Being a Self-Taught Developer

Saya adalah seorang lulusan sarjana perikanan yang saat ini bekerja sebagai frontend developer dengan belajar secara mandiri dan tidak mengikuti bootcamp. Menjadi self-taught developer merupakan jalan yang sulit dan penuh dengan ketidakpastian, tidak ada jalan lurus dari seorang yang awalnya tidak tahu apa-apa mengenai coding hingga bisa berkarier di bidang tech sebagai programmer. Karena hal inilah saya percaya bahwa semua self-taught developer memiliki kisahnya tersendiri yang unik dan menarik untuk diceritakan.

#Find your motivation

Perjalanan saya dimulai saat saya menginjak semester akhir di perkuliahan, tepatnya pada 2021 saat pandemi COVID-19 masih berlangsung. Saat itu saya sedang fokus untuk mengerjakan skripsi dan sering melakukan obrolan dengan teman-teman saya di Discord setiap selesai bermain game.

Kami sering mengobrolkan tentang karier. Dan di situlah saya bertemu seorang teman yang sudah berkarier sebagai frontend developer di sebuah startup di Jepang. Teman saya inilah yang menginspirasi saya untuk bisa menjadi seorang frontend developer hingga saat ini.

Dia menceritakan keuntungan-keuntungan menjadi seorang software engineer. Inilah langkah awal yang perlu dimiliki seorang self-taught developer, yaitu temukan hal yang bisa memotivasi diri kita. Karena sering sekali saya menemukan orang yang hanya memiliki niat di awalnya saja dan tiba-tiba berhenti di tengah jalan setelah menemui kesulitan dalam belajar coding.

Quote dari Linus Torvalds tentang programmer yang baik


#Tentukan career path

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan menurut saya adalah tentukan terlebih dahulu career path yang Anda inginkan. Hal ini penting karena dunia software engineering sangatlah luas dan saya percaya bahwa tidak ada orang yang bisa sangat andal dalam semua hal. Masing-masing dari kita pastilah memiliki spesialisasinya tersendiri, dalam hal ini entah itu frontend, backend, atau yang lainnya.

Tepat sekali, pada saat itu orang yang menginspirasi saya adalah seorang frontend developer sehingga saya memutuskan untuk mengikuti jejak kariernya. Ada banyak sekali bidang dalam ranah pemrograman yang bisa kita tekuni secara lebih spesifik, di antaranya yaitu:

  • Data: Data Science, Data Engineering, dan Data Analysis
  • Mobile: Developer IOS dan Developer Android
  • Web: Backend dan Frontend Developer

#Find ‘how’

Mulailah dari skill yang sangat penting untuk dimiliki seorang programmer, yaitu ‘googling’. Mulailah mencari bagaimana untuk menjadi seorang software engineer dan resource apa saja yang diperlukan. Sumber belajar tidak harus dari yang berbayar, seperti saya memulai semua ini melalui YouTube saja. Terkait apa saja yang perlu dipelajari, Anda bisa mengunjungi situs yang sudah cukup terkenal yaitu roadmap.sh.

#Master one programming language

Untuk tahap awal di mana kita baru memasuki dunia pemrograman, kita tidak perlu untuk mempelajari banyak bahasa pemrograman. Cukup pilih satu di antara bahasa pemrograman yang ada dan pelajari syntax-nya. Karena pada dasarnya, syntax atau aturan penulisan pada suatu bahasa pemrograman itu hampir mirip antara satu dengan yang lainnya. Ada cukup banyak bahasa pemrograman di antaranya adalah Python, Java, Javascript, PHP, Kotlin, Rust, dan masih banyak lagi.

#Learning by doing

Buatlah projek untuk mengimplementasikan tutorial yang sudah Anda lihat. Pada waktu itu, beberapa projek yang saya buat merupakan projek sederhana seperti kalkulator, meal search API, countdown timer, QR code generator, to-do list dan yang tidak kalah penting adalah membuat website portfolio.

Menurut saya logic pada pemrograman perlu untuk di implementasikan dalam sebuah projek, karena logic pada competitive programming dan logic pada saat membuat sebuah aplikasi sangat-sangatlah berbeda. Oleh karena itu, Anda harus mengimplementasikan logic yang sudah Anda pelajari dengan membuat sebuah aplikasi sederhana dan mengoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemukan saat membuat aplikasi tersebut.

#Find experienced help

Saat pertama kali mencoba belajar tentunya akan ditemukan kesulitan-kesulitan dan teori yang sulit untuk dipahami karena background pendidikan saya yang bukan berasal dari IT. Bukan kejutan lagi soal betapa banyak kendala yang tidak pernah saya temukan sebelumnya. Untuk itulah, bantuan dari seseorang yang lebih senior dari kita akan sangat diperlukan. Namun,i usahakanlah untuk mencari solusinya sendiri lebih dahulu untuk melatih skill problem solving kita. Baru, ketika benar-benar sudah stuck Anda bisa bertanya kepada teman atau senior yang lebih tahu.

Quote dari Emilio Melvy tentang setiap pohon besar berawal dari biji kecil yang bisa ditanam hari ini

#Conclusion

Perjalanan menjadi software engineer bukanlah hal yang mudah. awalnya saya tidak tahu mau berkarier sebagai apa. Dulu saya mengagumi orang-orang yang berkarier sebagai software engineer. Di mata saya, mereka semua tampak keren. Kemudian saya pun bertanya pada diri sendiri, apakah suatu hari saya bisa menjadi seorang software engineer juga?

Hingga akhirnya, pada tahun 2022 saya menjadi seorang software engineer, mewujudkan cita-cita yang terlihat tidak mungkin menjadi mungkin. Di sini saya belajar melawan rasa takut, berani mengambil langkah, dan terus berprogres. Saya memulai dari hal kecil seperti belajar HTML, CSS, dan Javascript. Dilanjutkan dengan membuat website portofolio sederhana dan berani mulai apply pekerjaan.

Maka, untuk semua yang bercita-cita dan ingin memulai perjalanan baru, jangan pernah takut untuk memulai karena sesuatu yang besar pasti bermula dari hal yang kecil. "You don't have to be great to start, but you have to start to be great," kata Zig Ziglar.

Baca Juga

Ingin mengetahui lebih lanjut terkait sharing-sharing MPeople lainnya? Kunjungi blog kami di sini! Atau subscribe newsletter kami untuk dapat update terbarunya di email Anda.

Emilio Melvy - Frontend Developer, MTARGET