Kupas Tuntas Buzz Marketing, Strategi Unik untuk Bisnis Anda

Bukan salah Anda jika langsung membayangkan sekumpulan lebah atau tawon saat mendengar istilah marketing yang satu ini. Kata “buzz” dalam buzz marketing memang berarti demikian: dengungan, dengung, berdengung. Tapi jangan salah, meskipun memiliki nama yang unik, nyatanya salah satu cara pemasaran yang satu ini sudah terbukti ampuh. Makanya langsung saja, yuk kita bahas apa itu buzz marketing!

Apa Itu Buzz Marketing?

Sesuai namanya, buzz marketing merupakan strategi pemasaran unik yang memanfaatkan pendekatan mulut ke mulut (word of mouth) untuk mencapai performa bisnis tertentu. Melalui rantai berita yang tersebar tiada putusnya, buzz marketing menargetkan peningkatan brand awareness, engagement, dan ujungnya menggiring orang masuk ke sales funnel bisnis yang menerapkannya.

Sasaran utama dari teknik marketing yang satu ini adalah untuk mendapatkan sebanyak mungkin orang yang tahu dan mau saling membicarakan brand Anda. Bagaimanapun, secara otomatis besaran penjualan akan mengikuti popularitas merek. Semakin banyak orang membicarakan merek Anda, semakin besar potensi Anda mendapatkan customer.

Bahkan semakin baik lagi, jika berhasil memuaskan customer, Anda akan lebih mudah menjalankan strategi ini ke depannya. Orang akan mengharapkan kepuasan yang sama ketika merek Anda mengeluarkan produk atau layanan baru, sehingga kemungkinannya persebaran informasi akan jadi lebih cepat. Penjualan pun turut meningkat dengan semakin banyak orang yang ingin menggunakan produk Anda Begitu seterusnya.

Jika disimpulkan, ini adalah strategi pemasaran yang efektif untuk membuat merek atau produk menjadi viral. Lebih singkatnya lagi, Anda bisa menyebutnya viral marketing.

Cara Kerja Buzz Marketing

Jika diilustrasikan secara kasar, Anda bisa membayangkan sebuah merek atau produk baru yang diinformasikan keberadaannya ke lima orang. Lalu, dengan arahan, masing-masing dari lima orang tersebut akan menyalurkan informasinya ke lima orang lainnya. Maka di titik ini sudah ada 30 orang yang mengetahui merek atau produk tadi.

Arahan penyebaran informasi oleh beberapa orang ini bisa Anda lakukan sampai skala tertentu yang Anda kehendaki. Selanjutnya, proses akan mengandalkan karakter alami manusia yang gemar berbagi informasi, utamanya jika seseorang sudah merasa terikat dengan merek atau produk tertentu.

Meski terkesan tidak berpola pada akhirnya, Anda selaku penanggung jawab marketing tetap memiliki kendali penuh atas besarnya skala dan kecepatan persebaran informasi ini. Hasilnya akan sangat bergantung pada metode yang Anda gunakan di tahap awal.

Nah, di sinilah Anda dituntut cerdas. Dengan teknologi yang mendukung persebaran informasi secepat kilat, Anda bisa memanfaatkan orang-orang khusus untuk menjadi buzzer secara online. Sebut saja influencer yang aktif di beberapa media sosial dan memiliki basis audiens berskala besar.

Tidak perlu sampai hard selling, minta saja sang influencer untuk membicarakan produk Anda beberapa kali. Jika dieksekusi secara tepat, menjangkau pasar yang luas tidak akan jadi masalah. Kuncinya, Anda harus berhati-hati dalam memilih influencer, pastikan reputasinya baik, jangkauannya luas, dan yang terpenting niche-nya sesuai dengan produk Anda.

Note: Selain melalui influencer, Anda juga bisa menciptakan ‘sensasi kontroversial’ yang memancing orang membicarakan merek atau produk Anda. Misalnya dengan membuat video iklan lucu, memulai social media challenge, atau tagline yang sangat mencolok.

Jenis-Jenis Trigger dalam Buzz Marketing

Agar semakin jelas, kami akan menunjukkan pada Anda pembagian trigger buzz marketing berdasarkan taktiknya. Setiap jenis trigger buzz marketing di bawah ini memiliki fokus yang berbeda dengan tujuan yang sama, yaitu membuat orang membicarakan merek Anda.

1. Tabu

Ketika mendapati sebuah topik yang tabu untuk dibicarakan, orang biasanya akan berhenti sejenak dan berakhir meluangkan waktu untuk mengamati lebih lanjut. Utamanya di masyarakat yang sangat berbudaya, trigger semacam ini bisa sangat ampuh jika yang Anda cari sebatas pengenalan merek.

Namun, jangan lupakan risiko yang datang mengiringinya. Sepadan dengan dampak yang dihasilkan, risiko negatif dari metode ini juga tidak main-main. Salah langkah sedikit saja, merek Anda justru bisa diboikot tanpa kesempatan baru sama sekali.

2. Memalukan

Unsur memalukan dalam sebuah campaign yang ditampilkan di publik akan memberikan efek kejut bagi audiensnya. Siklusnya akan dimulai dengan rasa perasaan kaget, mulai mempertanyakan, dilanjutkan dengan tawa, dan berakhir pada pembicaraan besar akan hal tersebut. Bergantung pada brand image dan produk yang Anda coba tawarkan, trigger buzz marketing yang satu ini tidak selalu berhasil untuk semua bisnis. So, be smart!

3. Komedi

Komedi atau gelak tawa adalah elemen utama yang diinginkan orang ketika mencari hiburan. Efek yang ditimbulkan dari sebuah komedi apik yang digarap secara cerdas juga biasanya tidak kecil. Anda pasti ingat dengan sosok ibu-ibu yang kepalanya muncul dari dalam rice cooker pada iklan Ramayana garapan Dimas Djayadiningrat. Lagu iringannya yang memiliki lirik menggelitik pun sampai saat ini masih banyak diingat oleh masyarakat Indonesia, membuat popularitas merek tersebut terjaga.

4. Rahasia

Rahasia memang ada untuk memantik emosi-emosi khusus dalam diri manusia. Memanfaatkan hal itu, banyak perusahaan yang menggunakan elemen ini dalam strategi buzz marketing mereka. Sebuah rahasia yang diungkapkan secara perlahan akan membuat orang terus menerus membicarakannya. Jika Anda sadari, pertarungan antara Mr. Krab dan Plankton juga sebenarnya banyak terjadi di dunia nyata dan dimanfaatkan sebagai peluang marketing.

5. Membekas

Jika harus memilih satu trigger yang paling recommended, kami akan menyarankan ini. Anda bisa saja membuat suatu campaign yang sangat lucu, penuh rahasia, dan unsur-unsur lainnya. Tapi, jika pada akhirnya itu tidak meninggalkan kesan dan ingatan yang kuat dalam diri audiens, buzz marketing Anda bisa jadi hanya akan bertahan sebentar. Untuk itu, penting sekali memasukkan unsur yang melibatkan emosi audiens tanpa terikat waktu dan tren.

6. Unik/Aneh

Agar mencolok dan jadi bahan pembicaraan, Anda tidak boleh takut berbeda. Justru, kesan aneh atau unik yang diterima audiens akan menjadi kesempatan merek Anda untuk meningkatkan popularitas dan performa penjualan di market, mengungguli para kompetitor.

Contoh Buzz Marketing

Kami mengerti bahwa marketer seperti Anda lebih suka belajar melalui contoh nyata. Oleh karena itu, kami sudah menyiapkan contoh penerapan buzz marketing dari merek-merek besar dunia yang terbukti kesuksesannya hingga saat ini. Yuk, langsung saja kita lihat satu per satu.

1. Wendy’s

Bukanlah hal yang aneh, jika Anda langsung teringat akan McDonald atau KFC ketika melihat nama Wendy’s. Ketiga perusahaan waralaba makanan cepat saji tersebut memang adalah kompetitor berat yang namanya sama-sama besar, tersebar di berbagai negara. Menyadari hal itu, Wendy’s melakukan trik marketing yang cukup kontroversial.

Melalui akun resmi Twitter (sekarang X) mereka, Wendy’s kerap membuat cuitan yang isinya me-roasting brand kompetitor, termasuk McD dkk. Menariknya lagi, mereka sengaja membuat akunnya privat, sehingga tidak semua orang dapat melihat cuitan mereka. Dua aksi yang cukup bertentangan dengan tujuan brand pada umumnya yang ingin membangun citra baik dan menjangkau audiens seluas-luasnya.

Tapi nyatanya, metode ini cukup ampuh dalam membuat Wendy’s terus dibicarakan dan dicintai oleh banyak konsumen setianya.

2. Tesla

Apa yang pertama kali melintas di pikiran Anda ketika melihat mobil Tesla‘s Cybertruck? Mungkin, sebagian besar orang akan berpikiran bahwa desainnya sangat aneh atau unik. Tapi itulah poinnya!

Elon Musk memakai trigger tersebut langsung pada produk dan bukan sekadar campaign marketing-nya. Hasilnya? Ia berhasil menjadi perbincangan hingga saat ini. Terlepas dari pro dan kontra para pengguna mobil, Tesla nyatanya sukses dalam menerapkan strategi buzz marketing, bahkan tanpa melalui campaign khusus.

Kelebihan dan Kekurangan Buzz Marketing

Sejak awal pembahasan dalam artikel ini, kita menjadikan buzz marketing sebagai tokoh utama. Maka tidak heran, jika kesan yang Anda terima seolah-olah sepenuhnya berpihak pada strategi ini.

Namun, setiap strategi tetaplah memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi, apa kelebihan dan kekurangan buzz marketing? Yuk kita lihat di bawah ini!

Kelebihan Buzz Marketing

  • Lebih hemat biaya

Apabila dibandingkan dengan strategi konvensional, biaya yang dikeluarkan untuk melakukan buzz marketing cenderung lebih ekonomis.

  • Lebih mudah diakses

Berkat biayanya yang tidak besar, buzz marketing bisa diakses oleh semua kalangan bisnis, dari yang besar hingga yang paling kecil.

  • Lebih luas jangkauannya

Selain ekonomis dan bisa diakses segala jenis usaha, strategi ini bisa mendatangkan jangkauan audiens yang sangat luas, sampai ke seluruh dunia.

  • Lebih banyak penjualan

Ketika brand identity Anda naik, produk Anda bisa dikenal lebih banyak orang, hingga akhirnya performa penjualan pun meningkat.

💡
Tips: Maksimalkan segala jenis platform untuk mendukung upaya buzz marketing yang Anda lakukan. Anda bisa mulai dari tingkat yang paling personal, yaitu melalui email marketing. Jangan khawatir soal urusan teknisnya, biarkan tim kami yang membantu Anda. Yuk, daftar dan coba gratis dashboard email kami, di sini!

Kekurangan Buzz Marketing

  • Proses lebih kompleks

Agar strategi Anda berhasil, dibutuhkan tahapan dan waktu yang tidak sedikit. Anda harus mengerahkan segala macam upaya, menggunakan jasa sekian banyak buzzer, aktif di platform A, B, C, dan seterusnya.

  • Tidak ada hasil instan

Untuk strategi yang tidak hanya berhasil dan mandek, Anda perlu dasar yang kuat. Untuk itu, biasanya perlu dilakukan beberapa kali trial dan error dalam penerapan strategi ini. Apalagi, setiap bisnis memiliki sisi uniknya masing-masing.

Best Practice Buzz Marketing

Berikut kami sertakan sebagai penutup beberapa poin penting yang harus Anda pegang baik-baik untuk dapat menjalankan strategi buzz marketing secara tepat dan efektif.

1. Ketahui target audiens Anda. Kalau perlu, buat ICP dan buyer persona dalam bentuk yang paling detail. Kemudian petakan karakteristiknya.

2. Kembangkan strategi dari modal yang Anda miliki. Mulailah dengan mencocokkan pendekatan seperti apa, di platform mana, atas bantuan siapa, untuk kelompok audiens A, B, C, dan seterusnya.

3. Pilih trigger yang paling relevan dengan merek Anda. Tidak perlu memaksakan tren jika dirasa hasilnya akan buruk. Sebaliknya, tidak perlu takut atau malu untuk memakai trigger yang sedikit bertentangan jika Anda yakin akan berhasil.

4. Bangun pendekatan secara bertahap. Menerbitkan campaign yang besar agar dibicarakan banyak orang tidak seperti membangun candi. Anda butuh bridging untuk sampai ke sana yang bisa ditebar secara bertahap di periode awal pelaksanaan strategi ini.

5. Jangan ragu bekerja sama dengan influencer, baik yang nano, mikro, maupun yang sudah memiliki nama besar sekelas selebritas. Kuncinya, tetap selaraskan tujuan, sasaran audiens, niche brand, dan budget yang Anda miliki.

6. Dorong penggunaan sejak dini dengan memberi hadiah bagi audiens yang memberi respons positif. Trik ini mungkin lebih dikenal dengan istilah ‘bakar-bakar uang’ seperti yang dilakukan Gojek pada awal-awal peluncuran mereknya. Namun, harap tetap berhati-hati dan pantau terus kondisi cash flow bisnis Anda.

7. Pantau hasilnya dan sampai teralihkan. Menjalankan strategi jangka panjang semacam ini, sangat rawan berantakan jika Anda salah langkah sedikit saja akibat terlambat melihat peluang maupun risiko.

Baca Juga

Jadi, itu dia artikel kali ini membahas buzz marketing. Pantau terus blog kami atau subscribe newsletter kami agar tidak ketinggalan artikel-artikel baru yang akan terbit. Silakan daftarkan diri Anda di sini untuk mencoba layanan email marketing kami secara gratis!

(V.V)