Tips Email Marketing untuk B2C

Percaya atau tidak, email masih menjadi channel terbaik untuk menjangkau audiens. Baik untuk B2B, maupun B2C. Menurut Campaign Monitor, dibandingkan dengan Twitter dan Facebook, email 40 kali lebih efektif untuk mengubah audiens biasa menjadi pelanggan. 0,59% pengunjung media sosial Anda akan membeli dari Anda. Di sisi lain, menurut The American Genius 4,24% orang yang di email akan melakukan pembelian.

Perbedaan Antara Strategi Pemasaran B2B dan B2C

Untuk mengetahui perbedaan strategi antara B2B dan B2C, Anda harus memahami semua target pasar dan audiens Anda. B2B atau pemasaran bisnis ke bisnis mensyaratkan mempromosikan produk atau layanan kepada perusahaan, sedangkan B2C atau bisnis ke konsumen adalah tentang berurusan dengan konsumen secara langsung.

Perbedaan utama antara kedua model bisnis tersebut terletak pada proses pengambilan keputusan: di B2B, Anda bekerja dengan sekelompok orang atau pemangku kepentingan yang membuat keputusan pembelian. Sedangkan di B2C, Anda berkomunikasi langsung dengan konsumen yang membuat keputusan pembelian.

Bisnis lebih suka angka dan logika, sehingga pemasaran email B2B berfokus pada memberi nilai dan menjelaskan cara menghemat waktu, uang, dan sumber daya. Konsumen biasanya mencari kegunaan dan menggunakan emosi untuk menginformasikan keputusan mereka, sehingga email marketing B2C adalah tentang menyusun pesan yang menarik dan bercerita.

Tips email marketing untuk B2C yang bisa Anda terapkan dalam bisnis

  1. Prioritaskan pelanggan Anda

Dalam menjalankan campaign email marketing, tentunya Anda memiliki beragam data terkait dengan pelanggan Anda bukan? Seperti data demografis mereka, minat, perilaku pembelian, preferensi berlangganan, riwayat penelusuran, dan sebagainya. Kumpulkan data tersebut, dan segmentasikan mereka sesuai dengan data tersebut, lalu kirimkan mereka konten dan promosi yang sesuai dengan segmentasi tersebut.

Menurut sebuah penelitian, 75% konsumen menghargai bisnis yang berkomunikasi dengan cara yang mereka sukai, untuk itu penting untuk menerapkan segmentasi database agar tetap relevan dengan minat pelanggan Anda. Apalagi ketika sebagian besar pelanggan Anda adalah Gen Z dan milenial. Kedua generasi ini cenderung memilih sesuatu yang dipersonalisasi dengan frekuensi yang tidak terlalu sering. Selain itu, mereka juga cenderung akan mem-blacklist suatu promosi atau bisnis jika tidak sesuai atau tidak memenuhi harapan mereka, dan mereka akan berhenti berlangganan, dan tidak jarang mereka akan menulis ulasan negatif.

  1. Otomatiskan Email Marketing B2C Anda

Sulit untuk mempersonalisasi dan mengirim setiap pesan secara manual. MTARGET memungkinkan Anda membuat dan menguji campaign email automation Anda dengan mudah, dan membantu Anda mengirimkan pesan yang tepat pada waktu yang tepat pula. Dengan cara ini Anda dapat meminimalisir waktu dan tenaga Anda.

Dengan email automation, Anda dapat melakukan berbagai treatment sesuai dengan trigger masing-masing untuk pelanggan Anda, seperti automation ketika mereka melakukan pembelian pertama, pembelian berulang, dan sebagainya. Anda juga dapat mengirimkan mereka birthday email kepada mereka dan berikan mereka penawaran khusus di hari ulang tahun mereka.

  1. Ukur, Uji, dan Ulangi

Untuk mengukur suatu keberhasilan dalam melakukan campaign email marketing, Anda perlu melakukan beberapa pengukuran, pengujian berdasarkan metrik email marketing seperti open rate, CTR, conversion rate, dan sebagainya. Teliti metrik tersebut dan lakukan evaluasi setelahnya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Atau Anda juga bisa melakukan uji coba dengan menggunakan A/B test email.

Mengukur berdasarkan open rate misalnya, open rate menunjukan berapa banyak orang yang benar-benar membuka email Anda. Hal ini berhubungan dengan subjek email, relevansi konten, dan waktu pengiriman email. Kemudian untuk Click-Through Rate (CTR). CTR menunjukan berapa banyak orang yang mengklik tautan yang terdapat dalam email tersebut. Jika kedua hal ini sudah Anda teliti reportnya, jika hasilnya cukup bagus, maka Anda bisa mengulangi campaign tersebut dengan konten yang relevan dan waktu yang tepat. Namun, jika hasilnya kurang memuaskan, Anda bisa melakukan A/B test email untuk mengetahui mana yang sesuai dan menghasilkan konversi yang lebih tinggi.

  1. Optimalkan untuk seluler

Tahukah Anda menurut data dari Emma, mengatakan bahwa 58% orang dewasa setiap pagi memeriksa kotak masuk email mereka? Kemudian, menurut data dari Eleventy Marketing Group, 62% orang mengungkapkan bahwa mereka membuka email melalui ponsel mereka. Itulah mengapa sangat penting untuk membuat email Anda responsif di ponsel.

Berikut beberapa poin tentang cara mengoptimalkan email Anda untuk seluler:

  • Gunakan subjek pendek;
  • Pilih ukuran teks yang bisa dibaca;
  • Buat CTA yang terlihat jelas untuk setiap ukuran layar;
  • Gunakan template email yang responsif terhadap tampilan mobile.
  1. Eksperimen dengan berbagai jenis email

Tidak ada klasifikasi email resmi tetapi dua kategori utama sering didefinisikan sebagai:

  • Email dengan trigger;
  • Email bisnis biasa.

Trigger email termasuk email transactional, didorong oleh peristiwa atau tindakan tertentu. Dikutip dari Sendpulse.com email yang disertai dengan trigger dengan skenario tertentu memiliki open rate yang lebih tinggi daripada email bisnis biasa dan efektif untuk dimasukkan dalam strategi marketing untuk B2C.

Baca Juga

Ingin mendapatkan tips dan trik menarik seputar digital marketing? Kunjungi kami di blog.mtarget.co. atau ingin mencoba semua fitur digital markeing MTARGET, segera daftarkan diri Anda melalui mtarget.co Anda juga bisa subscribe newsletter kami di sini dan jangan lupa bergabung di channel Telegram MTARGET untuk informasi lainnya seputar MTARGET dan berita-berita terbaru.
(J.R)