Melihat Perkembangan Bisnis Online di Indonesia

Tidak bisa dipungkiri lagi jika perkembangan teknologi sangat mempengaruhi cara kerja manusia setiap harinya. Contohnya Anda bekerja di sebuah kantor dan kantor tersebut sekarang telah menggunakan metode absen dengan sidik jari, yang sangat berbeda dari sebelumnya yaitu hanya sekedar menggunakan buku absen untuk absensi. Atau yang paling fenomenal adalah munculnya ojek online di sekitar kita. Perubahan-perubahan yang awalnya kita sepelekan, kini mulai menjadi suatu tren bahkan mampu membentuk cara hidup yang baru di era digital ini.

Di masa sekarang ini kita sangat bergantung dengan internet, karena internet mampu memberikan kemudahan dan efesiensi waktu dalam pengerjaannya. Misalkan dalam berbisnis, ingin membangun brand baru lalu menjual produknya sendiri, tidak perlu memiliki toko sendiri. Karena di internet telah ada toko yang lebih efektif, yaitu ecommerce. Lalu untuk mempromosikan produk, kita tidak perlu menggunakan brosur dan membagikanya kepada orang-orang. Kita bisa memanfaatkan sosial media lalu biar orang-orang tersebut melihat apa saja produk yang Anda jual. Intinya, era internet mampu menyederhanakan apapun aktifitas dan pekerjaan Anda, tak terkecuali di bidang bisnis online.

Di Indonesia sendiri, bisnis online sudah sangat menjamur dengan bantuan munculnya marketplace dan juga ecommerce, bisnis online dapat berkembang pesat. Menurut data dari Euromonitor, tahun 2014 adalah tahun yang memberikan pembuktian bahwa bisnis online di Indonesia adalah jenis bisnis yang sangat diminati dan juga mampu mencapai penjualan hingga US$ 1.1 Miliar dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Tren bisnis online sangat berkembang karena penggunaannya yang lebih praktis dan tidak terlalu memakan banyak biaya.

Ada banyak sekali jenis pada bisnis online, namun yang paling banyak diminati masyarakat adalah C2C (Customer to Customer) yang berarti penjual produk dapat berasal dari siapapun, baik individu ataupun kelompok dan pembeli juga dapat berasal dari atau kelompok juga. Sehingga tidak ada batasan.

Siapapun bisa menjual barangnya jike mereka mau. Penjualan dapat melalui marketplace, ecommerce dan bahkan kini beberapa orang menggunakan sosial media dijadikan tempat untuk mereka menjual produk. Itupun juga dibantu oleh sistem sosial media yang kini dapat beriklan untuk memasarkan produk mereka, seperti Facebook Ads yang dapat membantu untuk beriklan pada platform Facebook dan Instgram, lalu Instagram Shop yang dapat diintegrasikan dengan marketplace dari penjual dan masih banyak lagi yang dapat dimanfaatkan melalui sosial media untuk melakukan pemasaran.

Banyak sekali jenis bisnis online yang beredar, tapi tidak semuanya dapat kita adaptasikan menjadi bisnis karena ada bisns yang memerlukan effort yang lebih dan bahkan ada bisnis yang memungkinkan untuk seseorang tidak mengeluarkan uang modal sekalipun. Ini adalah 5 contoh bisnis online terkenal saat ini:

  1. Dropshipper
    Salah satu jenis bisnis online yang sangat diminati oleh banyak orang khususnya para milenial karena tanpa modal uang, yang diperlukan hanyalah cara pemasaran dan pemilihan channel marketing yang tepat. Biasanya penjual akan menjual barangnya selayaknya online shop pada umumnya, hanya saja penjual tidak pernah menyimpan produknya untuk diperjual belikan. Melainkan penjual akan memesankan barangnya kepada suatu vendor atau penjual yang menjual dalam partai besar untuk dikirimkan kepada pembeli dari dropshipper tersebut.

    Peminat dari bisnis dropship sangatlah banyak, terutama di ecommerce. Bahkan beberapa ecommerce juga telah menyediakan transaksi khusus untuk para dropshipper. Itu menandakan bahwa dropship memiliki banyak peminatnya di ecommerce. Namun kekurangan dari jenis bisnis online ini adalah, kita tidak dapat benar-benar bisa memonitor kualitas produk yang dijual. Karena dropshipper hanya pihak ketiga lalu menawarkan produk-produknya kepada yang berminat.

  2. Reseller
    Jenis bisnis online ini hampir sama dengan dropship, hanya saja reseller atau penjualnya memiliki wujud dari produk yang akan dijual. Sehingga, kualitas produk terjamin dan dapat terus dipantau kualitasnya. Reseller juga banyak digandrungi oleh generasi milenial, karena banyak dari reseller tersebut menjual barang-barang seperti pakaian, sepatu, kosmetik dan lain-lain. Selain itu, untuk menjadi reseller cukuplah mudah, penjual hanya memerlukan modal sesuai dengan vendor syaratkan lalu biasanya penjual dapat membelinya dengan harga menarik yang berada di suatu pasar jika banyak produk yang dibeli.

    Namun kekurangan dari reseller adalah ketika kita tidak dapat memenuhi target penjualan, produk akan tersimpan dan mau tidak mau kita harus bisa menjualnya dan tidak mengedap di gudang.

  3. Online Shop Sendiri
    Jika dropship dan reseller masih sangat bergantung pada pihak lain, siapapun juga bisa membuat produknya sendiri lalu menjualnya melalui marketplace ataupun di ecommerce dan membuat online shop sendiri. Ini lebih efektif karena kita dapat memonitor segalanya secara real time baik itu dari segi kualitas, jumlah produk, dan lain-lain.

    Penjualan dilakukan melalui marketplace atau ecommerce karena dirasa memiliki pasar yang lebih banyak dan siapapun dapat melihat produk yang dijual daripada menggunakan sosial media yang akan sangat memerlukan effort lebih untuk mencari peminatnya karena sosial media di desain untuk terhubung dan berkomunikasi. Sedangkan di marketplace dan ecommerce telah di desain untuk berjualan.

  4. Content Creator
    Di era digital ini, konten dapat dijadikan sebagai suatu produk yang dijual, karena melalui konten mengedukasi, memberikan informasi, untuk promosi bahkan juga dapat dijadikan sebagai bahan untuk personal branding. Jadi bukan tidak mungkin jika konten dapat dibisniskan. Semua itu terangkum dalam content marketing. Di Indonesia sendiri telah banyak bermunculan juga bisnis dengan menjual konten, seperti Makna Creative, Rectmedia dan masih banyak lagi karena memang di Indonesia sendiri telah banyak ahensi yang menjual konten sebagai produknya.

  5. Endorsement
    Salah satu bisnis yang sangat laku pada platform sosial media. Endorsement dapat dijadikan sebagai sarana untuk promosi melalui influencer yang telah memiliki banyak massa. Meskipun memerlukan banyak pengikut, influencer tidak hanya dapat dikatakan bagi mereka yang hanya sekedar memiliki banyaknya massa, tapi juga dapat memiliki engagement yang tinggi dengan para pengikutnya.

Dalam istilah marketing, ada istilah tentang micro influencer yang berarti untuk menjadi influencer tidak harus memiliki banyak pengikut seperti artis dan semacamnya, tapi bagi mereka yang mampu memiliki engagement dan interaksi yang tinggi dengan para pengikutnya, maka dia dapat menjadi seorang influencer. Namun, paling tidak seseorang yang ingin berjalan di ranah micro influencer, dia harus memiliki setidaknya 6000 sampai 8000 pengikut.

Subscribe newsletter kami di sini untuk mendapatkan tips & perkembangan seputar email marketing gratis. Baca juga artikel-artikel lain di blog MTARGET dan jangan lupa bergabung di channel Telegram MTARGET untuk informasi lainnya seputar MTARGET dan berita-berita terbaru.
(Y.P)