Cold Email: Definisi, Perkembangan, Fungsi, dan Tips
Pada kegiatan marketing konvensional, Anda bisa terjun langsung ke jalan dan mendatangi orang-orang untuk menawarkan produk Anda. Cara semacam itu ternyata masih cukup sering dijalankan pada strategi modern di platform digital saat ini. Caranya dengan mengirim cold email untuk menjangkau orang-orang yang sama sekali belum pernah berkomunikasi dengan Anda.
Apa Itu Cold Email?
Cold email atau yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai email dingin adalah satu bentuk pesan email yang dikirimkan kepada orang yang belum Anda kenal sebelumnya. Tujuan utamanya untuk membangun hubungan dengan harapan dapat berlanjut ke tingkatan selanjutnya.
Dalam marketing sendiri, cold email dimanfaatkan untuk menjangkau prospek yang lebih luas dan menggiring mereka ke tahapan yang lebih jauh dalam sales funnel. Jika Anda mengecek kotak masuk email Anda sekarang, mungkin beberapa cold email telah berada di halaman pertama dan belum Anda buka. Umumnya, ini berisi ajakan menjalin koneksi atau perkenalan bisnis yang disertai product onboarding dan brand overview.
Karena tujuannya sebatas menjangkau prospek, isi pesan ini tidak terlalu panjang atau detail. Kecenderungannya lebih kepada pesan yang singkat, padat, dan jelas. Nantinya, setelah penerima email memberi respons, baru pesan-pesan selanjutnya akan dikirimkan sebagai pelengkap informasi.
Di pasaran sendiri, email dingin ini seolah menjadi andalan perusahaan-perusahaan IT dan SaaS seperti ProductHunt dan Godaddy. Namun tentunya pernyataan ini tidak mematikan kesempatan perusahaan di bidang lain untuk turut menjalankan pengiriman cold email.
Sejarah Perkembangan Cold Email
Seperti yang sempat kami singgung di paragraf pembuka artikel ini, cold email bukanlah sesuatu yang baru dalam dunia marketing. Ini hanya bentuk modern dari apa yang sudah biasa para marketer lakukan di masa lalu. Jika harus dijabarkan, beginilah kira-kira sejarah perkembangan cold email.
1. Cold Selling
Pada saat terjadinya kegiatan ini, belum ada istilah yang tepat untuk menyebutnya. Namun, esensinya tidak berbeda dengan apa yang sekarang kita sebut dengan cold selling, atau lebih spesifik lagi Person to Person (P2P) cold selling.
Ini adalah apa yang para marketer sebelum era teknologi lakukan untuk secara acak terhubung ke prospek baru. Mereka pergi sendiri untuk menghampiri siapa saja yang mungkin tertarik dengan produk yang ditawarkan.
2. Direct Mail
Ketika email muncul dan metode P2P cold selling menunjukkan tanda-tanda positif dalam pertumbuhan grafik penjualan, para marketer dan sales mulai memanfaatkan media ini. Mereka mengirim pesan-pesan promotional dan email newsletter kepada pengguna asing.
Di awal perkembangannya, metode ini mendapat hasil yang cukup signifikan meskipun kini sudah tidak lagi dilakukan mengingat aturan atas hak pengguna. Sebagai marketer yang aktif di era ini, Anda perlu mendapatkan consent pengguna sebelum mengirimkan email newsletter secara reguler ke inbox mereka.
3. Cold Calling
Tidak berhenti sampai di situ, orang-orang terus berinovasi mencari cara yang lebih kreatif dan efektif dalam menjangkau prospek. Mereka kemudian mulai melakukan panggilan telepon kepada nomor-nomor asing untuk menawarkan produk mereka.
Umumnya, ini dilakukan menggunakan data yang diperoleh dari buku telepon. Hingga akhirnya metode ini pun diberhentikan akibat banyak disalahgunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang justru memanfaatkannya sebagai media kejahatan.
4. Cold Emailing
Nah, akhirnya setelah semua perjalanan yang dilalui, kita kembali ke email yang dinilai sebagai media pemasaran paling stabil dari segi efektivitas. Dengan beberapa penyesuaian yang dilakukan, istilah cold email kemudian menjadi populer dan banyak digunakan oleh tim marketing dan sales berbagai perusahaan.
Selain karena pengaruh digital yang sangat kuat, email dipilih berkat kenyamanannya. Para marketer seperti Anda tidak perlu mengganggu orang di jalanan untuk berbicara panjang lebar tentang produk. Di sisi pengguna atau penerima, email juga lebih mudah untuk diatasi. Jika tertarik, mereka bisa melanjutkan pembicaraan di waktu yang ditentukan, jika tidak mereka juga bisa memilih untuk sama sekali tidak menanggapi.
Fungsi Cold Email
Di masa lalu, Anda mungkin bisa melihat alasan utama di balik pelaksanaan cold selling. Namun, di era social media dan broadcasting yang sudah sangat masif, apa yang menjadikan cold email tetap eksis dan populer? Ternyata ini dia fungsi dari pengiriman cold email bagi bisnis Anda.
1. Meningkatkan Brand Awareness
Mengirimkan informasi mengenai brand Anda kepada target audiens baru tentu berbeda dengan pengiriman email newsletter atau nurturing yang biasa Anda lakukan ke pelanggan Anda. Ini akan menambah tingkat awareness orang-orang terhadap bisnis Anda. Mereka yang tadinya tidak tahu sama sekali menjadi tahu. Mereka yang sudah sempat mendengar menjadi lebih awas.
Email sendiri sangat personal, jadi Anda bisa mengontrol siapa saja yang harus mendapat informasi tersebut dan siapa yang tidak. Ini akan bagus di tahapan selanjutnya ketika Anda mulai mendata potential leads yang masuk. Namun syaratnya, Anda juga perlu melakukan personalized cold email.
2. Untuk Mendapat Lead
Baru saja selesai dibicarakan mengenai leads, cold email sending merupakan cara yang baik untuk mendapatkan mereka. Anda bisa menyasar orang-orang yang memang sedang mencari produk tertentu seperti yang bisnis Anda tawarkan tanpa kedua belah pihak pernah sadari sebelumnya. Jika tepat, ini akan memberi Anda potensi penjualan yang fantastis.
3. Sebagai Media Networking
Pesan-pesan email yang Anda kirimkan tidak selalu berakhir pada poin penjualan. Namun, apakah itu selalu berarti buruk? Tidak juga.
Anda bisa tetap memanfaatkan ini sebagai media networking yang mungkin baru akan Anda rasakan manfaatnya di masa mendatang. Hubungan baik yang terjalin antara Anda dan penerima cold email saat ini, bisa melahirkan penjualan di kemudian hari. Jika tidak, ini masih berpeluang bisnis untuk sektor lain seperti partnership atau kolaborasi.
Tips Menjalankan Effective Cold Email Campaign
Saat mengirimkan pesan ke orang asing, Anda tidak bisa menjamin berapa persen kemungkinan itu akan keluar dengan hasil yang baik. Anda juga tidak bisa mengetahui siapa yang sekiranya mau menanggapi email Anda. Lalu, bagaimana caranya melakukan serangkaian kegiatan ini secara efektif dan efisien?
1. Mulai dari Konten yang Menarik
Konten adalah yang utama pada setiap marketing campaign yang Anda jalankan. Ini adalah pemegang peranan terbesar pada penentuan respons audiens. Apakah mereka memahami seluruh informasi yang Anda coba sampaikan. Apakah dengan itu kemudian mereka tertarik untuk mengenal lebih jauh bisnis Anda, dan seterusnya.
2. Pastikan Pesan Itu Benar-Benar Sampai
Anggaplah Anda sudah menerapkan best practice pembuatan email, baik dari segi copywriting, desain, layout, dan CTA. Sekarang Anda memiliki konten email yang sempurna. Namun, bagaimana jadinya jika email itu tidak pernah sampai ke target audiens Anda? Sebuah kesia-siaan yang menyedihkan, bukan?
Maka dari itu, pastikan selalu untuk memanfaatkan segala sumber yang dapat mendukung kepastian pengiriman email Anda. Misalnya, gunakan SMTP relay yang dapat menjamin akurasi pengiriman pesan email Anda. Bukan hanya terbebas dari spam filter, SMTP relay dapat memastikan pesan Anda masuk ke inbox utama dan bukannya sosial atau promosi.
3. Lacak Status Email Anda
Anda memang tidak bisa memperkirakan siapa yang akan tertarik dengan email Anda dan membukanya. Namun, Anda bisa melihat situasi aslinya, siapa saja yang sudah menerima email Anda, membukanya, hingga meneruskannya ke alamat lain.
Caranya? Email Tracking Tools!
Anda bisa menggunakan alat bantu pelacakan status pengiriman email seperti SONAR yang tersedia di Chrome Web Store. Dengan menginstal ekstensi SONAR, Anda bisa melihat status email Anda di platform manapun termasuk Gmail. Tanda yang diberikan sangat user friendly sehingga tidak akan mengganggu tampilan maupun aktivitas emailing Anda.
Anda hanya akan melihat tanda centang ganda berwarna abu-abu untuk email yang berhasil terkirim, dan tanda yang sama berwarna biru untuk email dibuka. Cara kerjanya menyerupai WhatsApp yang biasa kita gunakan dalam komunikasi jarak jauh sehari-hari.
Sekian mengenai cold email campaign dan serba-serbinya yang perlu Anda ketahui. Sekarang Anda sudah tahu kan, harus menggunakan bantuan tools apa untuk menjalankan cold emailing yang efektif. Tunggu apa lagi? Buat email Anda sekarang di dashboard kami dan kirimkan menuju inbox pengguna hanya dalam satu kali klik.
Daftar di sini untuk mencoba layanan email marketing kami secara gratis. Juga, cek artikel-artikel blog post kami untuk mendapatkan tip dan trik marketing lainnya.
(V.V)