Bulls Eyes: Role Model dalam Dunia IT yang Dijuluki “The God of War” - Febry Suhartono
Kembali lagi bersama kami di rentetan program #StoriesWorthTelling. Dalam Bulls Eyes kali ini, kami bersama Febry Suhartono akan mengupas tuntas tentang perjalanan hidupnya hingga berada di titik sekarang. Pelajari ups and downs dari perjalanan hidup Febry Suhartono, hanya di #StoriesWorthTelling Bulls Eyes.
Sekilas Tentang Febry Suhartono
Speaker kali ini sangat spesial karena beliau merupakan rekan kerja dari Imanuel Abraham yang merupakan Lead Marketing dari MTARGET. Inilah Febry Suhartono, sosok yang memulai dunia profesionalnya bahkan sebelum menyelesaikan jenjang perkuliahannya.
Pekerjaan profesional pertama yang diambil adalah bekerja dengan perusahaan meteran listrik digital. Tugas pertamanya adalah bagaimana “ngakalin” meteran listrik digital tersebut. Menurut Febry, hal tersebut terkesan ilegal, namun jika tidak diterima merupakan sesuatu yang sayang sekali untuk dilewatkan.
Sekarang, Ia sudah berkarir selama 17 tahun di dunia IT dan juga bisa dibilang sebagai role model. Yang mana, orang-orang yang berkecimpung di dunia IT, selalu look up kepada sosok ini. Ini dia, Febry Suhartono orang yang juga dijuluki sebagai “The God of War”.
Perjalanan Karir
Setelah melewati project atau pekerjaan profesional pertamanya, Febry kemudian melanjutkan karirnya di channel televisi. Spacetoon menjadi tempat pertama untuk Febry melangkah sebagai “orang IT”. Dari sini, Febry mulai melalang buana pergi keluar negeri untuk kehidupan profesionalnya.
Namun, Febry berpikiran untuk memiliki kehidupan lain. Maksud dari kehidupan lain ini adalah kehidupan di luar lingkup pekerjaan. Febry kembali ke Indonesia dan masuk ke JobsDB Group, tepatnya 88DB. 88DB merupakan suatu blessings untuk Febry. Selain dalam dunia kerja, Febry menemukan tambatan hatinya di sana.
Menjadi Anak Muda yang Memiliki Sepak Terjang yang “Gila”
Di titik ini, sepak terjang yang dilakukan Febry dinilai cukup “gila”. Tipikal anak muda yang punya kemampuan finansial dan juga menjalankan usaha, sudah pasti memiliki pride yang berlebih. Tidak jarang Febry bekerja hingga larut malam untuk mengerjakan berbagai macam hal.
Sampai di satu titik, beliau hampir membuat bangkrut satu perusahaan. Dengan ide development yang gila-gilaan. Dana perusahaan hampir habis, akan tetapi pada akhirnya product tersebut menjadi best-seller product. Namun, ini tetap menjadi risk yang cukup besar bagi perusahaan.
Sepak terjang yang dapat dikatakan “gila” ini tidak berhenti sampai saat itu. Febry mengerjakan semua hal yang bisa ia kerjakan. Febry pernah berkecimpung di dunia agribisnis yang mana ini merupakan sesuatu yang sangat berbeda dengan background-nya yaitu orang IT.
Karena satu dan lain, walaupun agribisnis merupakan future bisnis, Ia memilih resign. Tidak butuh menunggu waktu lama, Febry kembali menjadi Head of Operations di GoGoMall. Itulah sepak terjang “gila” yang terjadi di dalam perjalanan karir Febry Suhartono.
Keinginan Febry Sejak Kecil yang Berbanding Terbalik dengan Saat Ini
Febry yang memiliki skill set sebagai electrical engineering memiliki cita-cita besar yang tumbuh di dalam dirinya sejak dulu yaitu menjadi dokter. Ketika masa pemilihan universitas, Febry berhasil lolos di fakultas kedokteran dan juga teknik elektro. Akan tetapi, kita semua tahu biaya untuk belajar ilmu kedokteran tidaklah murah. Karena keterbatasan itu, Febry memilih elektro.
Selain itu, kakak dari Febry juga sudah mengenyam pendidikan yang sama, teknik elektro yang mana sekaligus menjadi seniornya di kampus yang sama. Pikiran Febry juga berbicara bahwa manusia paling keren di dunia adalah anak elektro atau IT. Namun, hal ini tidak disesali oleh Febry tidak memilih jalan menjadi dokter, Ia sangat bersyukur untuk bisa menjadi “anak IT”.
Walaupun keinginan Febry sejak kecil berbanding terbalik dengan hidupnya saat ini, Febry percaya bahwa Tuhan sudah mengatur jalan ini. Maka Ia harus menghargainya.
Sampai saat ini, perjalanan karirnya sangat baik dan menjulang tinggi. Adakah gagasan atau value yang dipegang oleh seorang Febry Suhartono?
Kejujuran Itu Penting
Menurut Febry, ketika Anda mampu untuk jujur dan berdamai dengan diri sendiri. Menjalani kehidupan bukan lagi suatu persoalan yang harus Anda pikirkan siang dan malam. Terkadang ada sesuatu yang buruk terjadi. Namun, yang harus Anda lakukan adalah menyadarinya dan berdamai dengan diri sendiri. Anda juga harus bisa melepas hal-hal yang tidak bisa di kontrol.
Lowest Point
Di awal, sempat disinggung bahwa Febry Suhartono ini adalah sosok yang di look up dalam dunia IT. Akan tetapi, dengan sepak terjangnya yang “gila”. Pasti Ia pernah berada di lowest point. Febry mengatakan ada beberapa kali Ia menyentuh lowest point dalam hidupnya.
Pertama, ketika adanya masalah tentang kepercayaan antara Febry dan bosnya. Kedua, berada di tempat yang mana secara finansial, title, dan pencapaian dalam dunia profesional itu nyaman. Orang lain akan melihatnya dan ingin seperti Febry. Akan tetapi, Febry tidak memiliki kehidupan di luar dunia itu. Inilah dua titik terendah dalam hidup Febry.
Empathy dan Persistent
Inilah value yang diperlukan dalam sebuah team. Ini juga yang menjadi value yang di junjung tinggi oleh Febry. Menurut Febry, ketika dalam sebuah team tidak memiliki empathy di dalamnya sebaiknya team tersebut, membubarkannya adalah opsi terbaik. Sedangkan persistent lebih kepada cara orang mengejar sesuatu yang penting bagi Anda.
Nah inilah penggalan cerita Febry. Seperti apa sih kisah Febry Suhartono selengkapnya? Tonton selengkapnya hanya di #StoriesWorthTelling Bulls Eyes. Anda juga bisa langsung nonton dengan klik tombol ini.
Ingin tahu lebih banyak tentang kisah-kisah hebat dan inspiratif dari para expert dan juga orang-orang kreatif hanya di YouTube kami.
Ingin tahu lebih banyak tentang kisah-kisah hebat dan inspiratif dari para expert dan juga orang-orang kreatif hanya di sini.