Strategi Menjangkau Audiens Secara Luas dengan Digital Advertising

Jika Anda sudah lama berada di dalam dunia advertising, Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan medium-medium yang digunakan untuk Anda beriklan. Dahulu, media iklan untuk mempromosikan suatu produk atau jasa memiliki banyak pilihan untuk di mana iklan tersebut akan dipasang. Namun saat ini, media yang dapat Anda gunakan ada lebih banyak lagi.

Saat ini, dunia advertising telah bergeser seiring berkembangnya dunia digital. Sekarang Anda bisa mengiklankan produk atau jasa Anda melalui dunia digital. Hanya dengan satu kali “klik”, Anda bisa menjangkau audiens melalui digital advertising.

Seperti apa sih traditional advertising yang dilakukan sebelum adanya digital advertising? Sebelum membaca lebih jauh, mari kenali kenapa advertising itu penting bagi perkembangan bisnis, company, atau brand Anda.

P.O.E.M Framework

Ini adalah metodologi di dalam bisnis yang mana akan mengembangkan strategi digital marketing dari sebuah bisnis, company, atau brand Anda. Di dalam framework ini membahas tentang media-media yang seharusnya bisa Anda kuasai untuk menunjang seluruh digital marketing effort yang Anda lakukan.

P.O.E.M sendiri merupakan sebuah akronim dari Paid, Owned, dan Earned Media. Yang mana, media-media ini yang harus Anda kuasai dan pahami demi mengembangkan bisnis, company, dan juga brand Anda. Digital advertising bersinggungan erat dengan paid media.

Paid media adalah penggunaan iklan berbayar untuk menjaring traffic dan juga brand message melalui content. Ini dilakukan untuk menciptakan awareness dan membuat content Anda dapat terlihat oleh audiens luas. Ada berbagai macam taktik dan juga strategi yang bisa Anda gunakan melalui advertising.

Kami akan bahas lebih lanjut di artikel ini, paid media yang seharusnya Anda kuasai untuk mengembangkan bisnis Anda. Inilah advertising yang sekarang sudah semakin berkembang. Dari traditional advertising, menjadi digital advertising.

Traditional Advertising

Traditional advertising adalah salah satu usaha dari para marketers untuk mempromosikan suatu produk atau jasa dengan media massa yang memiliki banyak audiens atau dapat diakses dan dilihat oleh banyak audiens. Atau dapat dikatakan sebagai strategi pemasaran/marketing.

Biasanya, traditional advertising menggunakan tempat yang memiliki banyak pengunjung. Treatment untuk digital advertising ini juga harus dibuat sebesar mungkin, agar tingkat keterbacaannya juga baik. Seperti apa sih contoh digital advertising dan tempat-tempatnya?

Advertising ini biasanya menggunakan billboard dengan memilih spot yang paling banyak dikunjungi atau titik kumpul banyak orang.

Strategi marketing menggunakan traditional advertising ini biasanya belum memikirkan strateginya se dalam itu. Mereka hanya terpaku pada keramaian dan berharap mereka akan melihat advertising tersebut. Ada beberapa hal yang tidak bisa diukur. Seperti, apakah orang yang membeli produk Anda karena impact dari billboard yang Anda pasang atau bukan.

Traditional media yang digunakan untuk melakukan traditional advertising.

Traditional Advertising Medium

Nah, inilah jenis iklan tradisional. Dengan zaman yang terus berkembang, media-media ini mengalami pergeseran. Ingat, pergeseran bukan berarti ditinggalkan. Sampai detik ini, masih ada billboard yang beroperasi dan menampilkan promosi-promosi dari sebuah brand atau company.

Akan tetapi, saat ini company atau brand-brand yang ada juga sudah mulai menggunakan digital advertising karena maraknya penggunaan internet untuk berbagai kalangan. Dunia digital seakan melekat dan tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Itulah alasan mengapa perpindahan dari traditional advertising ke digital advertising terjadi.

Seperti apa sih digital advertising yang sejak tadi kami sebutkan? Jangan kemana-mana, simak di sini!

Buka Mata, Digital Advertising Hadir di Sekeliling Anda

Mungkin sulit untuk dipercaya, awalnya internet atau dunia digital tidak digunakan untuk melakukan jual beli. Namun, saat ini dunia digital adalah backbone dari setiap company di berbagai industri. Digital menjadi cara yang mudah untuk melakukan banyak hal. Seperti membuka sebuah toko di sana dan juga mendapatkan pelanggan.

Berbeda dengan membuka toko offline, Anda harus menyiapkan budget untuk memikirkan tempat di mana Anda bisa membuka bisnis Anda. Kemudahan ini adalah langkah kecil untuk membuat dunia digital menjadi sesuatu yang bisa Anda andalkan dalam meraih income lebih. Untuk membuatnya tetap berjalan, Anda memerlukan digital advertising, online marketing atau iklan digital.

Digital advertising juga memberikan kemudahan jika dibandingkan dengan traditional advertising. Tidak perlu ada printing dan bisa terjadi dengan sangat cepat. Ketika Anda melakukan printing, tentu saja akan ada waktu yang terbuang untuk menunggu.

Selain itu, digital ads memiliki kecepatan yang tinggi. Set, review, dan publish dalam waktu cepat. Kami akan bahas lebih lanjut tentang traditional advertising vs digital advertising. Tapi Anda harus mengetahui definisi digital ads dan apa saja mediumnya.

Advertising dalam Internet

Yup, hal yang paling bisa menggambarkan digital advertising atau digital ads adalah iklan yang ada di dalam internet. Sama seperti traditional advertising atau traditional ads, ads di dalam internet ini bisa berupa gambar dan juga video yang akan digunakan sebagai materi iklan. Strategi untuk beriklan di dalam dunia digital ini beragam, lain halnya dengan traditional ads.

Ketika Anda familiar dengan tempat-tempat untuk beriklan ketika melakukan traditional advertising, mungkin Anda bertanya-tanya di mana tempat yang digunakan oleh digital advertisers atau publishers menempatkan sebuah iklan?

Digital Advertising Medium

Website

Website merupakan tempat pertama kali dilakukannya digital advertising. Penggunaan website sebagai medium yang digunakan sejak dunia mulai berubah ke digital, tepatnya di tahun 1990-an. Iklan yang berada di dalam website ini dapat Anda akses melalui desktop atau mobile devices. Anda bisa melakukannya di dalam website Anda sendiri.

Mobile Apps

Medium kedua adalah mobile apps. Seperti namanya, mobile apps berartikan iklan yang ada di aplikasi dalam mobile devices Anda. Berbeda dengan medium website yang menggunakan browser untuk menampilkan iklan, mobile apps lebih kepada menggunakan software-development kit (SDK) untuk menampilkan ads.

Mobile app developer perlu melakukan integrasi SDK ke dalam aplikasinya. Dengan begitu akan ada ketentuan tentang dimana ads tersebut akan tayang. Hal ini bisa Anda temukan salah satunya ketika Anda men-download free games di app store dan memainkannya.

Mobile App/In-App Advertising

Social Media

Social media saat ini juga menjadi medium yang ramai digunakan oleh para advertisers untuk mengiklankan produk atau jasanya. Terutama ketika target market Anda adalah anak muda yang gemar menggunakan social media. Ada banyak sekali social media yang bisa Anda gunakan untuk beriklan. Ada Facebook, Instagram, LinkedIn, dan masih banyak lagi.

Hal yang menarik dari medium ini adalah ketika Anda melihat sebuah iklan, itu tidak seperti iklan. Ini akan muncul di beranda atau homepage Anda dengan bertuliskan sponsored yang menandakan itu adalah iklan. Berbeda dengan medium website yang memiliki tempat tersendiri untuk menampilkan iklannya.

Search Engine

Hal yang pertama kali Anda temukan ketika browsing di internet adalah search engine. Nah, karena itu, mungkin Anda seringkali menemukan ads di medium ini. Anda dapat menemukan ketika Anda browsing di search engine dan melihat adanya tulisan “Ad” di paling atas. Itulah iklan yang ada di medium ini.

Search Engine Ads


Di dalam dunia digital advertising, terdapat dua cara untuk menggunakannya. Anda bisa melakukan pembayarannya ataupun menggunakannya secara gratis dengan utilize platform yang Anda miliki. Digital ads terbagi menjadi dua.

Paid digital ads merupakan sesuatu yang bersinggungan dengan traditional advertising. Cara untuk melakukannya serupa, perbedaannya ada pada media yang digunakan. Paid digital ads harus melakukan pembayaran pada publishers agar content promosi bisa terlihat oleh khalayak luas. Ini merupakan hal yang sama dengan apa yang terjadi pada traditional advertising.

Jika Anda melihat billboard yang ada di jalan, mereka dimiliki oleh para publishers. Sama seperti digital ads yang punya publishers-nya masing-masing. Namun, biasanya ketika beriklan dengan billboard Anda melakukan pembayaran untuk waktu tertentu. Sedangkan dalam digital ads, hal yang paling sering digunakan adalah pay-per-click (PPC).

  • Pay-per-Click (Commonly used)

Perbedaan yang paling terlihat adalah ketika Anda melakukan pembayaran pada publishers mengenai iklan yang akan Anda tayangkan. Dalam PPC, seperti namanya. Anda melakukan pembayaran kepada publishers untuk setiap orang yang melakukan “klik” pada iklan Anda.

Ini memudahkan Anda untuk mengganti strategi atau content yang ada di dalam poster iklan tersebut ketika tidak ada yang melakukan “klik”.

Uang Anda tidak akan hilang karena telah membayarnya untuk sebulan seperti yang dilakukan pada billboard. Anda bisa menghentikannya ketika strategi advertising Anda tidak membuahkan hasil yang maksimal. Inilah alasan mengapa PPC menjadi favorite selain bisa menjangkau target audiens yang lebih luas.

PPC ini bisa Anda lakukan dengan memetakan keyword yang biasa dicari oleh para internet user. Keyword-keyword ini yang akan membawa internet user menemukan dan bisa melihat iklan Anda. Keyword ini bisa Anda masukkan ke dalam title dan description dari iklan yang akan Anda tayangkan juga.

Google Ads menjadi publishers yang sering digunakan untuk melakukan PPC. Ketika Anda membuka search engine ini, Anda akan melihat contoh-contoh PPC ketika Anda hendak mencari sesuatu. Biasanya iklan-iklan ini ada di paling atas pada Google page.

PPC Ads

Jika Anda melihatnya di bagian kiri ada tulisan “Ad”. Ini yang menandakan bahwa content yang ada menggunakan pay-per-click pada Google Ads. Seperti apa cara terbaik dalam melakukan PPC? Anda bisa melihatnya di sini.

Anda bisa menggunakan PPC melalui Google Ads, atau search engine lainnya seperti Bing. Akan tetapi, social media juga menjadi salah satu medium yang cukup ampuh untuk menjangkau audiens yang lebih luas lagi.

Digital Advertising Pricing Model

Di dalam digital advertising, terdapat beberapa pricing model yang bisa Anda pilih dalam pembayarannya.

  • Cost-per-Click (CPC)

CPC ini sangat erat dengan strategi PPC. Karena, Anda harus membayarkan kepada publishers dari tiap klik yang Anda dapatkan dalam iklan Anda. Anda bisa melakukannya di Google Ads. Publisher ini akan membawa website Anda berada di paling atas pada SERP dan akan meminta pembayaran dari tiap klik yang dihasilkan.

  • Cost-per-Mille (CPM)

Ini adalah pricing model yang harus Anda bayarkan kepada publishers ketika iklan Anda telah dilihat sebanyak 1000 views. Terdapat rate yang harus Anda bayar dengan pasti walaupun iklan tersebut tidak di klik. YouTube menjadi salah satu contoh penggunaan CPM. Meskipun tidak ada klik, ketika iklan Anda ditonton 1000 kali maka Anda akan terkena charge.

YouTube Ads
  • Cost-per-Lead (CPL)

CPL adalah advertiser-friendly pricing model. Anda akan membayar kepada publishers ketika Anda mendapatkan qualified leads. Ini membantu Anda untuk menghindari pembayaran ketika ada yang tidak sengaja melakukan klik atau view iklan Anda. Bahkan, menjauhkan Anda dari spam klik yang akan menghabiskan ads budget Anda.

Misalnya, Anda akan membayar ketika ada orang yang mengisi form yang Anda berikan untuk menjadi subscribers atau email list di dalam iklan Anda.

  • Cost-per-Action (CPA)

Pricing model ini akan menagih pembayaran ketika ada action spesifik yang dilakukan oleh para audiens. Misalnya mereka melakukan purchase atau melakukan sign-up pada sebuah service. Ini merupakan pricing model paling baik ketika Anda menginginkan pembelian dari audiens. Namun, di beberapa industri dengan sistem pembelian yang rumit, ini akan sulit dilakukan.

Ini bukanlah satu-satunya cara untuk melakukan advertising di internet. Terdapat cara lainnya yaitu dengan menggunakan free advertising. Free advertising juga menjadi pilihan untuk melakukan promosi produk atau jasa dalam dunia digital.

Free Digital Advertising (No Less Important)

Free digital advertising juga tidak kalah penting ketika Anda memiliki goals untuk menyebarkan message dari iklan Anda seluas-luasnya. Ini menumbuhkan angka organic reach dari SERP dan juga social media.

Organic search juga merupakan sesuatu yang harus Anda bangun. Karena dengan hal tersebut, Anda jadi bisa untuk melakukan iklan di dalam channel-channel yang Anda miliki tanpa mengeluarkan biaya untuk setiap “klik” dari para internet user. Bagaimana cara Anda melakukannya?

SEO Adalah Cara Terbaik untuk Memulai Free Digital Advertising

Belum familiar dengan SEO? SEO adalah akronim dari Search Engine Optimization. Ini merupakan strategi untuk mencapai ranking yang lebih tinggi dalam Google search engine. Anda harus melakukan SEO terlebih dahulu sebelum memulai beriklan secara gratis di website (situs web) atau blog Anda. Kenapa?

75% internet surfer tidak pindah dari halaman 1 Google

Setelah Anda menduduki peringkat teratas dalam Google, Anda bisa dengan leluasa untuk beriklan melalui website atau blog Anda. Karena dari hasil pencarian yang banyak, Anda memiliki ruang sendiri dan persebaran iklan tidak perlu berhubungan dengan publishers.

Hal ini juga yang menjadi jalan keluar ketika paid digital ads Anda dihentikan, organic traffic tetap akan ada untuk melihat advertising efforts Anda di dalam website. Sebagian besar dari Anda mungkin melihat SEO sebagai pengumpul traffic saja. Namun, traffic ini bisa menjadi target audience dari ads.

Social Media

Selain melalui website atau blog. Anda dapat melakukan free digital advertising di dalam social media Anda. Kuncinya adalah, buatlah content-content yang menggiring opini mereka hingga akhirnya timbul kebutuhan akan suatu produk atau jasa.

Anda bisa menyisipkan sedikit iklan di setiap postingan Anda. Kuncinya, jangan terlalu agresif ketika menggiring orang melalui free digital advertising ini.

Kami sudah menyinggung sedikit tentang tipe-tipe digital advertising. Banyak tipe yang bisa Anda pilih untuk melakukan digital advertising. Di sini, kami akan membaginya menjadi 5 kategori dengan beberapa sub-kategori di dalamnya.

Tipe Digital Advertising

Display Ads

Display ads adalah sesuatu yang sering Anda temukan dan Anda langsung mengenalinya bahwa ini adalah digital ads. Ini dapat dilihat dari komponen yang berisikan image, ad copy, dan juga CTA. Bentuk ini adalah yang paling mirip dengan traditional advertising yang ada di billboard.

  • Pop-Up Ads: Ini adalah tipe ads yang akan muncul ketika Anda sedang browsing atau ketika Anda sedang memasuki sebuah website. Anda harus close ads tersebut secara manual.
Pop-Up Ads
  • Banner Ads: Ini adalah ads yang muncul pada bagian atas atau bawah layar mobile/desktop Anda. Biasanya berbentuk kotak atau persegi panjang yang bisa Anda atur kapan akan memunculkannya.
  • Interstitial Ads: Ads ini biasanya muncul ketika Anda sedang menunggu loading time pada suatu website atau apps. Ini akan hilang ketika Anda menunggu waktu yang sudah ditentukan untuk penayangan iklannya.
  • Rich Media Ads: Ads dengan banyak elemen yang ada di dalamnya dan membuat penerimanya bisa berinteraksi. Seperti melakukan scrolling atau memainkan mini games di dalamnya.
  • Video Ads: Ads yang menggunakan video. Biasanya Anda bisa melakukan skip pada video ini setelah beberapa detik.

Paid search advertising biasanya akan muncul pada halaman teratas pada search result yang biasa Anda gunakan. Anda dapat menemukannya seperti pada Google dan juga Bing. Ini adalah text advertisement yang mana Anda akan melihat title, description, dan juga ketika Anda melakukan klik pada iklan tersebut, Anda akan dibawa ke page tertentu.

Paid search advertising ini memiliki trigger yang akan membawa Anda menemukannya. Trigger ini disebut keyword. Ketika Anda mencari tentang “CRM” kemungkinan besar akan ada rekomendasi iklan yang akan muncul tentang CRM.

Paid Search Advertising

Native Ads

Iklan ini akan ditargetkan kepada user yang relevan dan cocok untuk content yang ditawarkan. Jadi kemungkinan untuk Anda mendapatkan iklan yang sama dengan orang di samping Anda kecil. Kecuali Anda memiliki preferensi yang sama dalam digital behaviour. Berikut ini adalah jenis dari native ads.

  • Influencer Partnerships: Menggunakan influencer untuk mempromosikan produk Anda agar lebih dikenal oleh followers-nya.
  • Product Placement: Mungkin ini sering Anda lihat ketika Anda sedang menonton YouTube video. Terdapat product placement di dalamnya.
  • Promoted Listings: Ini biasa digunakan di e-commerce untuk menampilkan beberapa brand untuk berada di halaman terdepan dalam pilihan kategori ketika brand tersebut menggunakan promoted listings.
  • In-Feed Units: Sulit untuk membedakan apakah ini iklan atau bukan. Karena biasanya, in-feed units ini berada di dalam feed social media Anda. Anda akan sulit membedakan apakan itu adalah feeds dari network Anda atau bukan. Namun, selalu ada tulisan “sponsored” yang menandakan feed itu adalah iklan.
  • Content Recommendation Engine: Ini adalah effort yang membantu para internet user untuk membaca lebih lanjut tentang suatu page atau artikel. Biasanya terdapat kata-kata “Recommended for You” atau “You May Also Like” untuk membuat para pembaca melanjutkan pencariannya di suatu page atau artikel.

Social Media Ads

Ini mirip dengan paid search ads, namun ada di social media. Namun, perbedaannya adalah iklan Anda juga akan muncul ketika ada non-followers yang shopping atau browsing habits-nya match dengan target Anda.

Audio Advertising

Ini biasa Anda temukan pada platform untuk mendengar musik seperti Spotify atau Apple Music. Ketika Anda menggunakannya dengan gratis, Anda akan mendapatkan iklan audio ketika Anda sedang memutar lagu atau mendengarkan podcast. Biasanya, iklan ini muncul ketika Anda sedang mendengarkan lagu atau podcast.

Mobile Advertising

Pengguna mobile device semakin tinggi dari tahun ke tahun. Ini adalah alasan mengapa mobile advertising saat ini populer. Anda dapat menemukan mobile advertising ini ketika Anda sedang menggunakan app atau sedang browsing di internet menggunakan device Anda.

Nah, Anda sudah mengetahui tipe-tipenya. Lalu, apa yang harus Anda lakukan untuk mulai menggunakan digital advertising? Tunggu dulu, sebelum itu, inilah alasan mengapa digital advertising harus dilakukan.

Retargeting/Remarketing

Retargeting atau remarketing adalah bentuk spesial dari display ads. Ini merupakan penampilan ads untuk orang yang sudah pernah berkunjung atau berinteraksi ke website atau page Anda sebelumnya. Dengan menggunakan cookies, ketika mereka terdeteksi sebagai orang yang pernah berinteraksi dengan Anda mereka akan mendapatkan display ads lagi.

Hal ini akan membantu Anda untuk membuat mereka akhirnya melakukan purchase. Karena, akan lebih mudah mendorong orang untuk melakukan purchase ketika mereka pernah berinteraksi dengan website atau page Anda dari pada mereka yang belum pernah melakukannya.

Video Advertising

Video advertising merupakan penggunaan video pada semua bentuk atau form digital advertising yang Anda. Biasanya ini digunakan pada portal atau platform untuk menonton video seperti YouTube. Video Advertising saat ini sangat lumrah dilakukan. Faktanya, Smartphone users menghabiskan setidaknya 3 jam untuk melihat content terutama video.

Digital Advertising & Sales Funnel

Bagi sebuah company, brand, atau bisnis, memiliki funnel yang kuat adalah sesuatu yang harus. Hal ini tidak terlepas dari apakah itu company yang sudah maju ataupun baru. Dengan menggunakan digital advertising, ini akan membantu membangun brand awareness, new prospect/leads, dan mendorong konversi. Mari lihat apa pengaruhnya di tiap funnel.

Top of Funnel (TOFU)

TOFU adalah tempat dimana Anda membangun brand awareness dan juga mempelajari lebih lanjut tentang audiens. Serta Anda akan mempelajari ads yang seperti apa yang cocok untuk bisnis Anda. Ketika Anda melakukan digital advertising, tujuan utama Anda ketika memasuki funnel ini adalah pengenalan tentang brand atau company Anda.

Top of Funnel

Middle of Funnel (MOFU)

Di dalam MOFU, Anda akan lebih fokus kepada lead generation dan nurturing potential customers yang sudah melakukan action pada TOFU. Ketika berada di funnel ini Anda bisa memberikan iklan yang memiliki form. Sehingga mereka bisa menjadi lead generation yang siap masuk ke dalam BOFU.

Middle of Funnel (MOFU)

Bottom of Funnel (BOFU)

Anda bisa mulai menargetkan untuk adanya conversion pada BOFU. Digital advertising yang Anda tawarkan bisa berupa penawaran dan memiliki CTA untuk segera membeli di dalam ads yang Anda miliki.

Bottom of Funnel (BOFU)

Sangat penting untuk memiliki funnel yang kuat. Ini akan meningkatkan efektivitas bagi para audiens di tiap stage-nya. Mulai dari mengenal brand atau company Anda, dan ketika sampai ke stage selanjutnya, mereka siap untuk Anda konversi.

Untuk itu digital advertising sangat berkaitan erat dengan funnel dan stages yang ada di dalam company atau brand Anda. Sekarang Anda sudah mengetahui kegunaannya. Lantas, bagaimana cara terbaik untuk melakukannya?

Memulai Digital Advertising dalam 4 Langkah

Kita sudah melihat beberapa opsi untuk melakukan digital advertising. Sekarang saatnya untuk mengetahui bagaimana cara melakukannya dari awal hingga menyelesaikannya dalam 4 langkah.

1. Strategi

Ketika Anda menginginkan digital advertising Anda mencapai goals, Anda harus menentukan apa goals Anda ketika Anda ingin memulai digital advertising. Apakah Anda memerlukan audiens atau Anda menginginkan sales.

Hal yang paling baik untuk dilakukan adalah Anda harus mencari tahu bahwa Anda ingin memecahkan masalah apa. Lalu, hubungkan dengan target yang Anda coba jangkau. Dengan begitu akan tercipta keadaan seperti Anda mengerti user.

Misalnya, Anda berfokus pada bagaimana cara menjaga relationship dengan client. Anda bisa memulainya dengan pain point yang kebanyakan terjadi. Membangun relationship dengan customers memang sulit. Namun, hal ini bisa Anda atasi dengan mengirimkan email secara berkala untuk tetap stay-in-touch dengan customers Anda.

Dari sana, Anda bisa melanjutkan ke advertising Anda. Anda bisa menawarkan produk Anda sebagai solusi dari masalah ini. Yang Anda harus fokuskan adalah pain point yang dialami oleh audiens.

Sehingga, mereka akan berhenti sejenak untuk membaca iklan Anda. Jika tidak, mereka akan berpikiran bahwa iklan Anda mengganggu, hanya akan melihatnya, lalu tidak akan melakukan action apa-apa terhadap iklan yang Anda berikan.

2. Budgeting

Strategi dan ideas hanya akan berhenti di sana jika tidak segera di eksekusi. Ini adalah langkah selanjutnya untuk melakukan digital advertising, budgeting. Ketika Anda ingin melakukan digital advertising, pasti tidak akan terlepas dari berapa budget yang akan dikeluarkan. Anda bisa memfokuskan diri Anda ke 3 bagian ini:

  • Orang-Orang yang Terlibat: Medium yang Anda gunakan menentukan apakah Anda memerlukan seberapa banyak budget yang Anda keluarkan dan alokasikan. Misalnya Anda menggunakan YouTube Ads, Anda pasti akan memerlukan budget untuk production team.

Mungkin juga Anda memerlukan talent yang harus di bayar untuk membuat sebuah video. Nah, Anda harus mulai budgeting dengan melihat orang-orang yang terlibat dalam, digital advertising ini.

  • Distribusi: Dalam pendistribusian Ads Anda, setiap media yang Anda gunakan memiliki pembayaran yang berbeda-beda. Anda bisa melakukan PPC di Google misalnya. Tapi tidak dengan Instagram Ads yang memiliki sistem bidding.

Untuk itu Anda harus memperhatikan medium yang Anda gunakan. Perhatikan cost-per-click dari setiap iklan yang Anda tayangkan.

  • Scheduling: Perhatikan lama waktu yang Anda gunakan untuk menampilkan iklan Anda di tiap medium yang Anda gunakan. Anda harus mempertimbangkan apakah dengan lamanya iklan Anda berada di suatu medium apakah itu akan berdampak sangat besar kepada company.

3. Production

Setelah Anda melakukan details tentang strategi dari apa yang Anda kejar dalam digital advertising Anda dan juga budgeting. Anda perlu memberikan fokus Anda pada production saat pembuatan digital advertising. Anda perlu memberikan brief yang lebih spesifik dan juga detail. Agar tidak ada kesalahan ketika iklan tersebut sedang tayang.

Misalnya, ketika Anda menargetkan Ads Anda untuk para marketers Anda harus memberikan brief secara mendetail kepada copywriter dan designer yang mengerjakannya. Mulai dari keyword yang digunakan, tata bahasa dan juga angle yang akan digunakan, serta design yang palik cocok untuk marketers.

4. Distribution

Nah, sekarang waktunya bagi Anda setelah membuat strategi, mempersiapkannya, dan juga melakukan produksi, saatnya melakukan distribusi. Anda hanya perlu mengikuti step-by-step yang diminta oleh tiap platform atau media. Biasanya, masalah baru akan muncul ketika Ads Anda sudah naik.

Namun jangan khawatir, ketika menggunakan digital advertisement, Anda bisa mengubahnya kapanpun ketika ada sesuatu yang salah. Jadi, ketika Anda merasa ada sesuatu yang salah atau tidak sesuai harapan, Anda bisa segera mengubahnya.

Inilah 4 step yang mana akan membantu Anda untuk melakukan digital advertising dengan baik dan benar. Digital advertising memiliki banyak benefit. Apakah traditional advertising masih dibutuhkan?

Lebih Baik Mana, Free atau Paid Ads?

Untuk menggali lebih baik yang mana penggunaan free atau paid digital advertising, ini harus dimulai dari tujuan Anda. Karena, pada dasarnya kedua hal ini seperti dua sisi pada sebuah koin. Sama-sama dibutuhkan pada waktunya. Akan tetapi ini hal yang mungkin akan membantu Anda dalam memutuskan lebih baik mengedepankan free atau paid digital advertising.

Jika Anda menginginkan hasil yang sangat cepat, untuk mendapatkan brand exposure, dan juga reach yang tinggi maka paid digital ads adalah hal yang harus Anda lakukan. Namun, perlu diingat. Ketika Anda kehabisan budget untuk melakukan iklan. Anda akan dengan mudah menjadi tidak terlihat.

Sebaliknya, free digital ads memerlukan waktu yang panjang untuk mendapatkan ranking dalam SERP. Akan tetapi, ketika kredibilitas sudah terbentuk, para internet user akan selalu kembali ke website Anda dan akan melihat berbagai penawaran atau iklan yang Anda berikan.

Apakah Traditional Advertising Masih Dibutuhkan?

Saat ini mungkin timbul pertanyaan tentang traditional advertising. Apakah masih dibutuhkan? Alasan kenapa traditional advertising sampai saat ini adalah traditional advertising mampu menjangkau local audiences dan mampu berinteraksi secara personal level.

Ini sangat penting. Karena saat ini para customers lebih melihat brand atau company yang mampu menyentuh mereka hingga ke personal dan juga relevan dengan keadaan yang mereka alami saat ini.

Dalam advertising sendiri sebenarnya tidak ada yang akan punah atau yang satu mengalahkan yang lainnya. Ada kebutuhan-kebutuhan yang bisa di support oleh digital advertising dan juga traditional advertising.

Namun memang, saat ini digital advertising masih menjadi sesuatu yang memberikan lebih banyak benefit. Dengan sekali klik, bisa menjangkau banyak audiens.

Baca Juga

Ingin mengetahui lebih banyak tentang digital advertising atau strategi digital marketing lainnya? Kunjungi blog kami atau jika Anda ingin memulai email marketing campaign dengan kami, segera daftarkan diri Anda di sini. (N.A)