Bagaimana Cara Menulis Follow-Up Email?
Follow-up email adalah jenis email marketing yang dikirimkan ke email address yang Anda tuju sebagai tanggapan atas tindakan yang telah dilakukan pelanggan Anda. Contoh dari follow-up email yaitu mendorong audiens atau pelanggan Anda untuk memilih paket berbayar dibandingkan free trial karena aksesnya tidak terbatas dan banyak tools atau fitur yang tersedia.
Email click-through rate dihitung dengan jumlah pelanggan yang telah mengeklik setidaknya satu tautan dalam email marketing campaign Anda. Untuk menghitung email click through rate yaitu jumlah orang yang telah mengeklik email marketing Anda dan bagi dengan jumlah email yang telah Anda kirim, kemudian dikali dengan 100 untuk menunjukkan persentase. Berikut rumus dari Click-Through Rate (CTR):
Email CTR = (Number of Click / Number of Delivered Emails) x 100
Selanjutnya, kami akan membahas bagaimana cara menulis follow-up email yang baik dan benar agar hasil CTR Anda meningkat.
7 Cara Menulis Follow-Up Email Untuk Meningkatkan CTR Anda
1. Kirimkan Konten yang Relevan
Konten yang relevan menjadi pengaruh yang besar untuk meningkatkan nilai CTR Anda, karena pelanggan atau audiens Anda pasti tertarik untuk membuka isi follow-up email Anda dengan isi konten relevan sesuai kebutuhan mereka. Terlebih, jika Anda memberikan email yang membantu mereka memahami kesulitan mereka dengan mengatasi pain point yang sedang mereka alami.
Jangan lupa untuk menyisipkan social proof di setiap email Anda. Sehingga, ketika Anda menyasar konversi di setiap email Anda, mereka akan percaya karena adanya social proof. Berikan social proof seperti case studies atau testimonials.
2. Lakukan Pengujian Subject Email
Hal pertama yang dilihat penerima Anda dalam follow-up email yaitu subject line. Optimalkan subject line Anda terlebih dahulu sebelum Anda mengirim pesan kepada pelanggan atau audiens Anda. Anda harus mencoba membuat subject yang menarik dan relevan dengan isi email. Terdapat cara sederhana untuk menguji subject line Anda sebagai berikut:
- Langkah pertama, tuliskan dua versi subject line Anda dan ditandai sebagai SL 1 dan SL 2.
- Langkah kedua, pisahkan daftar email Anda menjadi 2 bagian yang sama dan ditandai sebagai grup A dan grup B.
- Langkah ketiga, kirimkan SL 1 dan SL 2 masing-masing ke grup A dan grup B.
- Langkah keempat, bandingkan email open rate antara grup A dan grup B.
- Langkah kelima, perhatikan grup yang menghasilkan open rate yang lebih baik tentunya memiliki subject line yang paling relevan dan cocok.
3. Manfaatkan Pre-Headers dengan Baik
Semua jenis email marketing termasuk follow-up email tentunya memanfaatkan pre-headers untuk membantu Anda dalam menarik perhatian pelanggan atau audiens Anda. Anda bisa mendapatkan click-through rate yang wajar dengan menjaga agar pre-headers Anda relevan dengan tautan yang ada di dalam email Anda.
4. Optimalkan Email Anda Untuk Mobile Devices
Device atau perangkat yang digunakan untuk membaca email Anda juga menentukan bagaimana recipient menerima email Anda. Secara sederhana, ketika Anda tidak mengoptimalkan email untuk mobile device, maka audiens atau pelanggan Anda kesulitan untuk membaca topik penting dari isi email tersebut.
Kemungkinan besar mereka memindahkan follow-up email Anda ke trash folder, dengan demikian hal ini menurunkan click-through rate Anda. Ini adalah salah satunya contoh email yang harus Anda hindari. Anda bisa mengoptimasi email Anda untuk mobile devices menggunakan email templates produk kami.
5. Kirimkan Email di Waktu yang Tepat
Pertimbangkan waktu pengiriman email Anda dan temukan jam yang cocok. Waktu yang biasa dipakai bisa dilihat dari seberapa sering mereka membuka email atau juga saat audiens Anda sedang beristirahat. Jika Anda telah menemukan jadwal yang tepat maka Anda lebih mudah mendapatkan banyak klik sehingga meningkatkan CTR.
6. Gunakan Satu CTA dalam Email Anda
Tambahkan satu Call to Action (CTA) ke dalam follow-up email Anda sehingga penerima hanya berfokus pada satu tindakan saja. Pastikan juga bahwa isi email Anda mendorong penerima membaca untuk mengambil tindakan yang disebutkan dalam CTA. Perhatikan juga penempatan CTA ketika mengirim email Anda.
7. Gunakan Kalimat FOMO
Anda dapat menggunakan kalimat Fear of Missing Out (FOMO) untuk menciptakan rasa urgensi dengan menawarkan kesepakatan terbatas yang memberi perasaan menindaklanjuti sekarang atau tidak sama sekali kepada audiens atau pelanggan Anda.
Buatlah CTA yang menarik dengan menggunakan kata atau kalimat yang tepat yang memberikan solusi ke pain points mereka sehingga pelanggan Anda tidak sabar untuk mengambil tawaran tersebut.
Itu dia 7 cara menulis follow-up email yang bisa Anda lakukan dan penting untuk menguasainya pada setiap email yang dikirimkan kepada audiens atau pelanggan Anda. Jika cara tersebut Anda lakukan dengan benar memungkinkan hasil CTR yang Anda dapatkan meningkat.
Selain itu, dapatkan juga tips dan trik menarik lainnya pada blog kami. Ingin memulai menggunakan email marketing campaign dengan kami? Daftarkan diri Anda di sini.
(S.A)