Behavioral Email Marketing: Definisi dan Tips Melakukannya

Istilah email marketing pasti sudah tidak asing bagi seorang pebisnis dan marketer. Namun, pernahkah Anda mendengar apa itu behavioral email marketing? Singkatnya, behavioral email marketing adalah email yang dikirimkan, ditargetkan, dan disesuaikan dengan aktivitas audiens di dalam website atau toko Anda. Namun, agar strategi tersebut berhasil, Anda perlu mengetahui cara-cara atau tips jitu untuk melakukannya. Simak artikel ini sampai akhir!

Apa Itu Behavioral Email Marketing?

Pernahkah Anda memiliki pengalaman yang tak terlupakan pada saat Anda masih kecil? Misalnya pengalaman terjatuh dari sepeda, ketika Anda sudah dewasa dan seseorang membahas tentang momen terjatuh dari sepeda, tentu Anda akan tertarik untuk mendengarkan kemudian bertukar cerita terkait hal tersebut.

Hal di atas adalah perumpamaan yang tepat untuk menggambarkan bagaimana behavioral email marketing bekerja. Email marketing jenis ini adalah email yang dikirimkan berdasarkan user behavior terhadap brand Anda, misalnya saat mengunjungi website atau toko offline. Artinya, email yang dikirimkan pun harus customers based dan bukannya marketer based.

Cara Kerja Behavioral Email Marketing

Untuk dapat mengirimkan behavioral email marketing, Anda perlu mengetahui aktivitas dan perilaku audiens Anda terlebih dahulu. Email yang dikirim adalah personalized dan targeted emails, sehingga penerimanya akan merasa bahwa email tersebut memang dirancang khusus sesuai dengan kebutuhan dan aktivitasnya. Namun, bagaimana cara kerjanya?

Cara kerjanya adalah, pada awalnya Anda sebagai pemilik website atau toko akan melakukan pelacakan terhadap aktivitas pelanggan Anda yang terdapat dalam database Anda, bentuknya bisa berupa pembelian atau visit. Kemudian, dari data tersebut, Anda bisa menentukan aktivitas mana yang paling penting untuk dijadikan ‘masalah’ untuk diangkat dalam konten email marketing Anda.

Setelah melakukan tahapan di atas, Anda dapat mengirimkan behavioral email marketing kepada pelanggan sesuai dengan aktivitas mereka. Pada saat pelanggan Anda menerima email tersebut, mereka akan merasa sangat relate dengan email yang Anda kirim, dan hal ini dapat mendorong mereka untuk melakukan suatu tindakan yang memberikan manfaat bagi bisnis Anda.

Tahapan dan Tips Menjalankan Behavioral Email Marketing

Untuk bisa mendapatkan hasil yang maksimal, Anda perlu memperhatikan beberapa cara atau tips untuk bisa menghasilkan behavioral email marketing untuk memaksimalkan strategi tersebut. Berikut adalah beberapa tahapan beserta tips yang dapat Anda lakukan untuk menerapkan strategi ini.

1. Melacak Aktivitas Pelanggan

Cara pertama untuk memulai behavioral email marketing adalah dengan melacak aktivitas audiens Anda. Caranya adalah dengan melakukan pengecekan terhadap database company Anda. Hal ini diperlukan untuk mengetahui apa saja aktivitas yang dilakukan. Aktivitas yang dilakukan biasanya sesuai dengan ketertarikan audiens.

Dengan begitu, melacak aktivitas audiens dapat membantu Anda untuk mengetahui email marketing seperti apa yang akan relevan dan menarik untuk audiens Anda. Email marketing yang relevan akan sangat memengaruhi perasaan audiens Anda untuk melakukan tindakan lanjutan berdasarkan aktivitas audiens Anda.

Terkait metode pengumpulan database-nya sendiri, ada beberapa cara yang bisa Anda gunakan. Misalnya menggunakan Customer Data Platform (CDP), di mana aktivitas pengunjung website dapat dilihat berdasarkan email. Mulai dari halaman mana yang paling sering dikunjungi, paling lama dilihat, tautan yang diklik, dan sebagainya. Namun, umumnya ini hanya terbatas jika sang pemilik alamat email berakhir melakukan pendaftaran atau pengisian data lainnya.

Jika enggan sekompleks itu, Anda bisa menyederhanakan prosesnya melalui online form. Misalnya minta para pelanggan mengisi form survei pada momen tertentu. Apakah itu setelah berbelanja, setelah menerima barang, setelah mengunjungi website/toko, setelah mengikuti event, dan sebagainya. Dengan begitu, data-data yang masuk akan lebih akurat karena diisi sendiri secara sadar oleh para pelanggan.

2. Tentukan Aktivitas yang Paling Penting

Cara kedua adalah Anda perlu menentukan aktivitas audiens Anda yang paling penting, artinya adalah aktivitas yang paling sering dilakukan oleh audiens. Biasanya, hal yang paling sering dilakukan adalah hal yang paling disukai oleh audiens.

Misal, audiens Anda paling sering melakukan pembelian sepatu, artinya audiens Anda punya ketertarikan yang cukup besar pada fashion item yang satu itu dan berkemungkinan membeli lebih banyak di masa mendatang. Berdasarkan data itu, Anda bisa mendorong tindakan pembelian sepatu oleh audiens tersebut melalui email marketing yang dirancang khusus untuk itu.

3. Melakukan Segmentasi dan Tentukan Target Penerima

Melakukan personalisasi email secara manual untuk satu demi satu pelanggan adalah hal yang berat. Sebagai gantinya, Anda bisa melakukan segmentasi audiens berdasarkan data-data yang sudah dikumpulkan dan disortir sebelumnya. Setelah itu, terapkan automasi dalam pengirimannya.

Contoh sederhananya, Anda bisa mengelompokkan daftar audiens yang menggemari produk A (atau jenis A jika terlalu banyak) di toko online Anda. Kemudian Anda bisa mengirimkan automated emails dengan isi konten yang sama, ditambah sentuhan personalisasi melalui nama depan masing-masing pelanggan.

4. Buat Konten Email Marketing yang Menarik

Personalisasi saja tidak cukup! Anda perlu memastikan konten yang Anda kirimkan menarik dan bisa memancing audiens untuk melakukan tindakan yang Anda inginkan. Mulai dengan menulis subject line yang menarik untuk meningkatkan open rate email Anda. Anda perlu menghindari kata-kata yang terlalu mengarah ke clickbait dan justru berdampak buruk pada reputasi email Anda.

Setelah itu perhatikan juga layout, copy, dan desain email Anda. Perlukah menyertakan gambar, di bagian mana, seperti apa, dan sebagainya. Terakhir, jangan pernah lupakan CTA button. Tombol inilah yang seharusnya menjadi bintang utama dalam email Anda. Buat agar menonjol, sehingga audiens mau mengeklik untuk melakukan tindakan lanjutan sesuai harapan Anda.

5. Lakukan Preview dan Testing

Karena nantinya email tersebut akan dikirimkan secara otomatis, maka Anda perlu memastikan semuanya sudah tepat dan tidak ada kesalahan berarti. Untuk itu, Anda perlu melihat preview email, apakah sudah sesuai untuk tampilan mobile dan desktop, apakah terjamin tidak ada typo, gambar bisa muncul dengan resolusi yang baik, tombol CTA berfungsi dan mengarah ke halaman yang tepat, dan seterusnya.

Tambahannya, Anda bisa melakukan A/B testing untuk melihat email mana yang paling efektif dalam meraih open rate, click-through rate (CTR), dan conversion rate. Hal-hal tersebut meliputi penyusunan subject line, isi email, CTA button, dan halaman arahan dari CTA tersebut.

7. Kirimkan dengan Automasi

Seperti yang sudah sempat disinggung sebelumnya, cara terbaik untuk mengirimkan behavioral email marketing adalah dengan teknologi automasi. Anda bisa menggunakan fitur triggered based email seperti Email Automation kami. Di mana sebuah email dikirimkan ke beberapa kelompok pengguna tertentu dengan kondisi yang sudah ditetapkan secara otomatis.

Misalnya, email untuk mendorong pembelian dapat Anda kirimkan segera setelah seorang pelanggan diketahui menambahkan barang ke shopping cart mereka. Konsepnya mirip-mirip dengan transactional email yang akan segera terkirim ketika trigger-nya terpenuhi.

Baca Juga

Demikian artikel ini membahas perihal behavioral email marketing dan tips melakukannya. Maka dari itu, untuk Anda yang masih mengirimkan email tanpa personalisasi, inilah waktunya Anda mengubah email marketing strategy. Coba terapkan tips di atas untuk meningkatkan performa email marketing campaigns Anda.

Kunjungi blog kami dan baca artikel lainnya guna menambah wawasan Anda. Atau jika Anda lebih suka mencoba langsung, silakan daftarkan diri Anda di sini untuk menggunakan email marketing dashboard kami secara gratis.

(A.D) edited by (V.V)