E-book: Memahami Perubahan Email di 2025 & Arah Email di 2026

Selama beberapa tahun terakhir, email sering diposisikan sebagai channel yang “sudah matang”. Tidak banyak berubah. Tidak terlalu menarik. Tapi tetap dipakai.

Namun 2025 membuktikan satu hal penting:Email tidak stagnan—yang stagnan adalah cara kita memperlakukannya.

Di tengah ledakan AI, automation, dan berbagai channel baru, email justru mengalami pergeseran peran yang cukup signifikan. Bukan lagi sekadar cara melakukan campaign, tapi bagian dari sistem kepercayaan dan operasional digital.

Dan perubahan ini sering kali luput disadari—sampai dampaknya mulai terasa.

Masalahnya Bukan Email, Tapi Cara Kita Mengukurnya

Banyak tim masih menilai performa email dengan cara lama:

  • Open rate
  • Jumlah email terkirim
  • Frekuensi campaign per periode

Padahal di 2025, indikator-indikator tersebut semakin sulit diandalkan.

Perlindungan privasi dari Apple dan Gmail membuat open rate menjadi metrik yang kabur. Email bisa “terbuka” tanpa benar-benar dibaca. Sebaliknya, email yang relevan bisa berdampak besar meski open rate terlihat biasa saja.

Yang mulai diperhatikan justru:

  • Apa yang dilakukan user setelah membaca email
  • Apakah email membantu mereka mengambil keputusan
  • Apakah email memperkuat kepercayaan terhadap produk atau brand

Ini bukan sekadar perubahan metrik.Ini perubahan cara berpikir.

Apakah Email Masih Relevan?

Sepanjang 2025, email tidak kehilangan relevansinya. Yang berubah adalah cara email bekerja, dinilai, dan diposisikan dalam sistem komunikasi digital. Perubahan ini tidak selalu terlihat di permukaan, tetapi dampaknya mulai terasa di banyak organisasi: engagement yang stagnan, metrik yang semakin sulit dibaca, dan kebutuhan lintas tim yang makin kompleks.

Email kini tidak lagi berdiri sebagai alat kirim pesan semata. Ia terhubung dengan reputasi domain, kepercayaan sistem, pengalaman pengguna, dan bahkan stabilitas layanan. Cara email dikirim hari ini akan memengaruhi bagaimana email berikutnya diterima—baik oleh inbox provider maupun oleh pengguna.

Di saat yang sama, perkembangan AI dan peningkatan perlindungan privasi mengubah cara pesan dinilai. Email bisa terkirim dengan sempurna, tetapi belum tentu benar-benar diperhatikan. Customer membaca lebih cepat, memilih lebih selektif, dan semakin sensitif terhadap relevansi serta konteks.

Semua ini menandai pergeseran penting: tantangan email modern bukan lagi soal “bagaimana mengirim”, tetapi “kapan, mengapa, dan apa dampaknya”. Pendekatan lama yang berfokus pada volume dan metrik permukaan mulai kehilangan efektivitas.

Jadi Bagaimana Email di 2026?

Menjelang 2026, semakin jelas bahwa email perlu dipahami sebagai bagian dari sistem yang lebih besar—terintegrasi dengan channel lain, didukung fondasi teknis yang kuat, dan diukur berdasarkan dampak nyata, bukan sekadar aktivitas.

Untuk membantu tim melihat perubahan ini secara utuh, kami menyusun sebuah mini e-book yang merangkum refleksi industri email sepanjang 2025 dan sinyal arah ke 2026. Bukan sebagai panduan teknis atau daftar tren, melainkan sebagai kerangka berpikir untuk memahami bagaimana peran email sedang bergeser.

Jika Anda terlibat dalam pengelolaan komunikasi digital—baik dari sisi marketing, product, engineering, maupun leadership—e-book ini akan membantu memberi perspektif yang lebih jernih tentang apa yang sedang berubah, dan mengapa pendekatan lama perlu ditinjau ulang.