5 Cara Menulis Pertanyaan untuk Form Survey yang Efektif

Dalam digital marketing, Anda perlu melakukan komunikasi dua arah. Bukan hanya memberi informasi kepada pelanggan, namun juga menerima masukan dan timbal balik dari mereka. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah menggunakan online form builder. Untuk itu, berikut kami sampaikan cara membuat pertanyaan yang tepat untuk form Anda.

1. Ajukan Pertanyaan yang Tajam dan Spesifik

Ada beberapa faktor yang mengharuskan Anda membuat closed-ended questions untuk form Anda. Pertama, Anda memiliki keterbatasan ruang untuk menampung jawaban yang terlalu panjang. Kedua, jawaban dalam bentuk uraian panjang akan menyulitkan pengumpulan data dan analisis setelahnya.

Di sisi responden, tipe pelanggan dengan pertanyaan terbuka dengan kemungkinan cabang dalam penjelasannya juga akan dianggap terlalu merepotkan. Saat membuka sebuah form, mayoritas orang akan mengharapkan pertanyaan singkat yang mudah diisi.

Untuk itu, ada tips yang bisa Anda terapkan guna membuat pertanyaan survey yang tajam dan spesifik.

  • Hindari Menggabungkan Dua Pertanyaan

Maksudnya, Anda harus sangat jelas dalam memisahkan pertanyaan Anda. Jangan menanyakan dua hal sekaligus dalam satu kolom form.

Contoh:

❌ “Bagaimana performa email marketing dan transactional email kami?”

✅ “Bagaimana performa email marketing kami?”

✅ “Bagaimana performa transactional email kami?”

  • Hindari Mengulang Pertanyaan yang Sama

Terkadang, secara tidak sadar para pembuat form kerap menanyakan hal yang sama secara berulang. Anda harus bisa menghindari hal itu. Baca tidak hanya kalimat mentahnya, namun esensi dari tiap pertanyaan yang Anda buat.

Contoh pertanyaan yang tampak berbeda padahal sama:

“Bagaimana performa email marketing kami?”

“Apakah menurut Anda email marketing kami memiliki performa yang baik?”

2. Pertahankan Nada Kalimat Netral

Kami mengerti bahwa setiap marketer ingin menghindari penilaian yang buruk dari customer. Namun, menggiring mereka untuk memberi penilaian baik yang 'palsu' bukanlah solusi.

Anda harus tetap mempertahankan nada kalimat pertanyaan Anda agar tetap netral. Dengan begitu, responden dapat memberi jawaban yang jujur dan objektif. Nantinya ini juga akan berdampak baik bagi bisnis Anda di segi pengembangan dan perbaikan performa.

Contoh:

❌ “Layanan email marketing kami adalah yang terbaik di Indonesia. Seberapa baik itu menurut Anda?”

✅ “Menurut Anda, bagaimana layanan email marketing kami?”

3. Beri Pilihan Jawaban yang Lengkap

Memberi pilihan jawaban dapat menjadi metode yang baik untuk mempermudah Anda mengumpulkan data. Namun, untuk itu Anda harus memberi pilihan yang lengkap, meng-cover dua sisi.

Contoh:

❌ “Bagaimana performa layanan email marketing kami?”

  1. Sangat baik
  2. Baik
  3. Cukup baik

✅ “Bagaimana performa layanan email marketing kami?”

  1. Sangat baik
  2. Baik
  3. Biasa saja
  4. Buruk
  5. Sangat buruk

4. Biarkan Beberapa Pertanyaan sebagai Optional

Anda harus menjaga mindset bahwa ketika customer mengisi form, artinya Anda sedang meminta bantuan mereka. Maka, penting bagi Anda untuk memastikan kenyamanan customer selama melakukan pengisian form tersebut.

Jangan sampai Anda terkesan memaksakan tugas yang justru akan membuat customer Anda batal melanjutkan pengisian. Untuk itu, Anda perlu membiarkan beberapa pertanyaan bersifat optional. Hal ini dilakukan untuk tujuan kepuasan pelanggan karena memudahkan customer yang tidak tahu pasti jawaban dari pertanyaan tersebut. Serta ini akan menjadi kemudahan dalam management bisnis Anda. (Lihat juga kemudahan mengatur keuangan bisnis Anda di sini)

.Anda dapat mengatur ini dalam form builder yang Anda gunakan. Biasanya, dalam tampilannya, pertanyaan yang wajib diisi akan memiliki tanda bintang. Sementara yang bersifat optional tidak memiliki tanda apa pun.

5. Lakukan Test Sebelum Publish

Bayangkan diri Anda sebagai pembuat form yang mewakili suatu perusahaan. Kemudian, saat form telah dipublikasikan dan mendapat beberapa respon, Anda menemukan adanya kesalahan. Entah itu pada penulisan, gambar, elemen form, dan lain sebagainya. Bagaimana perasaan Anda?

Lebih dari malu, Anda mungkin khawatir telah mengecewakan customer dan perusahaan. Oleh karena itu, sebelum dipublikasikan, Anda seharusnya menjalankan pengujian terlebih dahulu. Anda bisa meminta bantuan rekan kerja Anda untuk meninjau form Anda. Jika form builder Anda menyediakan fitur testing, Anda juga bisa memanfaatkannya.

Baca Juga

Itu dia cara menulis pertanyaan untuk form yang membuat survei atau umpan balik (feedback). Dapatkan berbagai tips menarik lainnya seputar digital marketing di blog kami. Untuk memulai email marketing campaign dengan kami, atau ingin membuat form yang terintegrasi dengan Google Drive daftarkan diri Anda di sini!

(V.V)