Channel Marketing Paling Efektif untuk Bisnis, Email Marketing
Apakah email marketing masih menjadi strategi yang penting dan efektif untuk berkomunikasi dengan lead prospek dan pelanggan?
Kemungkinan besar Anda sering mendengar orang mengatakan bahwa email marketing sudah mati. Sementara beberapa orang suka mengatakan bahwa bentuk marketing ini tidak lagi efektif, Anda perlu bertanya pada diri sendiri apakah itu benar atau tidak.
Hal menarik dari pertanyaan tersebut adalah kenyataannya saat ini pemasaran melalui email merupakan metode paling efektif dan perlu dicoba untuk meningkatkan penjualan.
Dalam artikel ini, kami akan menunjukan kepada Anda bukti bahwa pernyataan di atas adalah benar. Selain itu, kami juga akan memberikan beberapa tips email marketing untuk membantu Anda untuk menyusun strategi marketing bisnis Anda sendiri.
Mari kita mulai dengan berbicara tentang statistik yang membuktikan betapa kuatnya email marketing untuk bisnis.
Apakah Orang Masih Menggunakan Email?
Saat ini, email sudah menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari kita. Tahukah Anda bahwa 58% orang dewasa setiap pagi memeriksa kotak masuk email mereka? Menurut data dari Emma hal ini bisa menjadi petunjuk yang bagus tentang kapan Anda harus memastikan email Anda muncul di akun mereka.
Selain itu, orang-orang memeriksa ponsel mereka 150 kali setiap hari, dan email menjadi komponen inti dari segala aktivitas di ponsel mereka. Menurut data dari Eleventy Marketing Group, 62% orang mengungkapkan bahwa mereka membuka email melalui ponsel mereka.
Jika Anda berpikir bahwa email hanya untuk demografis orang-orang tua, pertimbangkanlah bahwa hampir 73% orang berusia 18-24 tahun mengatakan bahwa mereka memeriksa email dari ponsel mereka.
Media Sosial vs Email
Saat ini, mungkin Oke orang-orang menggunakan email mereka. Namun, apakah Anda juga berpikir bahwa media sosial adalah cara yang jauh lebih baik untuk memasarkan produk kepada audiens Anda? Mari pikirkan lagi..
- 17% orang lebih suka menerima pesan promosi di media sosial. Namun nyatanya, menurut data dari Marketing sherpa, 72% orang merasa bahwa mendapatkan konten promosi melalui email lebih baik daripada sosial media.
- Dibandingkan dengan media sosial dan bahkan search engine, email akan memberi Anda tingkat konversi penjualan yang lebih tinggi.
- Menurut Campaign Monitor, dibandingkan dengan Twitter dan Facebook, email 40 kali lebih efektif untuk mengubah audiens biasa menjadi pelanggan.
- 0,59% pengunjung media sosial Anda akan membeli dari Anda. Di sisi lain, menurut The American Genius 4,24% orang yang di email akan melakukan pembelian.
- Anda memiliki peluang enam kali lebih baik untuk mendapatkan klik dari email daripada yang Anda lakukan saat memposting di Twitter.
- Pesan di Facebook lima kali lebih kecil kemungkinannya dilihat daripada pesan yang dikirim melalui email.
Sekarang, lihat perbedaan tingkat engagement keseluruhan antara email dan media sosial:
- Instagram, Twitter, dan Facebook memiliki tingkat engagement 0,58%
- Open rate rata-rata untuk email di semua industri adalah 22,86%
- Email memiliki rata-rata CTR 3,71%
Dari data di atas, sepertinya Anda sudah memiliki bayangkan channel mana yang memiliki tingkat engagement yang lebih tinggi.
Menyusun Strategi Email Marketing Anda
Sekarang setelah Anda mengetahui betapa pentingnya email saat Anda berupaya meningkatkan pemasaran, mari kita bahas elemen-elemen yang perlu Anda gunakan agar kegiatan marketing Anda sukses.
1. Segmentasikan target audiens
Hal pertama yang harus Anda perhatikan adalah target pasar Anda. Tak satupun dari upaya pemasaran Anda akan memberikan hasil yang berkualitas jika Anda tidak memiliki tujuan yang jelas.
Kesalahan yang dilakukan seorang pebisnis pemula adalah percaya bahwa mereka bisa menjadi segalanya bagi semua orang, dan yang terjadi adalah sebaliknya. Pesan pada landing page opt-in email Anda, misalnya, akan mendapatkan hasil yang unggul berdasarkan seberapa spesifik bahasanya.
Misalnya, bandingkan dua header landing page berikut ini:
- Bagaimana Seorang Pengacara Dapat Menjadi Lebih Produktif
- 5 Tips untuk Membuat Latihan Berbasis Mac Anda 3 Kali Lebih Produktif
Saat Anda memasarkan landing page itu ke pengacara berbasis Mac, menurut Anda page mana yang memiliki tingkat konversi keikutsertaan yang lebih tinggi? Jelas bahwa versi kedua lebih menarik dan lebih bertarget untuk audiens tertentu.
2. A/B Testing Email
A/B testing pada email marketing adalah metode yang dilakukan untuk menemukan promosi online terbaik dan strategi marketing untuk bisnis. A/B testing dapat dilakukan untuk menguji dan memahami kebutuhan pelanggan, karena biasanya dilakukan untuk membandingkan reaksi pelanggan dari dua sampel yang berbeda. Guna melihat variabel mana yang memberikan performa terbaik. Performa di sini diukur dengan conversion rate, konten mana yang menghasilkan conversion rate lebih tinggi.
Dalam A/B Test Email MTARGET, Anda bisa melakukan uji terhadap tiga komponen ini:
Content
Melakukan perbandingan konten dari email yang berbeda. Hal tersebut bertujuan untuk menentukan konten seperti apa yang sekiranya lebih diminati oleh para audiens Anda.
Subject
Melakukan perbandingan pada subjek email yang berbeda. Hal tersebut bertujuan untuk menentukan subjek email seperti apa yang sekiranya lebih menarik perhatian audiens.
Send Time
Melakukan perbandingan pada waktu pengiriman email. Hal tersebut bertujuan untuk menentukan waktu pengiriman email yang tepat, sehingga kemungkinan email Anda dibuka dan dibaca menjadi semakin lebih besar.
3. Kirimkan konten yang sesuai dengan pelanggan
Salah satu masalah terbesar ketika seseorang mengirimkan email marketing adalah topik yang kurang relevan dengan audiens. Untuk mengatasinya, Anda bisa mengambil referensi pembahasan pada blog bisnis Anda. Jangan terlalu fokus untuk memasarkan produk Anda, lakukan sedikit inovasi dengan mengirimkan email marketing yang santai dengan membahas hal-hal yang kini sedang trending. Cara ini bisa dilakukan bersamaan dengan menambahkan CTA pada email tersebut yang terhubung langsung ke web Anda. Tanpa Anda sadari hal ini bisa membantu Anda untuk mendapatkan traffic.
4. Pantau report campaign email marketing
Ketika email marketing telah dikirim, kini saatnya Anda untuk memantau pergerakan dari email tersebut. Berikut ini beberapa hal dari report email yang harus Anda perhatikan.
Email Delivery Rate
Delivery rate adalah persentase tingkat email yang terkirim dalam satu campaign. Email Anda bisa terkirim 100% dan bisa juga tidak, hal tersebut bisa diakibatkan oleh berbagai hal. Seperti, adanya reputasi sender yang rendah, yang merupakan skor yang diberikan oleh penyedia layanan internet kepada email sender. Akan ada saat di mana beberapa email Anda berakhir di folder spam/junk. Hal ini bisa disebabkan oleh penyedia layanan email Anda atau karena menggunakan kata pemicu spam dalam body email Anda.
Open Rates
Open rates merupakan indikasi bahwa email marketing yang dikirimkan telah dibuka oleh subscriber. Perlu Anda ketahui, jika open rate semakin tinggi menunjukkan bahwa email marketing yang telah dikirimkan semakin menarik perhatian banyak orang. Begitu pula sebaliknya, jika open rate Anda rendah maka hal tersebut menunjukkan tingkat ketertarikan orang terhadap email marketing yang telah dikirimkan juga semakin rendah.
Click-Through Rate (CTR)
Click-Through-Rate (CTR) pada email menandakan persentase orang yang mengklik tautan di email Anda dari semua orang yang membuka email. Nicolas Straut dari Fundera melacak metrik ini karena tujuan sebagian besar email marketer adalah untuk mendapatkan pelanggan untuk mengonversi pada halaman web setelah mengklik tautan.
Unsubscribes
Dalam KPI email marketing, tingkat unsubscribe adalah salah satu metrik yang tidak boleh diabaikan karena secara langsung terkait dengan kegiatan email marketing Anda. Unsubscribe rate memberitahu Anda tentang jumlah subscriber yang mengklik link ‘berhenti berlangganan’ di email Anda. Karena jumlah orang yang tidak ingin menerima email Anda sama pentingnya dengan jumlah orang yang ingin tetap berada di daftar kontak email Anda, maka tingginya angka unsubscribe dapat menjadi ancaman bagi daftar kontak email Anda.
Bounce Rate
Bounce rate mewakili persentase total email yang dikirim namun tidak terkirim ke penerima email. Tingkat bouncing membantu Anda mengevaluasi pengiriman email dengan cermat. Saat terjadi bounce back, pengirim email akan mendapatkan pemberitahuan otomatis bahwa email gagal dikirimkan karena suatu kesalahan.
Selain itu, dapatkan juga tips dan trik menarik seputar email marketing lainnya pada blog kami. Ingin memulai email marketing campaign dengan kami? Daftarkan diri Anda di sini.