelas, kan? Bahwa Anda perlu membagi tahapan-tahapan audiens untuk mengetahui masing-masing tingkat konversinya. Tentu, Anda bisa langsung menghitung tingkat konversi yang website Anda hasilkan untuk mencapai deals dari jumlah traffic yang masuk dengan rumus berikut.

Traffic to Deals Conversion Rates = (600 / 2.000.000) x 100% = 0,03%

Cara Meningkatkan Tingkat Konversi

Ada sejumlah faktor yang dapat memengaruhi tingkat konversi, mulai dari yang paling sederhana seperti penempatan CTA sampai yang sangat kompleks di sisi strategi. Di bawah ini telah kami rangkum beberapa cara dan tips yang dapat Anda terapkan untuk meningkatkan conversion rate campaign Anda.

1. Perhatikan Tampilan Campaign Anda

Baik melalui website, landing page, email, maupun saluran pemasaran lainnya, tampilan selalu menjadi faktor yang penting untuk Anda perhatikan. Meski terkesan remeh dan sepele, tampilan campaign yang menarik mungkin bisa menghasilkan leads berkualitas tinggi dan konversi yang jauh lebih tinggi dibanding campaign yang sama dengan tampilan biasa-biasa saja.

Maka dari itu, di sini Anda perlu bekerja lebih keras di beberapa titik. Pertama, sesuaikan desain dengan tujuan dan kebutuhan campaign. Ini termasuk menyesuaikannya dengan gaya bisnis Anda dan kelompok audiens yang Anda tuju. Selanjutnya, Anda juga perlu mengikuti perkembangan tren di pasaran dengan tetap mempertahankan identitas sesuai best practice.

2. Bius Audiens dengan Powerful Copywriting

Audiens memang tidak akan sepenuhnya membaca website atau email Anda secara menyeluruh. Namun, tetaplah penting bagi Anda untuk menonjolkan teks persuasif yang memikat di bagian-bagian tertentu. Misalnya pada H1 atau bullet point yang ingin di-highlight. Tampilkan kalimat yang menggoda dan sulit dilewatkan.

Lagi-lagi, Anda perlu menyesuaikan ini dengan kecenderungan target audience Anda. Juga, jangan lupakan di mana brand Anda berdiri saat ini.

Contoh paling nyata yang sedang trending belakangan ini adalah iPhone. Mereka tidak perlu deskripsi panjang untuk memikat pelanggan setianya. Cukup dengan dua kata "kuning, keren", merek gawai raksasa ini berhasil meraih tingkat konversi luar biasa.

Di sini yang ingin kami tekankan adalah posisi brand. Anda boleh saja merasa terinspirasi oleh strategi copywriting iPhone. Namun, Apakah melakukan cara yang sama adalah langkah tepat untuk brand Anda?

3. Optimasi Call-to-Action (CTA)

Dalam era di mana informasi sudah sangat transparan, tren marketing pun turut mengalami pergeseran. Cara-cara halus lama-lama justru terkesan membosankan dan tidak menarik. Jujur dan terbuka bisa menjadi solusi untuk Anda dalam menarik minat audiens.

Salah satu caranya dengan menempatkan CTA di tempat yang menonjol. Misalnya, jika itu adalah email, tempatkanlah di tengah dengan body text yang tidak terlalu panjang. Dengan begitu, ketika audiens membuka email Anda, mereka dapat langsung melihat tindakan selanjutnya yang Anda ingin mereka lakukan.

4. Lakukan Personalisasi dan Tonjolkan Relevansi

Cara-cara di atas adalah upaya yang bisa Anda lakukan untuk meraih konversi secara teknis. Namun, saat berhubungan dengan manusia, Anda tidak boleh lupa dengan faktor psikologis. Cobalah untuk masuk lebih dalam dengan memanfaatkan sisi ini.

Salah satu yang bisa Anda lakukan adalah dengan melakukan personalisasi konten. Dari yang paling sederhana, menyapa audiens dengan nama depan mereka. Dilanjutkan dengan penyesuaian relevansi konten yang dibedakan untuk tiap individu atau kelompok audiens.

5. Tunjukkan Social Proof

Menambahkan bukti sosial seperti penilaian baik dari para pelanggan terdahulu dapat menjadi kunci yang memikat audiens baru untuk melanjutkan tahapan menuju konversi. Anda bisa saja menampilkan poin ini pada satu section yang dikhususkan. Jika secara kebetulan customer atau klien Anda banyak berasal dari nama-nama besar, menampilkannya tanpa memberi ulasan spesifik bahkan sudah cukup.

Baca Juga

Sekian yang dapat kami sampaikan terkait tingkat konversi dalam pemasaran, lengkap dengan cara meningkatkannya. Anda bisa mendapatkan lebih banyak informasi mengenai tip marketing di blog kami. Jika Anda tertarik mencoba meningkatkan conversion rate atau rasio konversi dengan kami, langsung saja daftar untuk mencoba gratis layanan email marketing kami. Di dalamnya, Anda bebas mengakses online form, page builder, email automation, dan contact labeling.

(V.V)