E-Commerce vs Marketplace, Mana yang Harus Anda Pilih?

Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan nama-nama seperti Tokopedia, Shopee, atau Bukalapak bukan? Mereka adalah perusahaan-perusahaan yang memudahkan kita untuk berbelanja ataupun menjual barang secara online. Tapi menurut Anda, apakah Tokopedia termasuk e-commerce atau marketplace? Lagipula, apa perbedaan e-commerce vs marketplace?

Masih banyak orang yang keliru dalam mengartikan marketplace dan juga e-commerce. Meskipun sama-sama bertujuan untuk menjual barang secara online, tapi kedua hal ini sangatlah berbeda. Yuk, kita tahu perbedaan keduanya di bawah ini!

Perbedaan E-Commerce vs Marketplace

Jika harus diartikan sendiri-sendiri, e-commerce, atau perdagangan elektronik, merujuk pada aktivitas jual-beli produk atau layanan melalui internet. Sementara marketplace adalah platform online di mana berbagai penjual dapat menjual produk atau layanan mereka kepada konsumen.

Terlihat jelas kan, bahwa yang satu merupakan aktivitas, sementara yang lainnya berupa platform. Jadi, ketika dibandingkan, seharusnya yang dilihat adalah antara platform e-commerce vs marketplace.

Sekarang, mari kita lihat lebih detail mengenai perbedaan keduanya dari berbagai aspek.

1. Kepemilikan dan Kontrol

Pada e-commerce, setiap bisnis atau penjual memiliki toko online eksklusif mereka sendiri. Toko online ini adalah tempat di mana mereka memajang produk, mengelola inventaris, menentukan harga, dan berinteraksi dengan konsumen. Sementara itu, marketplace menyediakan panggung bagi berbagai penjual atau bisnis untuk memajang produk mereka dalam satu tempat.

Dari segi kontrol, di e-commerce, penjual memiliki kendali penuh atas pengelolaan toko online mereka, termasuk tampilan, branding, dan strategi pemasaran. Sedangkan pada marketplace, penjual harus mengikuti serangkaian aturan, syarat, dan pedoman yang ditetapkan pemilik platform. Ini mencakup segala hal mulai dari pembayaran hingga kualitas produk.

Gambaran kasarnya, Anda bisa menjadi pelaku bisnis e-commerce jika memiliki platform toko online sendiri. Namun, jika Anda menumpang pada platform lain, maka itulah yang disebut sebagai marketplace.

Contoh nyata: Whitelab

Produk kecantikan Whitelab memiliki platform toko online-nya sendiri di web mereka, whitelab.co.id. Maka, kita bisa menyebut Whitelab sebagai salah satu contoh e-commerce.

Namun, di sisi lain, Whitelab juga memasarkan produknya melalui platform-platform lain seperti Tokopedia dan Shopee. Dengan ini, kita tidak kemudian menyebut Whitelab sebagai marketplace, namun Tokopedia dan Shopee itulah yang merupakan marketplace tempat sebuah brand (yang bisa jadi adalah bagian dari e-commerce) menjual produk mereka.

2. Pemasaran

Selanjutnya, membahas perihal pemasaran. Penjual pada platform e-commerce bertanggung jawab untuk memasarkan produk mereka sendiri. Mereka dapat menggunakan strategi SEO, iklan berbayar, media sosial, dan lainnya untuk menjangkau konsumen potensial.

Berbeda halnya dengan penjual yang bergabung dengan marketplace, mereka harus melakukan pemasaran bersama. Marketplace umumnya melakukan upaya pemasaran sendiri untuk menarik lalu lintas ke situs mereka, yang nantinya dapat memberikan penjual potensi jangkauan yang lebih besar.

Namun, terlepas dari itu, Anda masih bisa memasarkan toko online Anda di platform marketplace melalui channel lain. Misalnya dengan membagikan link menuju toko Anda di platform marketplace tertentu melalui social media, live chat platform, email, dan sebagainya.

3. Diversitas Penjual

Seperti yang sudah kami sebutkan di atas, e-commerce adalah platform pribadi, sementara marketplace menampung penjual dari berbagai brand. Maka dari itu, dilihat dari diversitas penjualnya, marketplace menampilkan berbagai penjual dalam satu tempat, sedangkan e-commerce fokus pada satu penjual saja.

Ini besar pengaruhnya pada pelanggan yang hendak membeli beberapa barang dari beberapa merek sekaligus. Akan lebih mudah dari sisi pembelian untuk membeli melakukan transaksi di platform marketplace. Namun, tidak semua merek bergabung di sana, bukan?

4. Kepercayaan Konsumen

Pada bagian ini kita tidak akan membahas merek-merek besar sekelas Apple, Nike, dan kawan-kawannya. Satu hal yang pasti, pada merek-merek medium atau kecil, marketplace memiliki keunggulan dalam hal kepercayaan konsumen karena citra merek platform yang sudah mapan.

Apalagi jika Anda tahu fitur ‘Mall’ atau ‘Official Store’ di platform marketplace. Di situ sudah ada jaminan bahwa produk-produk yang dijual di toko tersebut adalah original dari merek aslinya. Pada masyarakat yang semakin cerdas, hal ini sangat membantu dari sisi keamanan terkait kualitas produk dan pembayaran.

Jadi, Lebih Bagus Mana E-Commerce vs Marketplace?

Jawaban pertanyaan ini akan sangat kompleks menilai banyaknya pertimbangan yang dapat kita ambil. Dari sisi penjual, menggunakan marketplace jelas lebih mudah dibanding harus membangun platform toko online pribadi. Tapi, bagaimana dengan faktor lainnya? Yuk, kita telaah lebih lanjut!

1. Kemudahan

Pada awal memulai bisnis, bergabung dengan marketplace akan jauh lebih mudah. Anda tidak perlu repot-repot membangun platform toko online Anda sendiri. Pasalnya, membangun platform berjualan ini tidaklah mudah. Ada banyak hal yang perlu Anda persiapkan. Mulai dari sumber daya, tim terkait, belum lagi integrasi sistem agar platform Anda dapat muncul di mesin pencarian dan nyaman digunakan dari sisi pelanggan.

Sementara itu, menggunakan marketplace Anda hanya butuh beberapa tahapan saja untuk dilakukan. Dimulai dengan mendaftarkan nama toko, mengonfigurasi tampilan, mengunggah produk, menentukan harga, menambahkan program-program promosi, hingga melakukan iklan.

2. Biaya

Jika dilihat dalam jangka panjang, e-commerce bisa jadi lebih hemat dari segi biaya. Pasalnya, Anda tidak perlu berbagi komisi dengan pemilik platform seperti yang terjadi pada marketplace. Namun, jangan pernah lupakan biaya maintenace, biaya optiasi situs, biaya pegawai, dan lain sebagainya.

3. Jangkauan

Sudah kami singgung sedikit pada poin di atas, bahwa e-commerce butuh kerja sama yang baik dengan berbagai aspek bisnis lainnya. Anda perlu membangun merek Anda agar dikenal banyak orang sebelum toko online Anda meraih jangkauan yang luas. Keuntungannya, jika Anda sudah sampai di titik itu, bisnis Anda bisa lebih sustain ke depannya dalam jangka panjang.

Sementara itu, jangkauan yang diberikan oleh nama besar platform marketplace tempat Anda membuat toko online, akan membantu exposure merek Anda. Namun, di dalamnya pun Anda perlu bersaing dengan toko-toko lain yang menjual produk serupa.

Baca Juga

Jadi, mana yang lebih baik antara e-commerce vs marketplace? Jawabannya bergantung dari tujuan bisnis Anda, juga dari mana Anda ingin memulainya. Jika Anda tertarik untuk mempelajari hal-hal seputar marketing dan bisnis lebih lanjut, silakan kunjungi blog kami atau subscribe newsletter kami di sini!

Mau mempromosikan toko online Anda melalui email marketing? Kami punya solusinya! Coba langsung paket gratis kami di sini!

(Y.P) edited by (V.V)