Langkah-Langkah dalam Memulai Campaign Email Marketing

Rekan Marketer, jika sampai saat ini Anda belum mulai memakai email marketing sebagai channel marketing, maka inilah waktunya Anda untuk mulai menggunakannya. Karena saat ini email marketing telah mengalami banyak perubahan, sejak Constant Contact memperkenalkan email untuk pertama kalinya pada tahun 1998. Karena pada awalnya email hanya dapat menampung konten bersifat prompt atau teks saja, namun sekarang email sudah dapat dikustomisasi agar menjadi lebih menarik dan interaktif menggunakan gambar bahkan video.

Meskipun email telah mengalami banyak perubahan, namun satu yang tak pernah berubah, yaitu keefektifannya. Menurut studi dari e-marketer, menunjukkan bahwa email marketing terus mengungguli channel digital marketing lainnya termasuk social media dan paid search.
(Email marketing)

Oleh karena itu, penting untuk mulai menggunakan email marketing karena dapat menghasilkan result yang bagus untuk Anda.

Namun, kebanyakan dari marketer saat ini masih bingung dari mana memulai email marketing. Oleh karena itu, kalau Anda salah satunya, berikut ini kami merangkum beberapa alasan dan hal yang perlu Anda lakukan saat ini memulai email marketing.

Alasan mengapa harus menggunakan email marketing

Menurut data dari Marketing sherpa,17% orang suka menerima pesan promosi melalui sosial media , dan 72% orang merasa bahwa mendapatkan konten promosi melalui email lebih baik daripada sosial media.

Kemudian, menurut The American Genius, 0,59% pengunjung media sosial Anda akan membeli produk Anda. Namun, di sisi lain 4,24% orang yang menerima email promosi produk secara langsung dan personal akan melakukan pembelian.

Selanjutnya, dilihat dari sisi engagement, antara email dan media sosial hasilnya? Instagram, Twitter, dan Facebook memiliki tingkat engagement 0,58%, sedangkan email marketing memiliki tingkat engagement open rate rata-rata semua industri bisnis adalah 22,86%, dan rata-rata CTR 3,71%.

Selain itu, berikut beberapa hal yang harus Anda ketahui tentang email marketing:
(Email marketing)

Dilihat dari perbandingan tersebut, email marketing jauh lebih efektif untuk meningkatkan penjualan, engagement dengan pelanggan, dan untuk nurture pelanggan. Jadi, inilah saatnya Anda untuk memulai campaign email marketing.

Kemudian, bagi Anda yang saat ini baru ingin mulai menggunakan email marketing sebagai channel marketing bisnis, Anda bisa memulainya dengan tahapan-tahapan di bawah ini.

Langkah-Langkah Memulai Campaign Email Marketing

1. Pilih penyedia layanan email marketing

Jika Anda serius tentang email marketing, Anda perlu bekerja sama dengan penyedia layanan email marketing. Bekerja dengan penyedia layanan adalah satu-satunya cara, agar bisnis Anda dapat dengan maksimal menggunakan email marketing automation untuk mengirimkan campaign secara teratur kepada audiens atau pelanggan Anda.

Selain itu, dengan bekerja sama dengan layanan email marketing, Anda akan mendapatkan keuntungan lainnya seperti mendapatkan template email profesional, tools untuk membantu Anda mengembangkan dan mengelola daftar email Anda, dan fitur tracking yang menunjukkan kepada Anda siapa yang membuka dan terlibat dengan campaign yang Anda kirimkan.

Tips memilih penyedia email marketing

  • Pilih penyedia email marketing yang memiliki harga terjangkau;
  • Pilih layanan yang aman, aman di sini misalnya yang memiliki sender reputation bagus dan memiliki spam score rendah. Hal ini perlu dipastikan agar deliverability campaign Anda aman;
  • Memberi layanan support penuh akan campaign-campaign Anda;
  • Pilih penyedia email marketing yang sudah dipercaya oleh banyak klien. Hal ini bisa Anda cek di profil bisnis mereka, berapa klien yang sudah mereka tangani dan bagaimana kepuasan pelanggannya bisa Anda lihat pada testimoni di website mereka, jika mereka menyediakannya.

2. Akuisisi database dan membangun database

Sebagian besar bisnis akan memiliki beberapa kontak untuk memulai email list. Umumnya dimulai dengan para pelanggan dan orang yang sudah menjalin hubungan dengan Anda. Mungkin itu kontak bisnis yang dapat Anda gunakan untuk mengirim email secara teratur. Namun, jika Anda masih baru dan belum memiliki database yang memadai, Anda bisa memulainya dengan mengumpulkan database dengan akuisisi data terlebih dahulu.

Akuisisi data ini bisa Anda mulai misalnya dengan membuat form dan page ketika mengadakan workshop, seminar, webinar, atau bisa juga Anda mulai mengikuti exhibition, dan sebagainya. Selain itu, untuk mendapatkan database, Anda juga bisa menempatkan form dan page akuisisi ini di blog, website, web app, dan sebagainya.

Tips dari kami adalah:
(Email marketing)

3. Tambahkan database email ke akun email marketing

Setelah Anda memiliki akun email marketing, tambahkan database kontak email yang sudah didapatkan ke akun email marketing Anda. Anda dapat mulai dengan mengupload database kontak dari spreadsheet yang sudah Anda siapkan.
(Pengguna email marketing)
Jika memungkinkan, atur kontak Anda ke dalam daftar terpisah berdasarkan apa yang Anda ketahui tentang mereka. Misalnya, memisahkan daftar kontak tersebut berdasarkan dari mana Anda mendapatkan kontak tersebut, hal ini akan memudahkan tim yang nantinya bertugas untuk melakukan follow up kepada daftar kontak tersebut, karena mereka bisa melakukan perkenalan dengan dari mana mereka mendapatkan kontak email tersebut. Selain itu, dengan melakukan segmentasi ini, Anda Anda dapat mengirimkan email yang ditargetkan berdasarkan minat khusus mereka.

4. Siapkan welcome email

Welcome email sangat penting, karena berfungsi sebagai kesan pertama Anda kepada audiens Anda. Dalam pesan di welcome email, Anda dapat memulainya dengan sapaan hangat, memberikan informasi atau gambaran umum tentang apa yang dapat mereka harapkan dari Anda di masa depan, dan tawarkan sesuatu yang menarik untuk mereka. Welcome email ini dapat berupa video, penawaran khusus, atau sekadar berisikan salam untuk menjalin hubungan dengan kontak baru.

Saat mengirim welcome email pada subscriber, perlu diingat bila Anda membuat kesan pertama atas nama perusahaan Anda. Jadi, buatlah welcome email yang singkat, padat, dan menarik sehingga mudah diingat oleh subscriber Anda.

Welcome email ini dapat Anda atur secara otomatis menggunakan email automation dengan trigger yang sudah Anda buat sebelumnya. Misalnya, seseorang akan mendapatkan welcome email Anda ketika mereka melakukan subscribe pada website atau blog Anda.

5. Buat template email

Membuat email template merupakan tahap yang cukup menyenangkan untuk sebagian marketer, karena pada bagian ini, meskipun Anda bukan seorang desainer, Anda dapat mengirim email profesional yang dirancang dengan indah dan terlihat bagus di perangkat apa pun.

MTARGET memiliki berbagai email template yang dapat digunakan oleh user, email template ini juga bisa dimodifikasi oleh user menggunakan fitur drag and drop builder sesuai dengan kebutuhan campaign mereka. Saat membuat email template, buatlah desain dan konten yang sederhana namun menarik, dan buatlah template email dengan layout yang mobile responsive. Karena, menurut data internal MTARGET, 62% orang mengungkapkan bahwa mereka membuka email melalui ponsel.

Selain itu, sesuaikan template email dengan brand Anda dengan meletakkan logo bisnis Anda tepat di bagian atas email. Tambahkan warna khas bisnis Anda dan buat footer email dengan nama bisnis, informasi kontak, dan link ke channel social media Anda yang aktif.

Setelah Anda menyiapkan semua elemen desain penting ini, buat copy email dan simpan sebagai template dasar Anda. Dengan begitu, template ini dapat Anda gunakan kembali, sehingga Anda tidak perlu memulai dari awal lagi ketika ingin membuat campaign baru.

6. Plan campaign email marketing

Setelah membuat template email marketing, kini saatnya Anda untuk membuat plan campaign email marketing Anda. Plan ini biasanya dibagi dalam beberapa kategori campaign. Misalnya:

  • Regular Campaign
    Campaign regular ini merupakan campaign yang secara rutin Anda kirimkan kepada pelanggan dengan frekuensi yang tetap, misalnya satu minggu mengirim dua email campaign ke kategori recipient yang sama. Email yang dikirim secara regular ini disebut dengan tipe email newsletter.

  • Tactical Campaign
    Kebalikan dari campaign regular, tactical email ini biasanya dikirim hanya dalam waktu tertentu. Misalnya email promosi, announcement, dan campaign-campaign untuk hari-hari besar.

  • Triggered Campaign
    Campaign ini biasanya berupa campaign email series yang dibuat berdasarkan trigger yang sudah ditentukan goals-nya. Contoh dari email ini adalah email greetings, email konfirmasi pembayaran, email konfirmasi event, dan sebagainya. Email-email tersebut, akan terkirim secara otomatis berdasarkan trigger yang sudah diisi oleh audiens Anda.

7. Pelajari anatomi email marketing

Bagi Anda yang ingin memulai campaign dengan menggunakan email marketing, sebaiknya pelajari terlebih dahulu anatomi email marketing berikut ini agar campaign semakin sukses. Pada email marketing, biasanya terdapat konfigurasi email seperti di bawah ini:
(Pengguna email marketing)
Setelah semua kolom pada konfigurasi telah Anda isi, selanjutnya adalah memaksimalkan konten pada email Anda. Berikut ini anatomi untuk badan email yang bisa Anda pelajari.
(Pengguna email marketing)
Pada anatomi konten email ini, terdapat tiga bagian penting yang tak boleh Anda lewatkan yaitu header, body, dan footer. Ketiga bagian ini memiliki anatomi tersendiri. Untuk header bisa ditambahkan logo untuk menunjukan bahwa email tersebut benar dari perusahaan Anda.

Selanjutnya ada body email yang berisi konten foto, judul email, dan isi email yang berisi konten yang relevan dengan audiens. Kemudian pada bagian akhir body email, tambahkan CTA button untuk mengarahkan audiens agar melakukan action pada email tersebut. Setelah CTA button, Anda juga bisa menambahkan banner pada bagian akhir email, namun hak tersebut hanya opsional, boleh Anda pakai atau tidak.

Terakhir ada footer yang berisikan company information. Biasanya company information ini berisi alamat dan kontak yang bisa dihubungi, atau Anda juga bisa menambahkan CTA button untuk sosial media bisnis Anda.

Setelah mempelajari anatomi email marketing tersebut, kini saatnya Anda memulai campaign Anda. Jangan sampai melupakan setiap komponen pada email tersebut, karena bisa beresiko campaign email Anda masuk dalam spam.

Faktor email terdeteksi sebagai spam

Berbicara tentang spam, berikut ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan yang merupakan faktor pemicu email masuk spam.

Filter spam menggunakan beberapa kriteria dalam menentukan dan menilai email yang masuk ke kotak pesan user. Kriteria tersebut bisa berbeda-beda antar user. Filter spam ini bisa dari faktor internal dan eksternal, faktor internal bisa dari pengirim email marketing tersebut dan faktor eksternal adalah dari penerima email marketing. Karena tidak ada takaran baku akan algoritma email, faktor-faktor ini bisa saja berubah. Namun, dalam beberapa penelitian berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan email Anda terdeteksi sebagai spam.

Domain & IP Reputation

Jika Anda memakai domain email yang gratis seperti Gmail, Yahoo, Outlook atau semacamnya, maka kami tidak menyarankan untuk menggunakan domain email tersebut untuk dipakai sebagai sender email marketing. Hal ini dikarenakan filter spam akan lebih agresif dalam melakukan filter pada domain email gratis. Berbeda dengan domain email yang telah terverifikasi.

Jika Anda telah memiliki domain email, maka sebelum mengirim email, sangat disarankan untuk melakukan otentikasi domain email sender. Hal ini agar domain email yang Anda daftarkan untuk mengirim email, dapat dikenali oleh server dan terverifikasi.

Beberapa filter spam akan menandai email jika IP reputation Anda buruk. IP reputation yang buruk ini bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya ketika seorang pengguna mengirimkan email marketing dengan jumlah yang besar dan penerima email melakukan report as spam pada email yang dikirimkan. Hal tersebut bisa berdampak pada alamat IP yang mengirim email. Oleh karena itu, penting untuk menjaga IP email agar tidak terdeteksi oleh filter spam.

  • Content

Selain domain dan IP yang menjadi faktor email terdeteksi sebagai spam, faktor lainnya yang menjadi alasan email terdeteksi sebagai spam adalah konten email yang Anda kirimkan. Konten email yang terdeteksi sebagai spam bisa jadi dari faktor konten yang terlalu hard selling dengan dominasi penggunaan kata-kata seperti 100% free, free gift, order now, dan sebagainya.

Selain itu, ada juga related content. Menurut studi dari e-Strategy Trends kebanyakan pengguna menerima email marketing yang berisi konten yang tidak relevan dengan mereka. Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikan konten yang akan Anda kirimkan kepada pelanggan, karena jika konten tersebut tidak relevan dengan mereka, tidak menutup kemungkinan email yang Anda kirimkan akan mereka tandai sebagai spam.

  • Frekuensi

Industri insurance mengalami peningkatan revenue sampai 45% dengan mengirim lebih banyak email. Namun, revenue e-commerce turun 30% setelah mengirimkan newsletter mingguan. Ini adalah kedua contoh efek kuat dari perubahan pada frekuensi pengiriman email. Kita semua tahu, menemukan frekuensi email yang tepat itu penting, tetapi mencari tahu seberapa sering mengirim email marketing tidak selalu mudah. Berikut ini beberapa tips bagaimana cara menemukan frekuensi yang tepat untuk mengirimkan campaign email marketing.

  • Menentukan Frekuensi Email dari Aktivitas Pelanggan
    Frekuensi email marketing sebaiknya didasarkan pada siklus pembelian pelanggan. Jika pelanggan biasanya melakukan pembelian berulang setiap enam bulan, jangan membanjiri mereka dengan email promosi yang ditargetkan tepat setelah mereka melakukan pembelian. 6-7 email per minggu mungkin masuk akal untuk produk fashion. Pakaian memiliki frekuensi pembelian berulang karena menjadi salah satu kebutuhan setiap orang, bahkan ketika konsumen tidak membeli, mereka tetap akan browsing. Di sisi lain, perusahaan Software as a Service (SaaS), tidak dapat mengirim email ke pelanggan 6-7 email per minggu. Orang-orang hanya membeli software satu kali, dan membutuhkan pembaruan, pelatihan, atau kenaikan harga sesekali.
  • Identifikasi Tujuan Email Saat Menyesuaikan Frekuensi Email
    Jangan melakukan perubahan pada frekuensi email tanpa mengidentifikasi terlebih dahulu tujuan program email Anda. Mengapa Anda mengirim email? Apakah untuk mendapatkan pembelian online? Mendorong pembaca untuk mengunjungi website Anda? Membangun loyalitas? Atau sebagainya.
  • Frekuensi Mengirim Email Agar Terhindar dari Spam
    Mengirim terlalu banyak email pada akhirnya akan mematikan beberapa pelanggan. Engagement yang rendah dan keluhan spam merupakan tanda bahaya bagi penyedia layanan email. Ketika reputasi domain Anda jatuh, penyedia layanan email seperti Google dan Microsoft dapat memasukkan email Anda di tab promosi, atau lebih buruk lagi, mengirimkannya langsung ke spam, bahkan pelanggan baru menyambut email dapat langsung menuju spam.

Setelah Anda mengetahui alasan pentingnya menggunakan email marketing untuk kebutuhan campaign marketing, dan sudah mengetahui bagaimana cara memulai campaign email marketing dan apa saja faktor-faktor email terdeteksi sebagai spam. Kini, saatnya kita membahas alur kerja dari email marketing.

Workflow email marketing

  • Menetapkan campaign
    Menetapkan campaign dalam email marketing di sini maksudnya adalah Anda mulai menetapkan nama campaign, subjek campaign, audiens campaign, waktu pengiriman campaign, dan sebagainya.

  • Mengirim tes
    Hal kedua yang perlu Anda perhatikan dalam campaign email marketing adalah sebelum mengirimkan campaign ke audiens Anda, ada baiknya Anda membuat email tes dan mengirimkannya ke internal tim untuk membantu mereview kembali campaign yang Anda buat, apakah sudah ready to send atau masih perlu perbaikan.

  • Kirim email campaign
    Pada tahap pengiriman campaign, Anda dapat menentukan apakah campaign tersebut akan dikirim segera atau di schedule. Lalu, apakah campaign tersebut akan dikirim secara teratur, atau dengan a/b testing. Semua bisa Anda sesuaikan sesuai dengan kebutuhan Anda.

  • Ukur keberhasilan campaign
    Setelah email terkirim, kini saatnya Anda untuk memperhatikan report dari campaign yang sudah Anda kirim tersebut. Apakah campaign tersebut berhasil menarik audiens, atau sebaliknya. Keberhasilan campaign email marketing ini dapat Anda ukur dari tingkat open rate email, CTR dan aktivitas penerima email.

  • Evaluasi
    Jika pada tahap pengukuran campaign, dirasa campaign tersebut kurang menarik engagement audiens, kini saatnya Anda untuk melakukan evaluasi terkait dengan campaign tersebut.

Itu dia beberapa tips bagaimana memulai campaign email marketing yang bisa Anda coba. Jika sampai saat ini Anda masih ragu mengapa Anda harus menggunakan email marketing? Maka pertimbangkanlah hal ini, lebih dari 83% B2B marketer mengirim newsletter sebagai bagian dari strategi content marketing mereka. Email marketing adalah channel yang sangat terjangkau bagi brand untuk berkomunikasi dengan pelanggan mereka dan email newsletter adalah bagian penting dari strategi marketing.

Baca Juga

Ingin mendapatkan tips dan trik menarik seputar digital marketing? Kunjungi kami di blog.mtarget.co. atau ingin mencoba semua fitur digital marketing MTARGET, segera daftarkan diri Anda melalui mtarget.co Anda juga bisa subscribe newsletter kami di sini dan jangan lupa bergabung di channel Telegram MTARGET untuk informasi lainnya seputar MTARGET dan berita-berita terbaru.
(J.R)