Tips Agar Lolos Interview Frontend Developer
Jika Anda memutuskan untuk meniti karier menjadi Frontend Developer? berikut adalah tips dari saya, Bang Timen (Lead Frontend Developer MTARGET) yang lumayan sering menggelar proses rekruitment khususnya untuk posisi Frontend Developer di MTARGET.
Dan karena kita lebih banyak membangun web application jadi percontohan dalam artikel ini akan menjurus pada web application development.
Berlatih Sembari Bangun Portofolio Software Developer adalah salah satu dari sekian banyak pekerjaan yang mudah dinilai dari seseorang dilihat dari nilai akademisnya, tentu saja kemampuan akademis cukup berpengaruh pada kemampuan seseorang terhadap perkembangan skill, akan tetapi banyak faktor yang memengaruhi seseorang benar-benar punya minat atau tidak terhadap sektor ini, sehingga dengan banyak berlatih akan memudahkan Anda“menemukan jalan ninjamu” haha.
Secara umum, recruiter akan melihat pengalaman kerja dalam bahan evaluasi pelamar kerja, dengan membangun portofolio dan menyajikannya secara professional itu akan banyak membantu kamu lebih mudah untuk diterima kerja.
Beberapa contoh proyek kecil yang bisa kamu bangun misalnya:
- Mencari preview design di Dribble, Behance, Pinterest atau lainnya kemudian membuat Code HTMLdan CSS dari design tersebut, source codenya dibagikan ke public di Github dan dibuat live previewnya, dan jangan lupa yang punya design diberi credit.
- Mini project lainnya misal membuat aplikasi stopwatch, calculator, todo app dan lainnya.
Jika masih kesulitan mulai dari mana, Anda bisa mengikuti tutorial-tutorial coding bareng yang lumayan banyak ada di YouTube.
Ikut Magang atau Pelatihan
Jika Anda masih kuliah mungkin bisa mempertimbangkan untuk cari tempat magang, lulusan kuliah tidak selalu bisa ready to use untuk sektor-sektor pekerjaan tertentu salah satunya software developer.
Magang bisa memberikan Anda overview mengenai bagaimana jika Anda benar-benar menggeluti pekerjaan itu.
Haruskah Bisa Coding?
Beberapa kali sempet ketemu pelamar yang ketika saya tanyai “Mengapa memilih karir Frontend Developer?” mereka menjawab dengan polos: “karena saya gak bisa (lemah) dalam coding”. Mungkin satu hal yang perlu kita renungkan ya “life is constant learning”, begitu juga di dunia kerja, ketika di pekerjaan Anda tidak memberikan ruang untuk terus belajar, seyogyanya kamu perlu mempertanyakan apakah kamu bisa melanjutkan hidup dengan karier tersebut atau tidak.
Dan kebetulan software developer adalah salah satu pekerjaan yang akan menjaga Anda agar tetep selalu belajar di sepanjang karier Anda. Meskipun frontend developer tugasnya “hanya membuat interface”, tetapi untuk membuat interface yang user bisa/mudah/mau/suka untuk menggunakannya itu frontend developer juga perlu mempelajari skill-skill yang bahkan diluar sektor teknologi.
Tidak Terbatas Pada Job Description
Job description atau ada yang bilang jobdesc, adalah deskripsi mengenai tugas dan tanggungjawab dalam suatu pekerjaan. Suatu perusahaan, untuk mendapatkan Growth atau revenue yang maksimal harus dibarengi dengan growth dari masing-masing karyawan yang pesat pula. Untuk memicu growth yang baik pada SDM di sini jobdesc hanya digunakan sebagai guideline.
Salah satu framework yang digunakan perusahaan untuk mengatur laju perusahaan adalah OKR, yang mana performa karyawan tidak sekedar dinilai dari seberapa banyak pekerjaan yang diselesaikan tetapi lebih fokus pada hasil atau impact yang dihasilkan, impact terhadap perusahaan, impact terhadap team, impact terhadap diri sendiri.
Mungkin sampai sini pembahasannya kok semakin ke sana ya, padahal cuman ingin lolos interview frontend developer saja, jadi untuk menjalani sesuatu agar bisa bertahan setiap orang harus memiliki motivasi, ketika motivasi turun akan berakibat performa karyawan akan turun atau bahkan resign, ini tentu saja berakibat buruk terhadap performa perusahaan.
Sejak dari generasi millenial yang bekerja sekarang ini ada memiliki 2 macam motivasi, yaitu motivasi external dan internal. Motivasi external adalah motifasi yang didapatkan dari apa yang dikerjakan, yang misalnya gaji, bonus, naik jabatan, dsb.
Kedua adalah motivasi internal yaitu semangat dalam mengerjakan sesuatu dikarenakan kepuasan dalam melakukannya, yang contohnya growth, passion, curiosity, purpose, fun, dsb.
Motivasi external biasanya sifatnya sementara, misalnya motivasi Anda adalah gaji, Anda akan termotivasi ketika baru naik gaji, tapi ketika gaji yang diterima stagnan, atau di tanggal-tanggal di mana hari gajian masih jauh tapi uang sudah menipis jadinya motivasi Anda ikut menipis.
Berbeda dengan motivasi internal, motivasi internal datang dari diri Anda sendiri, selama perusahaan mampu memberikan fasilitas untuk tumbuh, memberi purpose dan sense of belonging dan internal motivation lainnya.
Dan kemudian, sebelum Anda memutuskan untuk menaklukkan interview frontend developer, sebelum, saat, hingga Anda sudah meraih pekerjaan itu maka kumpulkan motivasi-motivasi internal Anda sehingga nantinya itu bisa menghasilkan kebahagiaan yang lebih baik.