Bulls Eyes: Dari Chief Everything Officer Menjadi Chief Executive Officer - Ryan Kristo Mulyo

Membantu pelaku bisnis dan marketer untuk menumbuhkan perusahaan mereka secara online merupakan tujuan yang Ryan Kristo Muljono miliki ketika membangun ToffeeDev yang memiliki digital marketing service yang termasuk SEO, website, dan iklan.

Ryan menjelaskan bagaimana pada 2011, tahun di mana dia membangung perusahaannya, internet bukan merupakan sesuatu yang umum dimiliki oleh pelaku bisnis. Dia pun memiliki impian untuk mengubah bisnis untuk bisa menjadi digital.

Ryan juga memiliki mimpi untuk mempromosikan produk-produk Indonesia ke seluruh dunia. Karena baginya, Indonesia merupakan negara besar yang juga memiliki potensi sangat menjanjikan. “Indonesia is a big and powerful country. Kita harus sadar ini,” katanya. Dia juga menambahkan, “Ini tentang bagaimana caranya membuat Indonesia bisa dipandang. Dan Indonesia tidak hanya Bali saja.”

Lulus dengan double degree dari jurusan matematika dan IT di Universitas Binus, Ryan sudah mendapat doktrin untuk menjadi pengusaha semenjak dini. Ketika kuliah pun Ryan juga belajar tentang multi-level marketing. Di sini dia mulai belajar pemasaran, berkoneksi, dan cara berinteraksi dengan orang.

Setelah bekerja dengan salah satu motivator terbesar di Indonesia, Ryan akhirnya memulai usahanya sendiri pada tahun 2010. Dia mengaku jika tahun pertama membangun bisnis adalah waktu di mana dia merasa paling under pressure.

Bermodalkan dari tabungan dan menerapkan sistem bootstrap, Ryan menjelaskan bagaimana pengusaha selalu memulai bisnisnya sebagai CEO; bukan Chief Executive Officer tapi Chief Everything Officer.

Berbicara tentang challenge terbesar dalam mengembangkan bisnis, Ryan menjelaskan jika ketika team member membesar, maka ganjalan pun juga akan semakin banyak. “Ibarat satu gigi sakit, tapi satu badan yang menggigil,” katanya. Tapi menurutnya ini semua adalah bagian dari proses.

Hal lain yang men-challenge pebisnis di awal adalah pikiran iri melihat pengusaha lain terlihat lebih sukses daripada kita. Padahal, “Rumput tetangga itu tidak selalu lebih hijau dari rumput kita,” jelas pendiri ToffeeDev tersebut.

Ryan juga mulai menjelaskan salah satu kata yang mendeskripsikan dirinya, yaitu impact. Karena untuknya apa pun yang kita lakukan, semua tergantung impact apa yang kita mau beri ke dunia. Dia menjelaskan, “Impact bukan cuma tentang uang, tapi bagaimana kita dapat memberi value ke orang-orang terdekat kita.”

Di sinilah pentingnya memberi value ke team member kita. Karena menurut Ryan, team member dapat tumbuh ketika mereka tidak stuck dengan posisi mereka. “Yang lebih penting dari naiknya gaji adalah personal growth. Ketika mereka mulai memberi impact ke orang lain, di situ mereka tumbuh,” katanya.

Berbicara tentang sosok-sosok yang menginspirasi hidupnya, Ryan menyebutkan tiga nama. Yang pertama adalah Tung Desem Waringin, lalu Fabian Lim, dan yang terakhir adalah Grant Cardone. “Ketiga orang ini menjadi inspirasi dalam bisnis saya,” ujar Ryan.

Sang penulis buku yang berjudul, ‘Digital Marketing Concept,’ ini pun ingin memberikan impact ke orang lain dengan bukunya. Ryan berharap buku ini dapat menjadi panduan lengkap untuk orang yang ingin mengetahui lebih lengkap tentang digital marketing.

Berpegang teguh pada kata-kata, ‘Everything happens for a reason,’ dan, ‘Jangan kalah dengan kondisi,’ Ryan percaya jika, “a lot of things can happen. Tergantung bagaimana kita melihatnya.”

Merasa sebagai salah satu sektor yang diuntungkan dengan adanya pandemi COVID-19, Ryan mengaku jika perusahaannya tumbuh hingga 150% semenjak tahun 2020. Walaupun di awal masa pandemi dia merasa kesusahan mencari klien, tapi pada akhirnya banyak klien yang sadar akan pentingnya digitalisasi di saat kondisi pandemi.

Ketika ditanya apa tiga kata yang menjadi core value-nya, Ryan menjelaskan yang pertama adalah impact. Dia ingin menjadi orang yang dapat bermanfaat untuk sekelilingnya, keluarga, lingkungan, dan bahkan dunia. Yang kedua adalah loyal, yaitu dapat melakukan segala hal dengan setia yang sesuai dengan visi dan misi masing-masing. Dan yang ketiga adalah excellent, yaitu memberikan yang terbaik untuk pekerjaan yang dilakukan.

Ryan juga berpesan kepada orang yang sedang atau ingin memulai bisnis untuk, “Take action, miracles will happen. … Do or die, don’t ask why.” Menurutnya kita harus berani untuk menjalani apa yang sesuai dengan visi kita. Dan dia percaya jika keajaiban akan terjadi. “Mungkin tidak langsung, tapi pasti akan terjadi.”

Ini adalah sedikit dari apa yang kami bicarakan dengan Ryan Kristo Muljono yang selalu memberikan impact ke orang lain. Penasaran dengan cerita lengkapnya? Tonton videonya di sini.

Baca Juga